•Book 4 | Love And Rejection•

106 33 0
                                    


Terhitung sudah sekitar dua minggu sejak Cleine resmi menjadi pengawal pribadi Alsyna. Dia selalu mengikuti gadis itu ke mana pun, kecuali di kamar dan kolam sebab hal tersebut dilarang.

Sementara Alsyna sudah semakin gencar mengejar Sang Kesatria. Sebisa mungkin, dia akan membuat intensitas obrolan mereka lebih sering. Bahkan dalam waktu dekat, dia berniat menyatakan perasaannya. Meski dalam hati dia bertanya-tanya, akankah Cleine balik menyukainya?

“Alista, menurutmu bagaimana? Apa Cleine menyukaiku?” Alsyna bertanya saat hanya ada dia dan Alista di dalam kamar.

“Mungkin saja, Anda adalah Tuan Putri, mana bisa ada yang menolak?” Alista menjawab dengan nada jenaka dan dengan begitu saja wajah Alsyna berubah memerah. Jika dulu dia tidak menyukai pujian semacam itu, kini berkat Cleine dia merasa harus mensyukuri kedudukannya.

“Atau mungkin sekarang saja aku menyatakan perasaanku padanya?”

Kepercayaan diri Alsyna yang semula redup kini menyala hanya karena candaan Alista. Sedangkan Alista hanya tersenyum tipis sebagai tanggapan.

Alsyna bangkit dari duduknya, berjalan ke arah pintu di mana Cleine berada di sana dengan debaran jantung yang menggila. Sebenarnya dia gugup juga takut kalau-kalau Cleine tak menyukainya.

“Sir. Cleine, bisa kita bicara? Aku akan menunggu di taman istana.”

Setelah berucap seperti itu pada Cleine yang tengah mengobrol dengan seorang penjaga, Alsyna langsung berjalan cepat ke arah taman istana. Untuk kali ini Alista tidak mengikuti Tuannya pergi, dia memutuskan untuk menunggu Alsyna kembali dan berharap rencana Tuannya berjalan lancar.

***

Sudah cukup lama waktu berselang keduanya masih hening setelah pertanyaan Kesatria Cleine beberapa menit lalu, ‘Apa yang ingin Anda bicarakan, Tuan Putri?’.

Akhirnya Cleine yang sudah tak tahan oleh suasana hening itu kembali angkat suara, “Anda ingin membicarakan apa, Tuan Putri?”

Barulah Alsyna yang menunduk mendongak menatap Cleine, “Aku ... aku mencintaimu, Sir. Cleine.”

Cleine hanya diam, tak menjawab. Dia memang sudah tahu kalau tuannya menyukainya, tapi dia cukup terkejut lantaran rasa suka tuannya berkembang cepat menjadi cinta, padahal selama ini Cleine tak membubuhkan harapan pada perasaan itu. Dia juga tak menyangka akan mendapat pernyataan cinta dalam waktu singkat dari Sang Tuan Putri.

Menghela napas singkat, Cleine memberanikan diri untuk membeberkan perasaannya. Tidak mungkin dia mau memiliki hubungan dengan orang yang tidak dicintainya, meski orang itu Putri sekalipun.

“Hamba minta maaf Tuan Putri, tapi hamba mencintai gadis lain. Lagi pula, hamba menganggap Tuan Putri hanya sebatas Tuan hamba, tidak lebih.”

Jawaban tegas kesatria Cleine benar-benar meruntuhkan hati Alsyna. Matanya memanas, tapi sebisa mungkin dia menahan tangisannya. Lalu dengan suara bergetar yang lirih, Alsyna bertanya, “Siapa ... gadis itu?”

“Alista Catrina, sahabat sekaligus pelayan pribadi Tuan Putri.”

