17 - Sebenarnya

795 51 0
                                    

“Loe pada ngapain ada disini?”tanya Pauline pada Bella dan antek-anteknya yang ternyata juga ada di rumah sakit tempat Veron dan Yasmeen di rawat.

Yasmeen dan Veron kecelakaan karena ulah Gasta yang sengaja menabrak keduanya. Sepertinya cowok itu punya dendam kesumat pada Veron sampai berbuat nekat seperti itu.

Di tempat kejadian ada Bella, Xena, Cecil, dan Vinca yang di perintahkan Gasta untuk memanggil Veron ke tempat mereka. Awalnya Gasta hanya ingin mengajak Veron untuk berkelahi tapi, Yasmeen yang saat itu melihat langsung melerai dan menarik Veron menjauh.

Gasta yang tidak bisa menahan emosinya menabrak keduanya menggunakan motornya. Beruntung keduanya tidak terluka parah kalau saja sampai terjedi sesuatu dipastikan Gasta tidak akan hidup dengan tenang.

“Jenguk Veron ya kali mau jenguk Yasmeen,”kata Bella mengibaskan rambutnya angkuh.

“Veron gak perlu di jenguk, loe pada mending pergi aja deh mata gue burem liatnya,”kata Vivie sinis yang tadi datang bersama ambulance. Dia juga ada di tempat kejadian hanya saja tidak sepenuhnya mengetahui duduk perkara.

“Loe siapanya Veron sampe ngelarang kita-kita jenguk dia?”tanya Xena.

“Gue calon istrinya Veron mau apa loe,”ujar Vivie sungguh-sungguh matanya menatap tajam Vinca yang baru saja datang dari toilet.

Vinca terkejut dengan pengakuan Vivie adik kelasnya yang selalu memperhatikan setiap tingkah lakunya. Dulu kedua gadis itu pernah berseteru karena Vinca merebut pacar Vivie dan memfitnah gadis itu.

Ketika mengetahui kalau Vinca dekat dengan Audrey dan Veron, Vivie sudah curiga ada yang direncanakan gadis itu.

Tapi, Vinca tidak bisa menyerah begitu saja Veron masih miliknya cowok itu harus tetap menjadi miliknya agar tidak ada yang bisa meremehkannya lagi.

Pauline yang sadar situasi tidak lagi kondusif, menarik Vivie masuk ke ruang rawat Yasmeen. Walau dia tahu Vivie menyukai Veron dari dulu tapi, gadis itu tidak pernah mengaku-ngaku seperti ini. Apalagi di depan cewek yang masih berstatus pacar Veron.

“Kalian ngapain?”tanya Yasmeen menaikkan alisnya bingung.

“Sepupu loe nih bikin ulah,”adu Pauline memeluk lengan Yasmeen yang sedang duduk.

“Apa?”tanya Yasmeen lagi.

“Bukan apa-apa cuma candaan gak penting kok, Kak,”kata Vivie sebelum Pauline membukan suara.

“Candaan yang melukai hati orang lain,”ujar Pauline mendramatisir.

“Ada apa sih?”tanya Yasmeen penasaran.

“Kan tadi dah bilang cuma candaan,”kata Vivie.

“Ck, iya apa?”decak Yasmeen kesal.

“Vivie ngaku jadi calon istrinya Veron di depan Vinca, Bella sama dayang-dayangnya,”jawab Pauline.

Belum sempat Yasmeen berbicara Audrey tiba-tiba masuk dan memukul kepala Vivie. Audrey sudah memperingatkan gadis itu untuk tidak mengganggu Veron lagi.

Dia kira Vivie sudah menyerah untuk mendapatkan Veron yang sama sekali tidak pernah meliriknya sejak dulu. Tapi, tadi Vinca bilang Vivie mengaku sebagai calon istri Veron membuat Vinca salah paham.

“Apa sih sakit tau,”dengus Vivie tidak terima dipukul begitu saja.

“Kan udah gue bilang jangan pernah deketin abang gue lagi tuli ya loe,”marah Audrey berkacak pinggang.

“Gue tadi cuma bercanda doang gak ada maksud apa-apa. Salahin Xena yang nyolot sama gue tadi,”ujar Vivie kesal selalu saja dia yang disalahkan.

