21 - Tanding

613 44 4
                                    

"Bibir kamu kenapa?"tanya Veron ketika Audrey duduk disampingnya.

"Enggak kenapa-kenapa,"balas Audrey salah tingkah.

"Bengkak,"

"Disengat gajah tadi,"

Veron mengkerutkan dahinya sebelum mengangguk paham,"Lain kali jangan sembarang inget masih di sekolah,"

"Biarin, siapa yang peduli,"ujar Audrey yang mendapat dengusan Veron,"Eh gimana sama Vinca, masih?"

"Udah putus,"

"Kasihan padahal lagi bucin-bucinnya,"kata Audrey mengejek.

"Kemarin siapa yang bela dia mati-matian sampe ngelabrak Vivie?"balas Veron detik itu juga pinggangnya terasa panas karena cubitan maut dari Audrey.

"Khilaf itu,"

"Iya, terserah kamu aja,"ujar Veron mengalah daripada harus mendapat cubitan lagi.

"Gitu kek,"kata Audrey senang.

Veron mengabaikan Audrey dan kembali menekuni buku di depannya. Sampai suara gebrakan di depan kelas mengagetkan seluruh penghuni kelas. Arnold menatap satu-satu orang yang ada di dalam dengan tatapan tajam.

"Masuk kelas orang itu yang sopan jangan main gebrak pintu,"kata Rendra yang tadi terkejut sampai membuat ponselnya terlempar.

"Dia mana punya sopan santun kelakuan aja kek setan kena azab,"timpal Pauline.

"Setan bukannya udah kena azab ya?"tanya Julian dengan muka polos sepolos pantat ayam kena ayan.

"Loe bisa diem gak, Jul? Sumpah suara loe itu gak dibutuhin,"kata Jesslyn kesal.

"Loe harusnya bersyukur bisa denger suara seksi gue, cewek lain aja sampe mohon-mohon biar bisa denger suara seksi gue,"

"Otak loe kotor bet, anjing,"maki Elia.

"Loe aja yang mikirnya kemana-mana,"

Perdebatan itu terhenti ketika Arnold berjalan ke meja Veron dan menarik kerah seragam cowok itu. Veron menatap datar Arnold dia sudah malas berurusan dengan cowok pengecut itu.

"Masih hidup juga loe gue kira udah mati,"kata Arnold sinis.

"Kalo mati dia ada di kuburan bukan di sekolah ngapain setan sekolah,"celetuk Julian yang langsung mendapat tatapan horor dari teman-temannya. Cowok itu hanya cengengesan tanpa dosa.

"Mau apa lagi?"tanya Veron menatap tajam cowok itu lalu menyentak tangan Arnold yang masih menarik kerah seragamnya. Sakit coy tengkuknya dikira kagak sakit.

"Tanding basket pulang sekolah,"

"Apa untungnya buat gue?"

"Loe bebas dari gue tapi, kalo loe kalah liat apa yang bakal gue lakuin ke Vivie,"

"Jangan pernah sentuh dia,"mata tajam Veron berkilat marah ketika nama Vivie terlontar dari mulut Arnold.

Cowok itu menarik sebelah sudut bibirnya menyeringai,"Dia sekarang ada sama Bella kalo loe gak nerima tantangan dari gue jangan harap dia masih hidup,"

"Ekhm,"deheman di depan pintu berhasil mengalihkan tatapan penghuni kelas,"Arnold, Angga, ini bukan kelas kalian dan ini jam pelajaran kenapa ada disini?"

"Ini, Pak, lagi pinjem ballpoint,"kata Arnold asal mengambil ballpoint pen yang ada di atas meja lalu ngacir keluar kelas.

"Woi, sialan ballpoint gue satu-satunya main loe ambil aja aset berharga itu,"teriak Rendra kesal.

My Beloved TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang