Chapter 20.

6.9K 698 27
                                    

Sepertinya memang semesta benar-benar sedang menjatuhkanku dan sedang memberikan hukuman padaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepertinya memang semesta benar-benar sedang menjatuhkanku dan sedang memberikan hukuman padaku. Bodoh! Hanya itu kata yang ada dibenakku, bodoh karena masuk ke dalam perangkap seorang Jeon Jungkook. Aku salah telah menilainya, terbuai oleh wajah polosnya dan karena senyuman yang manis seperti seorang malaikat. Nyatanya dia lebih pintar dan licik dariku, memanipulasiku dengan baik. Seharusnya aku membangun pagarku lebih tinggi, seharusnya aku tak percaya padanya begitu saja.

Kubuka mataku perlahan sembari mengingat kejadian bodoh yang sudah kualami, langit-langit berwarna putih yang kutatap begitu asing dimataku, sinar matahari yang begitu terang menyakiti mataku yang baru saja terbuka. Aku memicingkan mataku dan menoleh ke arah sinar itu masuk. Aku melihat sebuah jendela kaca yang terbuka. Silir-semilir angin masuk melewati jendela, membuat gorden yang menerawang melambai lambai akibat tiupannya. Tubuhku masih terasa sangat lemas. Aku membiarkan hembusan angin menerpa hingga kulitku, mataku yang mengantuk perlahan terbuka semakin lebar. Nyanyian burung camar terdengar samar-samar dari luar.

Tunggu, tanganku...

Aku meringis saat melihat tangan kananku yang terikat oleh sebuah tali yang di tautkan di bahu kasur yang kutiduri. Ringisanku semakin lirih ketika mendapati diriku tak terbalut sehelai benangpun. Jungkook sialan! Aku memaksa menarik narik tangan dari tali mencoba membukanya dengan satu tanganku yang terbebas walau kutahu usahaku akan sia-sia karena simpulnya begitu kencang. Satu erangan penuh kekesalan lolos dari tenggorokanku, “Brengsek!”

“Kau hanya akan menyakiti dirimu, Kyra.”

Aku tersentak saat mendengar seseorang berbicara, aku menoleh dan Jungkook lah yang berbicara. Sejak kapan dia di sana?

“Kau!” Amarahku yang memuncak saat melihatnya tertahan di belakang tenggorokanku, beribu kata umpatan ingin kusemburkan untuknya tapi rasa kesal yang begitu bertubi membuat lidahku kaku hingga membuat semua kemarahanku tertahan.

Jungkook duduk di kursi yang tak jauh dariku, entah sejak kapan dia duduk di sana. Dengan kaki yang menyilang dan seringai penuh kemenangan. Aku merasa muak menatap wajahnya yang menatapku begitu seduktif. Tubuhku yang telanjang di atas kasur terlihat seperti sebuah buffet di matanya. Aku meringkuk terduduk menutupi dadaku dengan lututku, karena si pintar Jeon ini bahkan telah menyingkirkan selimut sehingga tak ada yang bisa menutupi tubuhku. Ingatan tentang bagaimana dia berhasil membiusku adalah hal yang bisa kupikirkan saat melihat wajahnya, kebingunganku akan langkahnya yang licik masih menggantung tanpa sebuah jawaban.

“Aku menukar gelas minumanmu saat itu. Apa kau sudah tahu kalau aku akan menukarnya?” tanyaku dengan suara penuh kebencian.

Tatapan seduktifnya kini berubah menjadi sebuah mata bulat yang seperti malaikat, mengingatkanku pada seseorang yang mengatakan kalau iblis sebenarnya berwujud indah dan begitu murni. Kurasa aku tahu maksudnya sekarang. Even the devil once an angel.

“Kyra.” Dia beranjak dari kursinya dan menghampiriku. Dia kini duduk di sisi kasurku, menyisakan jarak yang sangat dekat denganku.

“Untuk seseorang yang sedang terikat tak berdaya kau cukup berani. Seharusnya kau menanyakan di mana keberadaanmu,” dia berkata dengan lembut hingga membuatku ragu bahwa dialah yang membuatku seperti ini, menculikku.

Vengeance (S1) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang