Chapter 80.

5.8K 337 121
                                    

🔞 part ini mengandung unsur dewasa yang intens. (Kalian tahu kan, kalo aku udah kasih warning seperti ini, itu berarti adegannya benar-benar sangat intens)

Sebenarnya aku gak ingin up ini sekarang, tapi uri Taehyung sedang berulang tahun— jadi, aku memutuskan untuk up part ini untuk merayakannya.

Happy birthday Kim Tampan Taehyung yang menggemaskan :))

***

Taehyung kembali dengan tangan yang penuh, di tangan kanannya dia mengapit botol bourbon di tubuhnya dengan dua gelas di genggamannya sementara ditangan kirinya terisi dengan es krim. Hmm, another ice cream.

Es krim mengingatkan ku akan kegiatanku semalam dengan Jungkook, kami makan es krim untuk pertama kalinya bersama-sama di ruang televisi. Semalam begitu indah hingga aku tak pernah membayangkan bahwa siang semua bisa berubah dengan begitu menyakitkan hingga disinilah aku, berlari kembali pada Taehyung.

"Hanya ada es krim rasa vanilla," katanya seraya mengosongkan tangannya, menaruh es krim, gelas dan botol di tengah-tengah kami.

"Aku suka rasa vanilla," kataku.

"Aku suka rasa mu," sahut Taehyung dan itu membuatku menatapnya dengan geli.

Dia membuka tutup botol bourbon, menuang cairan kecokelatan itu kedalam masing-masing gelas, mengisinya sampai penuh— yang mana itu membuat mataku membelalak padanya, tapi dia hanya menyengir tanpa dosa saat aku memprotes kalau dia menuang terlalu banyak.

"Aku tak ingin mabuk, Taehyungie." Tukasku.

Matanya memicing, "memangnya kau pernah mabuk? Memangnya kau bisa mabuk?"

"Yah, memang tak pernah sih tapi..."

"Lagipula kau tak perlu menenggaknya sampa habis dalam sekali tegukan," kata Taehyung sembari membuka jas yang ia kenakan dan lalu melemparnya ke balik sofa, melepaskan dasi kupu-kupu dan membuka dua atas kancing kemejanya hingga sedikit dadanya terlihat.

"Kenapa dilepas? Kau terlihat tampan."

"Prom sudah selesai, jadi aku tak membutuhkannya lagi." Kepala Taehyung celingukan ke kanan dan kekiri mencari sesuatu dan kemudian dia berdiri, berjalan ke meja di ruang televisi, mengambil asbak dan kembali.

Aku membuka tutup es krim dan tersadar kalau Taehyung tak membawa sendok, dan aku berinisiatif untuk mengambil sendok di dapur. Membuka satu persatu laci sampai aku menemukan di mana para sendok ini di simpan. Untuk ukuran seorang lelaki yang hidup sendirian, Taehyung termasuk lelaki yang rapi dan bersih. Bahkan tak ada sedikitpun debu di perabotannya dan itu membuatku kagum sekaligus terkejut. Berbeda dengan Minho, dia sangat jorok dan berantakan.

Saat aku kembali ke ruang tengah, aku sudah mencium bau asap khas yang menyengat hidungku. Dan Taehyung sudah memulainya terlebih dahulu, dia duduk dengan kaki menyilang, diantara sela bibirnya terdapat rokok dan dia sedang menghisapnya. Aku bergabung dengannya, dan dia segera menyodorkan sebatang rokok berisi tanaman herbal itu padaku. Matanya terlihat cerah dengan senyuman kecil yang terlihat di mulutnya.

Taehyung, es krim, bourbon dan ganja. Hmm, sepertinya menyenangkan.

Aku menyulut api di rokokku dan dalam hisapan pertama aku harus berusaha menahan batuk ketika asapnya membentur dinding belakang kerongkonganku namun tetap saja aku terbatuk-batuk dan itu membuat Taehyung tertawa. Rasanya gatal dan begitu kering.

"Wah, kau sudah lupa caranya?" Dia bertanya dengan nada mengejek.

Aku memutar mata padanya dan mencoba menghisapnya lagi secara perlahan dan hisapan kedua berhasil dengan mulus. Dengan cepat aku merasakan efeknya, aku merasa sedikit lebih tenang.

Vengeance (S1) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang