"Tuan Putri, air susu dan bunga untuk Anda mambasuh diri sudah siap."
Sang pelayan menunduk setelah menyampaikan maksud kedatangannya. Sementara Alsyna yang tengah duduk diatas tempat tidurnya langsung bangkit berdiri dan berjalan kearah kolam pribadinya lalu mulai berendam di dalamnya. Ukuran kolamnya cukup besar, bentuknya melingkar dengan diameter sekitar 3 meter.
Selepas membersihkan diri Alsyna diantar para pelayan untuk makan bersama anggota kerajaan di kastil utama. Di sana dia duduk disamping Pangeran Almeer yang merupakan putra selir istimewa raja.
Istana Ephemeral memang sangat luas. Kastil utama milik raja berada di bagian depan, tepatnya beberapa puluh meter di belakang gerbang dalam. Di sebelah kanan ada kastil yang lebih kecil dari kastil utama yang merupakan kediaman Alsyna.
Sementara kastil Pangeran Almeer dan ibunya ada disebelah kiri kastil utama. Di belakang juga terdapat beberapa kastil kediaman para istri raja dan anaknya. Hanya Alsyna yang sendiri, sebab ibunya yang merupakan ratu utama bertempat tinggal bersama raja di kastil utama.
"Hai kak, masih ingat padaku?" sapa Pangeran Almeer saat Alsyna duduk.
"Almeer," jawab Alsyna sambil tersenyum tipis. Dia sudah memaklumi perilaku Almeer yang suka bercanda.
Almeer tertawa kecil lalu bergerak memeluk Alsyna singkat. Memang Almeer adalah pangeran yang paling akrab dengan Alsyna. Meski jarak kediaman mereka cukup jauh, Almeer kerap kali datang menemui Alsyna.
Jamuan makan datang dan makan pun dimulai dengan khidmat. Hingga selang beberapa menit, makanan di piring Alsyna tandas. Tanpa ingin berlama-lama Alsyna langsung bangkit berdiri, membungkuk pada raja dan bergegas meninggalkan kastil utama.
"Putri Alsyna!" Dibelakang Almeer memanggil namanya, membuat langkah Alsyna kontan terhenti. Dia menoleh dan mendapati Almeer setengah berlari menuju ke arahnya.
"Kenapa?" tanya Alsyna saat Almeer berada tepat di hadapannya.
"Kau tidak pernah keluar istana, bukan?" Bukannya menjawab, Almeer justru balik bertanya.
Alsyna tak menjawab sebab ia yakin Almeer tahu jawabannya.
Almeer berdeham melihat kebungkaman Alsyna lalu kembali bertanya, "Akhir pekan ini aku akan berburu selama beberapa hari di hutan. Mau ikut berburu denganku tidak? Aku dengar, keterampilan memanahmu cukup bagus."
Binar bahagia terpancar pada netra Alsyna saat mendengarnya. Ini kesempatannya untuk melihat dunia, lebih dari kawasan istana. "Benarkah? Kau mau mengajakku?"
"Tentu saja," jawab pangeran Almeer.
Alsyna terdiam, binar bahagianya meredup kala mengingat sesuatu. Dia kontan menghela napas.
"Tapi, bagaimana dengan ayahanda dan ibunda ratu, apa mereka akan mengijinkanku keluar istana?" ujar Alsyna lirih.
Almeer terdiam, sejujurnya dia juga bingung bagaimana cara berbicara pada raja. Tapi dia juga kasihan pada kakak pertamanya sekaligus putri satu-satunya Ephemeral yang tidak pernah keluar kawasan istana.
Beberapa menit keduanya hening, para pelayan pun tak dapat berbicara apapun.
"Apa kau tidak mencoba mendapat izin sekali ini saja? Setidaknya hanya untuk tiga hari kedepan?" tanya Almeer.
"Aku tidak yakin." Alsyna kembali menjawab lirih dengan kepala tertunduk dan dua kali gelengan.
"Coba sekali ini, aku akan bantu bicara pada raja."
Alsyna mendongak dan mendapati Pangeran Almeer yang tengah tersenyum kearahnya. Alsyna balas tersenyum sebelum akhirnya menganggukan kepala.
Sekali ini saja, Alsyna berharap dia bisa keluar barang sebentar dari istananya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral Princess [Segera Terbit]
Fantasy[Follow sebelum membaca~] Advance Team 3 - Orion Belt -A Fantasy Story- **** • Ephemeral Princess • Alsyna, sang Putri Ephemeral yang manja jatuh hati pada seorang kesatria, namanya Cleine Aegus Eustacio. Namun, sayang kesatria Cleine justru mencint...