Sekali lagi, jawaban Cleine membuat hati Alsyna semakin sakit. Kenapa Alista seolah mendukungnya padahal dialah yang dicintai Cleine? Kenapa Alista tak pernah cerita kalau dia mengenal Cleine, sebab jika tak mengenal bagaimana mungkin Cleine bisa jatuh cinta padanya, kan?

Alsyna diam, semua yang dia pikirkan tak tersuara, sebab memang sulit. Pantas saja Cleine terlihat peduli pada Alista. Rasanya sesak, seperti ada bongkahan batu besar yang menindih hatinya. Fakta yang baru dia dengar, benar-benar mengejutkan juga menjengkelkan.

Tanpa berkata apa pun Alsyna segera berbalik meninggalkan Cleine. Dia berlari ke arah kastelnya dan langsung menuju kamar. Semoga saja Alista tidak ada di sana, sebab jika gadis itu di sana dia tak yakin bisa diam saja.

Sayang harapan Alsyna kembali tak terealisasi. Saat masuk ke dalam kamar yang menyambutnya adalah sebuah suara yang sangat tidak ingin ia dengar untuk sekarang. Ya, suara Alista yang ternyata masih menunggu di sana.

“Bagaimana? Apa Kesatria Celine menerimanya?”

Alsyna tertawa, pertanyaan Alista terdengar lucu di telinganya. Lalu dia berujar sarkas, “Menerimanya?” dan kembali, Alsyna tertawa, kali ini lebih nyaring.

“Tuan Putri ... kenapa? Apa ada masalah?” tanya Alista hati-hati. Dia mencoba memosisikan diri menjadi sahabat. Entah kenapa perasaan tak enak muncul dalam hatinya.

Seketika tawa Alsyna terhenti, matanya menatap nyalang ke arah Alista. Hal yang sukses membuat Alista menunduk ketakutan sebab merasakan hawa tak bersahabat dari Alsyna.

“Kau adalah permasalahannya Alista!” teriak Alsyna marah. Dia berjalan mendekat ke arah Alista. Lalu mengangkat dagu gadis itu, membuat Alista kini langsung berhadapan dengannya.

Alsyna mendecih pelan sebelum mundur dua langkah.

“Kenapa kau tidak menceritakan apa pun tentang kedekatanmu dengan Kesatria Cleine, hah!? Aku tahu, dia mencintaimu, Alista!”

Alista diam, mencoba menyerap kalimat dari Alsyna sebelum akhirnya bersuara lirih, “Aku bisa menjelaskan semuanya, Tuan Putri.”

“Lalu kenapa kau hanya diam? Aku ini sahabatmu, kau juga tau aku mencintainya!” Alsyna kembali berteriak, persetan dengan sopan santun dan etika seorang Putri, dia kesal. Dia selalu menceritakan semuanya pada Alista, tapi lihat, Alista bahkan tak percaya padanya untuk menceritakan ceritanya.

Sementara Alista hanya diam, tak bisa menjawab. Dia ingin cerita, hanya saja dia tak ingin membuat Alsyna sakit hati karena Alsyna lebih dulu bercerita kalau dia mencintai Cleine. Alista lebih memilih memendam ceritanya, mengubur semua perasaannya pada Cleine.

“Kenapa kau hanya diam?” Alysta bertanya, kali ini tanpa teriakan. Selama beberapa saat hening. Tak mendapat jawaban, Alsyna menghela napas.

“Keluar!”

Dia menunjuk pintu keluar membuat Alista menggangguk menurut lalu segera keluar.

Alsyna butuh waktu sendiri, sementara Alista akan merenungi kesalahannya.

(~•~) To be Continued (~•~)

Hai, guys? Gimana kabarnya? Yuhuu ... gimana sama part 4 ini? Suka nggak? ^^

Okelah, jangan lupa vote dan comment, ya, karya Orion Belt ini! Kritik dan sarannya, jangan lupa, oke?^^

See u next part! Love, Dwi Asriati

Kamis, 22 April 2021

Ephemeral Princess [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang