BAB 20

12.1K 702 52
                                    

Seorang gadis kecil berumur sekitar 13 tahunan berlari ke arah anak laki-laki yang sebaya dengannya yang tengah duduk di salah satu bangku yang ada di taman hiburan. Anak laki-laki tersebut seperti sedang menunggu seseorang.

"Gerald!" teriak gadis kecil itu yang masih berlari menuju dimana anak laki-laki itu duduk.

Anak laki-laki yang diteriaki Gerald itu menoleh ke samping. Senyumannya mengembang melihat seorang gadis yang menggunakan baju berwarna cream yang sedang berlari ke arahnya.

"Maaf, aku telat," ucap gadis kecil itu dengan nafas yang terlihat sesak saat sudah sampai di depan anak laki-laki tersebut.

"Tidak apa-apa. Sini duduk di sampingku. Dirimu pasti capek karena berlari," ujarnya perhatian pada gadis kecil itu.

Gadis itu tersenyum, lalu dia dengan segera duduk disamping anak laki-laki tersebut.

"Ni, air. Dirimu haus, bukan?" Anak laki-laki tersebut menyodorkan sebuah air meneral kepada gadis kecil itu. Dengan senang hati gadis itu mengambil air yang ada di tangan anak tersebut.

"Terima kasih, Gerald," anak laki-laki di panggil Gerald itu tersenyum.

"Aku pikir dirimu tidak datang. Karena, aku pikir ucapanmu di sekolah tadi hanya bercanda," ucap anak laki-laki yang bernama Gerald tadi.

"Tentu saja aku datang. Aku sudah berjanji padamu," jawab gadis kecil itu.

"Dirimu suka membohongiku meski kau sudah berjanji padaku," ucapnya pelan terdengar sendu.

Gadis kecil itu merasa bersalah mendengar nada sendu dari anak laki-laki di sampingnya ini, "Maafkan aku,"

"Tidak masalah. Ngomong-ngomong dirimu sangat cantik hari ini. Aku menyukainya," puji anak bernama Gerald itu pada gadis kecil di sampingnya.

Gadis kecil itu tersenyum mendengar pujian dari seseorang yang dia suka, "Terima kasih, Gerald. Kau juga sangat tampan hari ini. Aku menyukainya,"

Anak laki-laki bernama Gerald itu merasa sangat senang mendengar pujian dari gadis yang dia sukai. Rasanya seperti mimpi dipuji sama gadis di sampingnya ini, "Terima kasih, Sofia. Aku sangat menyukai dirimu yang seperti ini denganku," lalu, mereka berdua saling tersenyum satu sama lain.

Dari kejauhan, ada seorang gadis kecil juga yang sebaya dengan dua anak tadi. Wajah gadis kecil tersebut terlihat marah tanda tak terima. Tangannya ia kepalkan kuat melihat adegan yang membuat hatinya teriris.

"Gerald adalah milikku sampai kapanpun. Aku tidak akan biarkan dia sama yang lain, kecuali denganku!"

~~~

Sudah memasuki 2 minggu, dan sikap Gerald pada Lovia masih sama, bersikap lembut dan selalu perhatian. Bahkan, dia belakangan ini semakin perhatian pada Lovia. Kadang dia juga tidur bersama wanita itu ketika malam hari. Hal itu, semakin membuat rasa Lovia kepada Gerald bertambah. Rasa suka pada Gerald tak bisa ia pungkiri lagi. Dia benar-benar telah jatuh cinta sama pria iblis itu.

Namun, rasa itu tak begitu Lovia tujukkan pada Gerald. Karena, pria itu tidak pernah mengatakan bahwa dia menyanyanginya. Gerald hanya menunjukkan perhatiannya. Lovia berpikir Gerald mungkin menyukainya juga. Namun, dia tunjukkan dengan perhatiannya.

"Selamat pagi," sapa Gerald ramah membuka pintu kamar Lovia sedikit sehingga hanya menunjukkan kepalanya saja.

Lovia yang lagi duduk di atas kasur sedikit tertawa saat melihat kepala Gerald yang muncul dengan sapaan selamat pagi.

In Psycho PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang