16

36 7 1
                                    

Selamat membaca ...

Kedua mata Jaehan tak lepas memandang seorang suster yang tengah memeriksa hasil kesehatannya.

"Sus, ada sesuatu di wajah," ucap Jaehan yang langsung membuat suster itu kebingungan.

"Ada apa, make up gak rapi atau nasi sisa makan siang tadi?"

"Bukan Sus, tapi ..., pesona Suster," ujar Jaehan sambil cekikikan.

Langsung saja Jaehan mendapat hadiah cubitan dari sang Mami. Saat ini mereka sekeluarga tengah berada di ruangan dokter yang menangani kesehatan Jaehan.

"Jangan buat malu. Bisa-bisa Kamu dipindahin ke bagian kejiwaan," bisik Lina tapi masih dapat di dengar oleh semua orang.

Membuat dokter yang tengah membaca hasil kesehatan Jaehan tergelak. "Kayanya udah sehat banget ya saudara Jaehan."

"Sehat banget Dok, gak sabar pengen sekolah," jawab Jaehan disertai senyumnya.

"Gak sabar pengen sekolah apa pengen ketemu yang kemarin dilupain?" goda sang dokter yang membuat Jaehan memalingkan wajah malu.

Mendengar kata sekolah, Leo yang tadinya tenang di pangkuan Bara jadi krasak-krusuk sendiri. "Lele juga udah sekolah Doktel. Iya kan Pi?"

"Iya besok sekolah lagi." Bara menjawab singkat. Bapak dua anak itu sangat berharap agar percakapan dengan si bungsu selesai. Dan dapat segera tahu hasil pemeriksaan terakhir anak bujangnya.

"Jadi Pak Bara, Ibu Lina dan Saudara Jaehan. hasik pem—."

"Lele kok gak disebut sih," Leo dengan lucunya membuat ekspresi marah. "Gak kawan lagi sama Pak Doktel."

Sudah. Bara dan Lina di buat malu oleh tingkah kedua anaknya.

"Oh iya lupa, saya ulangi. Jadi Pak Bara, Ibu Lina, Saudara Jaehan dan Leo juga," lanjut Dokter sambil terkekeh menahan tawanya.

"Berdasarkan pemeksaan medis dan keterangan dari saudari Jaehan sendiri, untuk saat ini tidak ada masalah. Yang kita tahu kecelakaan satu tahun lalu tidak berdampak apapun pada fisik Jaehan. Jadi fisik saudara Jaehan sehat tidak ada keluhan, dan seperti remaja pada umumnya." Penjelasan dokter membuat Bara dan Lina bernafas lega.

"Ingatannya pun demikian, saudara Jaehan mengaku mengingat semua yang kemarin terlupakan. Kecuali ingatan-ingatan kecil yang hilang karena waktu tentunya," lanjutnya lagi. Yang lagi-lagi mendapat helaan napas lega.

"Jadi, anak saya sudah benar-benar sembuh Dok?"

"Anak Bapak tidak sakit," ucap dokter dengan senyum. "Sudah saya jelaskan kecelakaan tahun lalu tidak berdampak pada kesehatan. Hanya saja, sebagian memorinya hilang. Dan akan sangat sakit jika itu tiba-tiba muncul atau kembali."

"Apa kalau Jaehan ingat sesuatu lagi akan sampai pingsan lagi Dok?" kini Lina yang bersuara. Berharap kejadian dirinya ditelpon piha sekolah dua hari lalu tidak terulang lagi.

"Kemungkinan tidak akan mengingat sesuatu lagi. karena yang dilupakan Jaehan sepenuhnya hanya tentang satu orang bukan?" lalu dokter tersenyum jahil pada Jaehan.

"Kecuali ada seorang atau lebih lagi yang dilupakan oleh anak bapak."

***

Gaby mengikuti langkah lebar Noah dengan kesusahan. Setelah beberapa menit yang lalu keluar dari bioskop, mereka belum memutuskan akan pergi kemana.

"Kalo jalannya masih lebar-lebar Aku gak mau ng-date lagi ya!" seru Gaby membuat Noah menghentikan langkahnya.

Lelaki itu menghadap kebelakang dan mendapati Gaby yang sekarang kekasihnya tengah mendengus kesal dengan ekspresi yang malah terlihat lucu.

Missing Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang