Chapter 97.

3.8K 339 200
                                    

Ada salah satu part yang sebaiknya kalian baca sambil mendengarkan lagu can't help falling in love - Hailey Reinhart (ini versi remake). Gak dengerin juga gpp sih, cuma biar lebih terasa aja gitu.

Di bagian mana? Nanti kalian bakal tau kok setelah baca :)

Dan part ini sangat panjang, akan memerlukan waktu untuk membacanya.

Happy reading warga Westwood...

***

Aku akhirnya menemukan Eunwoo diantara kerumunan. Dia sedang berbicara dengan seorang wanita berusia hampir enam puluhan.  Ketika aku mendekatinya, dia menoleh dan tersenyum padaku, mengajakku agar ikut bergabung dan mengenalkanku pada wanita itu.

"Ini Kyra, sepupu saya," kata Eunwoo pada wanita itu. "Kyra, ini Mrs. Abraham. Dia salah satu kolega ayahku."

Aku dengan sopan menjabat tangannya dan memperkenalkan diri. Kami berbincang sebentar sampai seorang pembawa acara yang berdiri di atas panggung mengumumkan bahwa makan malam telah tiba dan para undangan di persilahkan untuk menuju mejanya.

"Ayo," ajak Eunwoo. Dia memberikan lengannya agar aku bisa mengaitkan tanganku di sikunya.

"Sekarang, kau bilang aku sepupumu?" Aku bertanya ketika kami mengikuti kerumunan orang yang mengobrol ke ruangan lainnya. Ruangan yang di sediakan untuk makan malam.

"Dia saudara jauh, Kyra. Yang mana berarti, dia adalah saudaramu juga. Jadi, aku tidak bisa bohong soal itu," jawab Eunwoo. "Dari mana saja kau? Urusanmu dengan Kim sudah selesai?"

"Ya," aku mendesah pelan. "Sudah selesai."

Aku melewati pintu besar dan masuk ke dalam sebuah ruangan besar. Sama besarnya dengan aula rumah ini. Interiornya menakjubkan. Empat lampu chandelier besar tergantung rendah, cahayanya memberikan kemilau yang indah. Langit-langit ruangan ini tinggi, berbentuk melengkung. Di tiap-tiap sisinya terlukis lukisan indah karya pelukis terkenal— aku tidak tahu karya siapa, tapi aku yakin dia terkenal. Di bagian depan, ada sebuah panggung berukuran sedang, tidak sebesar di aula. Di tengah-tengah panggung ada cake tinggi, bertingkat-tingkat. Asumsiku, itu adalah kue Mirae. Dan seperti halnya di depan, panggung ini pun mempunyai layar di atasnya.

Setidaknya ada puluhan meja bundar dengan delapan kursi yang melingkarinya. Gelas-gelas kristal dan piring porseline tertata rapi di atas meja yang beralas kain linen. Di tengah-tengah meja ada bunga peoni putih terangkai di sekitar tempat lilin perak, terbungkus kain sutra halus— tampilannya sangat indah. Di sebelahnya terdapat keranjang besi yang berisi kue-kue.

Kutarik lagi kata-kataku ketika aku bilang Mirae buruk dalam mengorganisir pesta. Untuk yang satu ini, dia sangat hebat. Mungkin juga karena interior bangunannya yang sudah mendukung. Membuatnya semakin magical. Aku merasa seperti sedang menghadiri pesta royal yang ada di buku dongeng.

Eunwoo menanyakan penempatan tempat duduk pada panitia petugas dan membawaku ke sebuah meja yang terletak di pinggir. Sudah ada dua pasang suami istri paruh baya dan seorang pria muda di sana. Aku tidak mengenal mereka tapi sepertinya Eunwoo mengenal mereka dengan baik. Sebab, ketika kami mengambil kursi dan duduk, Eunwoo segera menyapa mereka dengan ramah. Aku hanya tersenyum pada mereka semua.

Bila saat di aula tadi aku kesulitan menemukan Jungkook karena banyaknya orang yang berkerumun. Kini, aku bisa menemukannya dengan mudah. Dia duduk di meja bagian tengah bersama Mirae dan keluarganya. Dari tempatku, aku hanya bisa melihat dia dari sisi sampingnya. Dia duduk di sebelah Mirae, sedang berbincang dengan keluarganya. Tertawa dan terlihat bahagia. Dia seperti orang asing untukku, seolah kami tak pernah mengenal satu sama lain dan itu membuatku panas.

Vengeance (S1) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang