11 - Jadian

1.2K 101 7
                                    

Veron menatap kesal Audrey yang sedang memakan cemilan sambil menatap dirinya. Gadis itu bukannya membantu Veron menjalani hukuman justru hanya menatap cowok itu seraya menyuruh-nyuruhnya.

Yah, mereka berdua telat karena Veron yang bangun kesiangan. Apalagi orang tua mereka yang sedang tidak ada di rumah.

"Noh, di sana belum bersih,"kata Audrey sambil memasukkan keripik kentang ke dalam mulutnya.

"Bantuin, Dek. Abang capek nih,"ujar Vernon.

"Enggak mau, siapa suruh bangun kesiangan,"

"Kamu juga bangun kesiangan,"

"Akukan bangun kesiangan gara-gara abang bangun kesiangan juga,"timpal Audrey tak mau kalah. Veron menghela napas lalu melanjutkan mengepel lantai.

Tidak ada gunanya berdebat dengan Audrey karena sampai kapanpun dia tidak akan menang jika melawannya. Audrey tersenyum senang dan melajutkan memakan coklat yang tadi dibelinnya di minimarket depat sekolah.

Walau sudah telat gadis itu masih sempat-sempatnya membeli coklat dan beberapa cemilan. Kadang Veron heran dengan adik kembarnya itu. Darimana asal sifat gadis manis itu.

Audrey mengedarkan pandangannya dan berhenti saat melihat sosok Abra yang juga sedang melihatnya. Pria itu berdiri di depan kelas X dan sepertinya sedang mengajar di kelas itu juga.

"Pelototin aja teros ampe tuh mata keluar,"ucapan Pauline mengalihkan tatapan Audrey. Gadis itu menatap horror Pauline yang sekarang sedang memakan keripik miliknya.

"Oline, keripik gw ngapa lu makan sih,"ujar Audrey kesal.

"Enak,"

Audrey mendengus kesal dan mendorong bahu Pauline lalu beralih pada tempat Abra berdiri tadi. Tapi, pria itu sudah tidak ada disana. Mungkin sudah masuk ke dalam kelas untuk kembali mengajar.

"Dek, balik ke kelas,"Veron menarik tangan Audrey yang masih enggan beranjak dari tempatnya.

Di kelas Audrey hanya diam saja gadis itu malas untuk membuat ulah dengan yang lainnya. Hatinya masih sakit menerima kenyataan bahwa orang yang dicintainya sudah memiliki tunangan.

"Ngapa lu? Galau?"tanya Yasmeen yang datang bersama Yeri.

"Iyelah, orang ditinggal Pak Abra tunangan,"celetuk Pauline yang duduk di samping Audrey.

Audrey menatap tajam Pauline dan yang ditatap mengedikkan bahunya tak acuh.

"Pak Abra tunangan sama siapa?"tanya Yeri.

"Gak tau gw lupa namanya,"

"Lo gak boong kan, tai anoa?"

"Kampret, kagaklah. Kemarin tuh cewe sendiri yang bilang kalo dia tunangan Pak Abra,"

"Terus? Pak Abra ngeiyain?"tanya Yasmeen penasaran.

"Kagak, justru Pak Abra bilang kalo dia bukan tunangannya,"

"Ye, kutil badak kirain ngeiyain,"ujar Yeri kesal.

"Diem lu dugong,"sahut Pauline tak acuh.

"LU BERDUA DIEM ANJING,"teriak Audrey frustasi.

Semua yang ada di kelas terkejut sampai ada yang jatuh dari tempat duduknya. Mereka menatap heran Audrey yang sekarang sedang mengacak rambutnya.

"Napa lu? Keknya frustasi, ditinggal nikah Pak Abra?"tanya Rendra.

"Bukan nikah tapi tunangan,"jawab Pauline.

"Lah, seriusan?"tanya Denny tidak percaya.

"Lo pada kalo masih ngomongin Pak Abra gw bantai satu persatu,"ancam Audrey sebelum pergi dari kelas.

My Beloved TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang