Chapter 72.

4.2K 343 27
                                    

🔞 mature content in some part.

Aku terbangun dengan mengalami disorientasi, merasa bingung dimana aku berada. Aku tidur dengan posisi miring, jadi yang pertama kulihat adalah dinding berwarna pastel. Dan aku tersadar dimana aku berada, di apartment lamaku. Aku segera menggeliat, merentangan tangan dan membalik posisi tubuhku yang miring.

"Tidurmu nyenyak, whiskey?"

Sebuah suara yang muncul membuat aku terkejut dan terkesiap, sontak aku langsung terduduk dengan kaget. Aku menoleh dan menemukan Taehyung duduk di kursi kecil di ujung tempat tidurku. Kacamata menggantung dihidungnya, dan sebuah novel sedang di gengamannya.

"Taehyung?" Tanyaku, aku celingukan. Melihat sekeliling kamarku, mengkonfirmasi bahwa penglihatanku benar, bahwa aku ada di apartemen lamaku bukan di tempat lain. "K-kenapa kau ada disini?"

Dia menutup bukunya dan mengulas senyuman hangat untukku. "Untuk menemanimu." Dia menaruh buku itu di meja riasku, kemudian bergerak untuk duduk di tepi kasurku.

Aku tak mengalihkan pandanganku darinya saat dia bergerak untuk menghampiriku. "Bagaimana kau tahu aku disini?" Tanyaku. Aku bergeser sedikit saat dia mendudukan bokongnya ditepi kasurku. "Bagaimana caranya kau masuk?"

"Menemukan mu adalah hal yang mudah selama ada Namjoon hyung, aku tahu passwordmu apartemen mu. Kau menggunakan tanggal ulang tahun ibumu." Jawabannya membuat keningku menyengrit.

Aku menatap dengan bingung. "Maksudku— aku pergi tanpa diketahui siapa-siapa. Bagaimana kau bisa tahu aku pergi?"

"Jungkook."

"Jungkook?" Aku mengulangi dengan bingung.

"Dia menghubungiku, memintaku untuk menamanimu. Eunha memberitahunya kalau kau pergi dari rumah karena bertengkar dengan ibumu, Jungkook mencarimu dengan bantuan Namjoon hyung karena kau tak membawa ponselmu dan dia tak bisa melacaknya. Saat dia menemukanmu, dia memintaku untuk menemuimu." Kata Taehyung. Suaranya terdengar begitu lembut.

Kerutan didahiku semakin dalam. "Kenapa tak dia saja yang menemaniku?" Kataku dan itu membuat Taehyung cemberut. "Ah, maksudku—"

"Aku tahu maksudmu," dia setengah tersenyum. "Dia berniat untuk menemuimu, tapi saat dia hendak pergi Mirae jatuh pingsan dan dia tak bisa meninggalkannya begitu saja terlebih lagi disaat itu terjadi dia sedang bersama keluarganya."

"Dia ingin menemui ku saat dia bersama keluarganya?"

"Yesss," dia menekan di huruf s. "Mungkin kalau Mirae tak pingsan yang ada disini Jungkook, bukan aku. Maaf kalau kau tak menginginkan kehadiranku."

"Tidak, aku menginginkan mu. Aku hanya— kau tahu..." Aku memelas saat mengingat kejadian tadi sore. "Melihat mu disini, bersamaku setelah pertengkaran kita adalah diluar bayanganku. Aku pikir kau tak akan mau melihatku lagi. Kau marah padaku," aku mengingatkan dengan suara yang semakin lemah.

Entah itu Jungkook atau Taehyung, kehadiran mereka membawa kenyamanan dikala hatiku sedang gundah seperti ini dan aku membutuhkan mereka. Tapi yang menggangguku, mengapa Jungkook menyuruh Taehyung? Sementara dia melarangku untuk menemui Taehyung? Apa karena dia merasa bersalah karena lebih memilih Mirae? Dan kenapa Taehyung mau? Dia jelas marah besar padaku saat pertemuan terakhir kami.

Taehyung menghela napasnya, matanya yang segelap malam menatapku begitu dalam hingga aku yakin dia bisa segera masuk kedalam jiwaku yang paling terdalam. "Maafkan atas tindakanku tadi sore. Aku seharusnya tak berkata seperti itu padamu, kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan dan aku tak berhak untuk melarangmu ataupun marah secara berlebihan. Aku tak seharusnya mencampuri hubungan kau dan Jungkook. Hari ini sangat berat dan aku sangat emosional hingga aku hilang kendali bahkan pada hal yang bukan menjadi urusanku." Dia sedikit mencondongkan tubuhnya kearahku. "Maafkan aku, Kyra." Kata-katanya terdengar begitu tulus.

Vengeance (S1) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang