Chapter 105

2.4K 266 130
                                    

🔞 Di beberapa bagian terdapat adegan tindak kekerasan.

KYRA

“Jungkook … Jungkook ….” Aku berusaha berteriak, namun yang terdengar dari mulutku hanyalah bisikan lirih.

Tubuh Jungkook yang lemas berada di dekapanku. Aku berhasil menangkap tubuhnya yang akan terjatuh tepat pada waktunya. Aku bersimpuh di atas kerikil, lengan kiri ku berada di pundaknya, mencoba menahan kepalanya yang terkulai lemas agar tidak jatuh. Sementara tangan kananku berada di perutnya, menutupi lukanya dengan menekannya, mencoba menahan derasnya darah yang mengalir dari sana. Darah seketika langsung melumuri tanganku. Apa pun harus kulakukan untuk menjaganya tetap hidup.

Aku bergerak dalam panik dan mendapati tanganku bergetar hebat saat ku pindahkan tanganku dari luka di perutnya ke ceruk lehernya. Kutekan telunjuk dan jari tengahku di kulit lehernya yang masih terasa hangat, berusaha mencari tanda kehidupannya, namun aku tak merasakan apa-apa.

Oh, Jungkook.

“Jangan tinggalkan aku,” aku memohon, teramat putus asa.

Aku memindahkan tanganku ke wajahnya. Membelai pipinya, menghapus air matanya yang mulai mengering. Sapuan ujung jariku di wajahnya meninggalkan jejak segaris noda darah.

“Aku memaafkanmu. Semua yang kukatakan di rumah sakit adalah kebohongan, aku tidak ingin kau pergi. Aku ingin hidup bersamamu. Jadi kumohon tetaplah hidup. Kumohon ….” Aku akan melakukan apapun agar ia tetap hidup, bahkan jika harus menukarnya dengan nyawaku.

Aku tidak bisa kehilangan dia. Tidak setelah ucapan-ucapan kasar yang ku  lontarkan saat di rumah sakit untuknya. Jika bisa, aku ingin menarik lagi ucapanku saat itu, atau ucapanku beberapa waktu lalu, saat aku mengatakan aku membencinya.

Aku tidak pernah dan tak akan bisa membencinya.

Tidak boleh berakhir seperti ini.

Tiga bulan aku baru mengenalnya, bersamanya, dan waktu itu tidak cukup untukku, untuk kami. Kami masih memerlukan banyak waktu lebih banyak lagi, bahkan mungkin rasanya seratus tahun pun tak akan cukup untuk dihabiskan bersama.
Aku tahu tidak ada yang namanya keajaiban, tetapi untuk kali ini saja, aku akan berharap pada sebuah keajaiban. Aku ingin Jungkook tetap hidup. Hanya itu tak ada yang lain.

“Kumohon,” aku memanjatkan doa seraya menempelkan dahiku di dahinya. Napasku menjadi sesak saat kulitku bersentuhan dengan kulitnya. “Demi anakmu, bertahanlah. Aku tahu kau masih di sana.”                                                                                                                       

Suara tembakan terdengar lagi, kali ini terdengar lebih dekat. Lalu terdengar suara serak erangan pria. Dari suaranya, aku tahu itu bukan suara Taehyung. Itu jelas suara orang lain. Entah aku harus merasa lega atau merasa takut karena kenyataan itu.
Dan kemudian terdengar derap langkah berat dari arah bangun gedung. Aku mendongak, melihat ke arah gedung. Ada sesosok bayangan di kejauhan. Lampu dari dalam gedung membuat wajah sosok itu tak begitu nampak. Namun dari postur tubuhnya, aku mengenal jelas orang itu.

Apa yang harus kulakukan?

Lawan, Kyra. Kau harus menyelamatkan mereka semua. Karena kaulah mereka terluka. Salahmu!

Sebagian diriku memberitahuku untuk berdiri, melawan, dan menyelamatkan mereka. Namun tubuhku mengkhianatiku. Sementara sebagian diriku yang lainnya tenggelam, tak bisa bernapas dan terus tertarik ke dasar lautan, seolah pasrah dan menyerah pada keadaan saat ini.
Menunggu kematian menjemput.

“Kau tidak bisa lari ke mana-mana Kyra,”  kata Senator Lee yang baru saja melangkah keluar dari sisi gelap.

Wajahnya sengit dan matanya penuh dendam, seakan ia sedang berusaha untuk membunuhku hanya dengan menggunakan mata birunya. Beberapa luka goresan juga terlihat di sekitaran wajahnya. Rambutnya yang semula tertata rapi kini terlihat acak-acakan, kausnya dipenuhi debu dan noda darah. Dia membawa pistol di tangan kanannya, dan ia tak lagi menggunakan rompi anti pelurunya.

Vengeance (S1) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang