BAB 47

7.2K 528 112
                                    

Kandungan Lovia kini sudah memasuki bulan ke 5, dan itu membuat Gerald selalu sabar menghadapi sifat Lovia yang sering berubah-ubah. Sifat lovia kadang suka marah-marah, lalu tiba-tiba dia menangis, kadang sifatnya menjadi sangat manja selalu ingin bersama Gerald, dan menempel pada Gerald. Jika, keinginan Lovia tidak dituruti maka ia akan merajuk sama Gerald sehingga Gerald harus sangat berusaha membujuk Lovia. Rasanya Gerald ingin sekali melempar Lovia karena menghadapi sifat Lovia yang tengah hamil ini.

Seperti sekarang Gerald tengah sibuk sama perkerjaanya. Namun, tiba-tiba Lovia menelponnya. Iya, Gerald telah membelikan Lovia handpone lagi. Namun, di handpone itu hanya ada kontaknya saja. Bahkan, di handpone itu diberi sebuah penyadap agar Gerald tahu apa saja yang ada di handpone tersebut. Sehingga, Lovia tidak bisa menutupi jika ada sesuatu di dalam handpone itu.

Dengan segera Gerald mengangkat telepon dari Lovia Jika, dia sampai lama mengangkat teleponnya atau mematikannya, maka istrinya ini akan marah padanya.

"Halo, Sa-"

"Pulang!"

Gerald langsung terperangah mendengar ucapan Lovia dari telepon. Lovia menyuruhnya pulang waktu dia lagi sibuk-sibuknya? Bahkan, sekarang masih sangat siang, dan Lovia sudah menyuruhnya untuk pulang? Apakah istrinya ini sudah gila?

Oke, sepertinya Gerald harus menahan kesabarannya lagi.

"Lovia, ini masih siang. Aku juga lagi sibuk. Jadi, aku tidak bisa pulang untuk sekarang," jawab Gerald berusaha membuat Lovia mengerti.

"Aku tidak perduli! Sekarang kau pulang! Kau tahu? Aku merindukanmu..." Lovia merengek diakhir ucapannya.

Gerald sedikit senang saat Lovia mengatakan bahwa dia merindukan dirinya. Tapi, tetap saja dia tidak bisa pulang sekarang. Masih banyak perkerajaan yang harus ia selesaikan hari ini.

"Lovia, tolong lah mengerti aku sa-"

"Pulang sekarang atau malam ini kau tidak tidur bersamaku?!" ancam Lovia memotong ucapan Gerald lagi.

Lagi-lagi Gerald terperangah mendengar ucapan Lovia. Kenapa sekarang Lovia malah sering mengancamnya? Apakah ini adalah karma baginya yang dulu selalu mengancam Lovia?

"Kau mengancamku?" tanya Gerald dengan nada tidak percaya.

"Iya, aku mengancammu. Emang kau saja yang bisa mengancamku? Aku juga bisa asal kau tahu,"

"Pulang sekarang Gerald! Jika, kau tidak sampai dalam 20 menit, maka aku benar tidak akan mau tidur bersamamu selama seminggu!"

Tit!

Lovia langsung mematikan sambungan teleponnya setelah itu, tanpa mendengarkan balasan Gerald terlebih dahulu.

"Argh!!" Gerald langsung melemparkan ponselnya ke atas meja saking geramnya.

Sungguh, sifat Lovia selama hamil ini membuat dia semakin stres. Dia jadi menyesal karena tidak jadi membunuh anak dalam kandungan Lovia saat itu. Andai saja waktu itu dia jadi membunuh anak dalam kandungan Lovia, maka sifat Lovia pasti tidak akan menyebalkan seperti sekarang.

Walaupun, sangat kesal sama Lovia tapi Gerald akan tetap menuruti permintaan istri yang menyebalkannya itu. Gerald akui kalau ia menuruti permintaan Lovia ini karena takut sama ancaman Lovia. Ancaman Lovia tidak pernah main-main. Pernah sekali ia tidak menuruti keinginan Lovia, dan Lovia benar-benar menyuruhnya tidur sendiri. Bahkan, Lovia mengusirnya dari kamarnya sendiri. Bukankah itu terbalik? Kamar-kamarnya tapi kenapa malah dia yang diusir? Sial, Gerald hampir lupa, kan sekarang dunia sudah terbalik antara dirinya dan Lovia.

Gerald segera membersihkan meja kerjanya dengan cepat. Setelah, selesai Gerald segera pergi dari ruangannya. Namun saat, ingin membuka pintu tiba-tiba Erland masuk sehingga menghentikan pergerakannya.

In Psycho PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang