Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Begitulah kata Wira, karakter archer dan swordmancher yang kini tengah berbaring di atas tikar bersama cowok berlesung pipit, Mahen.
Kini jumlah penyintas menjadi lima orang dan mereka adalah manusia yang dikendalikan oleh program, sama-sama bertanya tentang keberadaannya di sini, mencoba mengeduk informasi yang bisa dijadikan petunjuk sebagai jalan pulang tanpa harus bersusah payah memainkan gim.
"Gue belum perkenalan, ya? Hahah, kenalin gue, Wira, nama akun--"
"Gue udah tau. Wirakean." Miky menyambar, kebiasaannya saat jengkel.
Setelah bermain cukup lama dan berakhir gagal tidak akan membuat perasaan gamers berbunga-bunga. Miky yang notabene selalu menyalahkan keadaan tidak pernah pusing menyembunyikan emosi, seperti sekarang.
"Mikymouse? Itu nama asli lo?" Kali ini seorang gadis berikat rambut satu ikut dalam pembicaraan.
"Gue Miky," jawabnya ogah-ogahan.
Melihat tingkah laku musuhnya yang tak enak dipandang dan sangat tidak baik dimasukkan ke dalam hati membuat Mahen meringis.
"Jangan dimasukin dalam hati, dia emang menjengkelkan." Mahen mengangkat bahu, tidak peduli sorot tajam cowok bermata sipit yang seakan menguliti.
Gadis tersebut tertawa, lantas mengangguk pelan. Sadar si pemilik bulu mata lentik itu belum menyebutkan nama, Mahen kembali membuka suara.
"Kalau nama lo?"
Hening sejenak, semua pasang mata tertuju pada satu gadis, kecuali Miky yang kini sudah memeluk lutut dan membenamkan kepala di balik lipatan tangan.
"Gue Daviera, tapi lebih senang dipanggil Davichi."
"Kenapa?" Kali ini Gea berbicara.
"Gue suka dengar lagu-lagunya Davichi."
Jawaban Vichi mengundang Mahen bersorak. "Kita sama kalau gitu. Lagu-lagu mereka enak didengerin."
"Berisik lo!" Miky melempar Mahen menggunakan tas punggung.
Cowok itu hendak balas dendam, tetapi tangan Vichi langsung melerai, lantas menggeleng. Dia menjatuhkan tas digenggaman. Jika bukan karena tangan gadis itu, dapat dipastikan benda berukuran agak besar tersebut akan kembali melayang ke empunya.
Pembicaraan kembali berlangsung. Kali ini mereka membahas tentang dunia bersistem algoritma yang membuat mereka terjebak. Mahen banyak bertanya sebab masih tergolong pemain baru meskipun selalu memainkan gim ini di dunia nyata, begitu pula Gea yang hanya mengetahui beberapa hal, sedangkan Miky mendengarkan tanpa minat.
Sesekali Wira dan Vichi bergantian menjelaskan. Tentang kemungkinan mengapa mereka bisa mendapatkan karakter sebagai archer misalnya.
"Gue dan Vichi sebagai pemanah dan pendekar karena kita berdua berpikiran level gim yang kita mainkan masih tergolong rendah, level enam, sedangkan Gea, dia pemain pemula, baru menginjak level?"
"Level dua." Gea menambahkan, sebab Wira lupa apa yang hendak disampaikan.
Wira mengangguk. "Nah, lo berdua adalah level MVP, most valuable person, karakter tingkatan paling tinggi di antara kita, itu tandanya lo berdua udah ada di level teratas gim di dunia nyata."
Mahen mengangguk pelan seraya berpikir. "I-iya bener. Gue level 14, satu level lagi sampai ke akhir gim."
Ketiga manusia itu menggeleng takjub, lalu beralih ke Miky, ingin tahu. Miky yang sadar tengah ditatap langsung mendongak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Game (L)over✓
FantasiaMiky dan Mahen adalah sepasang sahabat yang rela bermusuhan untuk mendapatkan gelar Gamers Sejati di angkatan prodi mereka, Game Application and Technology. Nasib baik maupun nahas selalu membersamai, termasuk terjebak ke dalam dunia gim, bertemu se...