“Udah, Drey, maafin Vivie ini terakhir kali dia gangguin Veron lagi,”kata Yasmeen tidak ingin masalah kecil menjadi besar seperti dulu.

“Awas aja loe sampe muncul di depan abang gue lagi,”ancam Audrey sebelum pergi diikuti Pauline.

“Loe berlebihan tau, Drey,”kata Pauline berjalan di samping Audrey yang masih menahan amarahnya.

Kalau bukan karena Vinca yang ingin putus dari Veron setelah mendengar kata-kata Vivie dia tidak akan semarah ini. Audrey selalu bersikap buruk pada Vivie lantaran mengganggu Veron sedari mereka kecil.

“Gak ada yang berlebihan,”kata Audrey cuek.

“Tapi, dari dulu loe selalu mengibarkan bendera perang sama Vivie padahal Vivie sendiri biasa aja sama loe,”

“Dia selalu gangguin Bang Veron gimana bisa gue bersikap baik sama dia,”

“Ya gue tau, itu juga karena dia suka sama Veron sejak dulu. Apa loe gak liat itu? Setelah masuk SMA dan dapet teguran loe berkali-kali Vivie udah gak ganggu Veron lagi tuh. Tadi juga dia udah bilang kalo cuma bercanda supaya Bella sama antek-anteknya pergi,”

“Dan karena itu Vinca bilang sama gue kalo dia mau putus sama Bang Veron. Untung dia bilang sama gue kalo sama Bang Veron gue jamin Vivie bakal abis sama dia,”

Pauline menyipitkan matanya, beberapa hari ini Vinca memang aneh. Lebih nempel pada Veron dan Audrey bahkan kemarin dia lihat gadis itu berlaku semena-mena pada adik kelas.

Di kamar Yasmeen, Vivie hanya bisa diam menunduk. Harusnya dia tidak berkata seperti itu tadi tapi, rasa sukanya pada Veron belum juga hilang sampai sekarang. Ketika tahu Vinca ingin memanfaatkan Veron dia tidak ingin itu terjadi.

“Jadi pindah?”tanya Yasmeen dia tahu perasaan Vivie karena gadis itu selalu bercerita apapun padanya.

“Enggak, bentar lagi kalian juga lulus aku cuma perlu menghindari Bang Veron supaya gak ada salah paham lagi,”jawab Vivie lirih.

“Ada yang kamu sembunyikan?”

Vivie menatap Yasmeen ragu,“Vinca yang ngerebut Kenzie dan ngefitnat aku jual diri sama om-om,”

“Terus sekarang kamu mau bales dendam,”

“Enggak, aku cuma gak mau Bang Veron dimanfaatin Vinca tapi kalau kek gini jadinya aku bakal diem kok gak akan bikin ulah,”

“Jangan nangis, masa cewek yang selalu bikin masalah dan gak takut apapun nangis gara-gara cowok,”ledek Yasmeen memeluk Vivie penuh rasa sayang.

“Aku juga manusia biasa tau,”dengus Vivie kesal.

Senakal-nakalnya Vivie gadis itu tidak akan mengganggu sesuatu yang seharusnya tidak dia ganggu kecuali hal itu membahayakan seseorang. Walau gadis itu masih mencintai Veron tapi, dia tidak bisa memaksakan perasaan Veron untuknya.

Mungkin diam lebih baik untuknya daripada hatinya harus tersakiti terus menerus. Juga Vivie bukan siapa-siapa bagi seorang Anantha Veron. Hanya sebatas orang yang menyukai dan mengaguminya saja tanpa meminta balasan.

“Tadi aku keteme Kak Ziel di depan,”ujar Vivie dengan senyum jahil.

“Bukan urusanku!”tegas Yasmeen tidak peduli.

“Masa? Padahal dia kelihatan cemas banget sama, Kakak,”kata Vivie semangat. Meski Vivie pernah membenci Ziel namun, ketika melihat kesungguhan cowok itu meminta maaf pada Yasmeen membuatnya tidak lagi membencinya.

“Kalo masih mau ngomongin dia mending kamu pulang aja deh,”

“Ih kok ngusir, aku cuma ngomong fakta,”

“Pindah ke Zimbabwe aja deh kamu biar gak rese terus,”

Vivie mencebik kesal,“Jahat banget, udah ah aku mau cari makan laper banget mau nitip gak?”

“Enggak, sana pergi,”


TBC...

My Beloved TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang