Hari senin hari yang paling dibenci oleh kebanyakan anak sekolah. Begitu pula dengan Audrey dan Pauline yang dijemur karena telat masuk. Harusnya Yasmeen juga ikut dijemur, tapi mengingat dia baru keluar dari rumah sakit jadi guru membiarkannya.
"Gila panas banget dah, ini matahari mau pdkt sama bumi apa gimana,"gerutu Audrey menyeka keringat di dahinya.
"Udah jadian mungkin liat aja tuh matahari berasa deket banget sama bumi,"ujar Pauline mengibaskan tangannya di depan wajah.
"Gak sekalian nikahin aja biar siang malam selalu bareng,"
"Kiamat yang ada,"Pauline melirik sinis Audrey yang hanya nyengir tidak jelas.
"Ngapain loe berdua disitu?"tanya Julian yang datang bersama Rendra.
"Loe ga liat kami lagi dijemur,"seru Pauline kesal.
"Hari senin aja udah telat loe,"kata Rendra duduk di bangku dekat tiang bendera.
Tadi mereka berdua izin ke toilet, tapi karena melihat Audrey dan Pauline yang sedang di jemur kedua urung untuk ke toilet. Mereka juga harusnya telat hanya saja keberuntungan masih berpihak.
"Sialan, loe berdua juga harusnya telat,"ujar Audrey menendang kaki Rendra sampai cowok itu mengaduh.
"Dewa keberuntungan masih berpihak sama gue jadi terima nasib aja,"
"Laper gue,"dumel Audrey.
"Nah, gue juga laper beliin dong, Ren,"pinta Pauline.
"Loe kira gue babu,"
"Nah itu ngerasa,"
"Anjing,"umpat Rendra sebelum berlalu pergi.
Diantara mereka semua yang paling penurut itu Rendra walau diminta dengan cara kasar pun akan tetap dilakukan. Berbeda dengan Julian yang justru pundung lebih dulu dan tidak ingin bergerak dari tempatnya.
"Yasmeen kemana? biasanya kalo kalian telat berdua selalu ada dia,"tanya Julian yang sekarang nangkring di tembok pembatas depan kelas.
"Di kelas, Gasta ada ga?"ujar Audrey.
"Ada, tadi gue liat lagi latihan basket,"
"Gue patahin kakinya impas kali ya,"
"Tangan juga,"sambung Pauline.
"Gak cukup, mutilasi aja sekalian ginjalnya kalo di jual mahal tuh,"kata Julian tak acuh.
"Tuh orang emang perlu dikasih pelajaran kalo gak ngelunjak nanti,"
Audrey mengangguk-anggukan kepalanya saja panas matahari membuatnya gerah. Dari kejauhan gadis itu melihat Abra sedang bersama seseorang. Matanya memicing ketika orang itu bergelayut manja di lengan Abra.
Tiba-tiba saja Vivie yang tidak tahu datang dari mana menarik tangan orang itu sampai jatuh terduduk di lantai. Sepertinya gadis itu mengenal orang yang bersama dengan Abra.
Karena penasaran Audrey berjalan mendekati mereka mengabaikan panggilan Pauline dan Julian yang kesal diabaikan. Abra yang menyadari kedatangan kekasihnya hanya tersenyum samar.
"Kamu apa-apaan sih, Vie,"ujar orang itu menatap tidak suka pada Vivie.
"Gue udah bilang jangan pernah deketin Kak Abra lagi loe tuli apa goblok,"kata Vivie berang. Sudah berkali-kali dia memperingati kakak sepupunya itu agar tidak mendekati Abra lagi tapi dia selalu mendapatinya ada didekat pria itu.
"Yang sopan kamu atau mau aku laporin ke Tante Miranda?"ancamnya yang ikutan kesal.
"Laporin aja, nanti gue bakal laporin kalo loe godain milik orang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Teacher
RomanceJudul awal : My Teacher - "Bapak mau gak jadi pacar saya?" "...." "Yaelah, Pak, jawab napa," Seorang Audrey biangkerok sekolah jatuh cinta pada guru baru sekaligus anak dari pemilik sekolah. Dia yang dulunya selalu mencibir sahabatnya karena menyuka...