22 - Would You Be Mine?

527 35 3
                                    

Malam ini Abra berencana mengajak Audrey untuk jalan-jalan. Namun, rencana itu kandas karena kedatangan tamu yang tidak di undang. Regita Yuwana, mantan tunangannya yang memutuskan hubungan hanya karena pria lain.

Istilahnya 'ditinggal pas sayang-sayangnya'.

Tapi, tidak terlalu sulit bagi seorang Abra untuk melupakan wanita yang sudah meninggalkannya begitu saja. Apalagi dari awal orang tuanya memang tidak menyukai Regita.

"Untuk apa kau ke sini?"tanya Abra dingin, kentara sekali kalau dia tidak menyukai kedatangannya.

"Aku ingin membicarakan hal penting denganmu boleh masuk?"tanya Regita balik.

Abra menatap tajam Regita yang balik menatapnya dengan senyum manis. Dengan terpaksa pria itu mempersilahkan Regita untuk masuk. Sebelum mempersilakannya masuk pria itu lebih dulu mengirim pesan pada seseorang untuk datang ke apartment-nya.

"Katakan!!"ujar Abra langsung.

"Aku ingin meminta maaf untuk masalah kita 2 tahun yang lalu. Aku dan dia dijodohkan jadi tidak mungkin aku menolak karena itu keputusan orang tuaku. Kamu sendiri tahu aku tidak mungkin menolak keinginan mereka,"kata Regita menatap Abra penuh harap. Keinginannya untuk kembali bersama dengannya semakin besar.

"Saya sudah melupakan kejadian itu,"

Regita langsung tersenyum senang mendengarnya, dia berharap Abra masih mau kembali dengannya. Setelah suaminya menceraikannya dia langsung mencari keberadaan pria itu. Untuk kali ini dia tidak akan meninggalkan Abra begitu saja.

"Kamu masih mencintaiku, kan? Aku ingin kembali bersamamu. Seto sudah menceraikanku jadi kita bisa kembali bersama seperti dulu lagi dan kali ini aku tidak akan pernah meninggalkanmu,"kata Regita mendekati Abra yang sedari tadi berdiri menyender di dekat pintu. Dia sama sekali tidak ingin berdekatan dengan wanita itu.

Sebelum Regita lebih mendekatkan diri pada Abra pintu lebih dulu terbuka. Vivie masuk bersama dengan Veron. Tadi yang dihubungi pria itu adalah Vivie sebab gadis itu sering datang ke apartment-nya ketika kabur dari rumah.

"Eh, ada mak lampir ngapain disini?"tanya Vivie sinis, dia tidak akan pernah santai dengan wanita satu ini.

"Bukan urusan kamu,"balas Regita ketus.

Musuh terbesar dalam hubungannya dengan Abra bukan orang tua pria itu melainkan Vivie. Dulu gadis itu beberapa kali menggagalkan acara kencannya bersama Abra.

"Kak, loe ditungguin Audrey dibawah,"kata Veron pada Abra yang mengangguk sebelum berlalu keluar. Dia tidak peduli Regita yang akan diapakan oleh Vivie. Yang terpenting dia bisa bertemu dengan kekasihnya.

#######

"Lama banget,"ujar Audrey ketika Abra berjalan mendekat ke arahnya. Pria itu memeluk kekasihnya itu dengan gemas. Bucin emang.

"Kenapa tidak ikut ke atas?"tanya Vernand mengusap pipi chubby Audrey.

"Malas, Vivie bilang ada mantan tunangan kakak,"

"Memang,"

"Gak ada niat balikan?"

"Kamu lihat wajah aku baik-baik apa ada tampang akan mencampakanmu begitu saja?"tanya Abra dengan tatapan serius. Audrey mengulum senyumnya mau berapa kalipun dia menatap wajah pria itu tidak akan pernah bosan.

"Kalaupun iya, aku gak akan pernah mau lepasin kakak gitu aja,"Abra tersenyum kedua tanganya mengapit pipi Audrey membuat bibirnya mengerucut lucu.

My Beloved TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang