O4 - Hukuman

1.3K 109 2
                                    

“Gimana nih gess kita masuknya?”tanya Gisel.

Gisel, Audrey, Pauline, Julian, dan Rendra terlambat masuk sekolah karena harus menjemput Audrey yang ditinggal oleh Veron. Cowok itu sudah berangkat pagi-pagi sekali disuruh oleh Arkan yang katanya harus bersiap-siap untuk pertandingan nanti.

Apalagi hari ini hari senin dimana dilaksanakannya upacara bendera. Beruntung mereka tidak ketahuan oleh guru yang bertugas keliling kalau ketahuan pasti mereka sudah dijemur di depan peserta upacara.

“Lewat gerbang belakang aja gimana? mungkin aja bisa,”tanya Pauline.

“Boleh juga tuh,”kata Julian.

“Mau kemana kalian?”suara itu menghentikan langkah mereka berlima.

Mereka sama-sama menoleh pada sumber suara dan menemukan Abra dan Pak Edo sang kepala sekolah. Lagi-lagi mereka nyengir bersama-sama.

“Kalian tau ini jam berapa?”tanya Pak Edo.

“Jam delapan lewat dua puluh menit, Pak,”jawab Audrey tanpa rasa bersalah

“Lalu kenapa kalian baru berangkat?”

“Kita udah berangkat dari tadi kok Pak cuma gerbangnya aja yang gak dibuka,”sahut Rendra.

“Ya sudah masuk, saya kasih kalian hukuman membersihkan perpustakaan dan jangan pernah lari dari hukuman kalian atau saya akan tambah 10x lipat,”ancam Pak Edo.

Mau tak mau mereka mengangguk dan tidak bisa lari lagi dari hukuman kali ini. Pak Edo sungguh terlalu. Audrey curi-curi pandang pada Abra dan nyengir saat pria itu menatapnya tajam.

Ingin sekali Audrey mencium tuh guru sampe bibirnya bengkak. Dia tidak tahan dengan bibir merah milik Abra yang seperti memanggilnya untuk mengecupnya.

“Audrey, ngapain kamu masih disini?”tanya Pak Edo.

“Mau nyium Pak Abra, Pak,”kata Audrey yang langsung mendapat pelototan Pak Edo.

Mendapat sinyal bahaya Audrey berlari menyusul ke empat temannya setelah mengerling nakal pada Abra yang menatapnya datar.

“AUDREY, KURANG AJAR YA KAMU,”teriak Pak Edo menggelegar.

“Ngapain loe sampe Pak Edo teriak gitu?”tanya Rendra.

“Kagak ada,”jawab Audrey cengengesan.

Mereka mulai membersihkan perpustakaan yang memiliki dua lantai. Memang sungguh terlalu itu Pak Edo gak kira-kira kalau ngasih hukuman. Audrey, Julian, dan Chaca bertugas membersihkan di lantai bawah, Pauline dan Rendra di lantai atas yang lumayan sedikit.

Dua jam kemudian baru selesai, mereka semua ngejongkrok di belakang rak buku mengipas-ngipas tubuh mereka dengan buku.

“Pengen gue lelepin tuh Pak Edo ke empang di belakang sekolah,”celetuk Audrey menyender pada Rendra.

“Cukur aja elah janggutnya yang panjang itu,”kata Julian.

“Ato gak kumisnya aja,”sambung Pauline.

Mereka semua tertawa sampai Arkan masuk ke dalam perpustakaan membawakan minuman untuk mereka semua. Pauline tersenyum senang saat Arkan datang.

“Wih makasih loh, Pak,”kata Chaca.

“Dalam rangka apa nih, Pak, beliin kami minuman?”tanya Rendra.

“Tidak ada, saya hanya melihat kalian membersihkan perpustakaan dan berinisiatif untuk menbelikan kalian minuman,”kata Arkan tersenyum ramah.

“Halah, palingan juga karena ada Oline,”kata Audrey menyindir. Memang murid kurang ajar.

Arkan memang dekat dengan murid-murid dan paling dekat dengan anak Sainsty. Mereka di lingkungan sekolah memang memanggil Arkan dengan 'Pak', tapi kalau sudah keluar dari lingkungan sekolah panggilan itu berganti menjadi 'Kak'.

My Beloved TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang