02

74 17 2
                                        

Selamat membaca ...

"Eh Dar, masa tadi gue liat bule cantik lagi duduk depan kelas IPA 1." Jaehan dengan antusias berseloroh menceritakan kepada Haidar apa yang baru saja netranya tangkap. Semua yang dirinya sempat lihat dari gadis yang telah menarik perhatiannya itu, kecuali kehadiran Noah yang membuat banyak tanda tanya dalam kepala Jaehan.

Haidar hanya mendengarkan celotehan dari sahabatnya dalam diam. Seperti sebuah deja vu, ia dapat memprediksi kalimat apa yang selanjutnya akan keluar dari birai Jaehan. Dan benar saja, Jaehan menyebutkan semua kalimat yang sempat terlintas di benak Haidar. Persis seperti kalimat dua tahun yang lalu yang juga Jaehan ungkapkan.

Tanpa melihat langsung, sebenarnya Haidar sudah tahu bagaimana rupa dan bentuk gadis yang dimaksud oleh Jaehan. Jaehan menjelaskan semua itu dengan sangat rinci dan juga apik.

"Salah liat kali. Mana ada bule cantik sekolah di sini," komentar Haidar seadanya. Berharap, reaksi yang kurang antusias ini bisa membuat Jaehan berhenti untuk membahas gadis itu. Gadis yang seharusnya tidak ada di pikiran Jaehan untuk saat ini.

Sejujunya Haidar tahu pasti siapa gadis yang dimaksudkan oleh sahabatnya. Setelah melajukan motor keluar dari area parkiran, dirinya sempat melirik gadis yang dimaksud Jaehan. Bersama Noah, mereka mengobrol di depan kelas.

Namun Jaehan terus saja berbicara. Bahkan mengulang kalimat yang sama. Haidar tidak bodoh. Ia tahu sahabatnya tengah menaruh hati pada gadis itu. Seperti jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi nyatanya ini lebih rumit dari yang dipikirkan banyak orang.

"Tapi Dar, tadi gue liat si Noah nyamperin tuh cewe," tukas Jaehan lagi.

Pada akhirnya pemuda dengan senyuman semanis madu itu mengeluarkan semua yang ada di benaknya. Walaupun tadi sempat sedikit memendam. Jaehan sungguh tidak bisa menahan diri untuk tidak mempertanyakan lebih jauh perihal gadis yang tadi sempat menarik perhatiannya.

Membuat Haidar mengumpat dalam diam. Ternyata Jaehan juga sempat melihat Noah ada di sana. "Oh gue lupa. Tuh cewe cem-ceman si Noah."

"Gitu ya," respon Jaehan berujar seadanya dengan lemas.

Kentara sekali bahwa Jaehan sangat kecewa. Jaehan berharap dirinya bisa mengenal dan dekat dengan gadis itu. Tetapi jika gadis itu adalah incaran sahabatnya, tidak ada yang bisa diperbuat.

Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan di antara mereka. Yang terdengar hanya embusan angin menerpa tubuh di atas motor yang melaju cukup kencang. Hingga mereka tiba di depan kediaman Jaehan.

"Mampir dulu gak Lo Dar?" tanya Jaehan membuka lebih lebar gerbang depan rumahnya. Dengan maksud agar motor yang dikendarai Haidar dapat lebih leluasa untuk masuk.

Haidar menggeleng samar. "Enggak deh, salam aja buat Mami."

***

"Beneran gak papa No?" tanya Gaby sambil bergerak gelisah sembari melirik kanan dan kiri.

Untuk yang kesekian kalinya, gadis itu menanyakan hal yang sama. Sedangkan Noah, pemuda itu sudah memamerkan eye smile andalannya sembari mengusak-ngusak pucuk kepala Gaby karena tidak tahan menahan gemas.

Noah mengangguk pasti guna menjawab. Meyakinkan Gaby jika apa yang mereka lakukan tidak akan menimbulkan masalah. Tapi ternyata Gaby tetaplah Gaby, gadis itu sama sekali tidak terpengaruh dengan rayuan dari seorang Noah.

Selalu

Dari dulu

"Gak jadi deh. Gue males kalo urusannya panjang besok," final Gaby sambil memainkan tali hiasan yang menggantung lucu pada ujung tas baru miliknya dengan warna favorit kesukaannya.

Missing Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang