BAB 14

14K 874 47
                                    

Pagi telah kembali lagi. Dan di pagi hari ini Lovia sudah berada di kamar Gerald. Niatnya untuk melihat keadaan pria itu, apakah sudah membaik atau belum.

Lovia tengah memandang wajah Gerald yang tertidur dengan lelap, dan dihiasi dengkuran pelan. Bibinya mengulumkan senyum memandang wajah tenang Gerald.

Lovia meletakkan tangannya di kening Gerald untuk mengecek suhu tubuh pria itu. Ternyata masih terasa panas, membuat Lovia langsung melepaskan tangannya dari kening Gerald.

"Aku pikir kau sudah membaik," gumamnya pelan. Lalu, Lovia beralih mengambil handuk yang sudah basah di dalam baskom kecil. Ia meremas handuk itu terlebih dahulu, baru meletakkannya di kening Gerald.

"Cepatlah sembuh, Gerald," ujar Lovia sambil menepuk pelan punggung tangan Gerald yang kekar.

"Hentikan kepura-purakan kau itu," Gerald tiba-tiba membuka matanya, dan menatap Lovia dengan sangat dingin.

Lovia kaget? Tentu. Bukankah tadi Gerald terlihat tidur dengan sangat nyenyak? Kenapa dia tiba-tiba bangun? Dan apa maksud dari ucapannya? Siapa yang dia maksud berpura-pura? Apakah dirinya?

"Maksudmu apa?" tanya Lovia.

Gerald tidak menjawab, dia masih menatap dingin wanita di depannya ini. Tangan Gerald mengambil handuk yang tertempel di keningnya, dengan mata yang masih menatap dingin Lovia. Dia meremas handuk itu kuat, hal itu membuat Lovia merasa keheranan dengan apa yang dilakukan Gerald. Tak selang satu detik, Lovia langsung membukam mulutnya tak percaya dengan apa yang dilakukan Gerald. Gerald, pria itu membuang handuk tersebut di lantai secara kasar.

"Apa yang kau lakukan Gerald? Kenapa kau membuangnya?" Lovia mengeluarkan suaranya untuk bertanya.

Gerald tak menjawab, dan hanya memberikan tatapan dingin.

"Kenapa kau membuangnya?" ulang Lovia lagi yang kini suaranya terdengar lebih tinggi

"Cih, sudahlah Lovia. Hentikan semua perhatian palsumu itu," Mendengar jawaban Gerald membuat Lovia tak habis pikir sama isi otak pria itu. Perhatian palsu katanya? Memang dasar Gerald pria tidak tau diuntung!

"Kau pikir aku sedang berpura-pura perhatian padamu?"

Gerald menyandarkan tubuhnya ke sandaran ranjang, tangannya ia letakkan di atas dada, "Apakah wanita sepertimu bisa serius dan juga jujur?"

Lovia mengepalkan kedua tangannya mendengar ucapan Gerald. Apa maksud dari kata pria itu? Apakah dia berpikir kalau dia adalah seorang wanita pembohong?

"Apa maksud kau berkata seperti itu? Aku perhatian padamu itu dengan tulus. Seharusnya kau beterima kasih, bukannya menuduhku berbohong!" Lovia menahan kesal di dalam dirinya. Gimana tidak kesal saat kita sudah perhatian tapi malah dituduh hanya berpura-pura. Siapapun akan kesal jika di tuduh seperti itu.

Gerald menggertakan giginya kuat mendengar ucapan Lovia. Tanpa pikir panjang, Gerald langsung menjambak rambut wanita itu dengan kuat. Sontak Lovia langsung meringis kesakitan.

"Akh!"

"Aku tidak butuh perhatianmu itu! Dan aku tidak sebodoh itu percaya pada wanita licik seperti kau! Mana mungkin kau baik padaku jika bukan karena maksud tertentu!" desis Gerald menatap Lovia nyalang.

"Demi Tuhan aku sedang tidak berpura-pura,"

Gerald semakin memperkuat jambakannya mendengar Lovia yang masih belum mau mengaku. "Tidak! Kau berpura-pura, sialan! Mengakulah!"

Lovia memejamkan matanya seraya menangis. Ia tak bisa menahan rasa sakit di kulit kepalanya yang sudah terasa nyeri.

"Demi Tuan, Gerald, demi Tuhan aku sedang tidak berpura-pura. Aku sungguh tulus, karena aku mencemaskanmu. Kenapa kau tidak percaya kepadaku?"

In Psycho PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang