Pagi yg cerah dimana jurusan ekonomi 1 kedatangan murid baru. Riuh tentang kejadian kemarin juga tentunya menjadi topik utama di kelas itu. Rizki, Azril, Dimaz dan Sebastian yg satu kelas hanya bisa menatap satu sama lain saat para siswa kelas membicarakan tentang mereka.
Riuh itu berangsur padam saat guru pelajaran pertama masuk bersama seorang mahasiswi baru. "Selamat pagi anak-anak, sebelum memulai pelajaran ibu ingin mengumumkan bahwa mulai hari ini kelas kita kedatangan murid baru" Bu Anita yg merupakan guru pelajaran Ekonomi Mikro di kelas itu berjalan masuk ke dalam kelas membuat suasana mendadak tertib.
Lantas tatapan para murid tertuju ke arah pintu tempat sang murid baru berdiri. "Ayo masuk, perkenalkan diri lalu pilih tempat duduk" Bu Anita mempersilahkan si murid baru untuk masuk.
Rizki mulai memikirkan firasat buruk saat seorang gadis berjalan memasuki kelas. "Bas!... Bas... sini! duduk di sebelah bangku gw" Rizki berbisik dengan nada pelan.
Raut wajah datar Sebastian terlihat saat dirinya mengendap-endap maju ke bangku yg berada di sebelah Rizki. "Apaan?" Tanya Sebastian berbisik dengan nada suara cukup pelan.
"Diem di situ"
"Lah, kalo gw duduk di sini yg nyari contekan siapa?"
"Kita pikirin nanti"
Murid baru yg di maksud kini berada tepat di tengah-tengah papan tulis, ia berdiri dengan sikap gugup dan sedikit menunduk. "Selamat pagi...." sapa gadis itu.
Ekspresi para pria yg tadinya lesu kini mulai bersemangat saat melihat kecantikan dari gadis yg berada di depan mereka.
"Gila cantik banget" - "Gebetan gw!"
"Idaman bet anjir" - "Pagi Cantik!"
Bisik, sapa para pria di kelas itu yg terpesona kecantikan gadis baru di hadapan mereka.
Sebastian yg mendengar komentar para pria kelasnya lantas mengangkat kepala dan ikut terpesona dengan kecantikan gadis itu. "Noy... lo harus liat mukanya...." Sebastian menyenggol pelan tangan kiri Rizki yg tengah mengerjakan PR pelajaran Mikro.
Tatapan tajam Rizki kini melayang ke arah wajah Bastian. "Kecoret bangsat!" decak Rizki menepis kasar tangan kanan Bastian yg tengah menepuk-nepuk tangan kirinya.
Tangan kanan Sebastian yg tadi di tepis Rizki malah mengangkat lalu memutar pandangan pria itu ke arah depan. "Liat noh, calon istri gw"
"Kenalin nama gw, Fitria Andini, kalian bebas mau manggil Fitri atau Andini, salam kenal" Gadis yg bernama Fitria itu memperkenalkan diri dengan senyuman dan sapaan hangat.
"Gila... bohay banget ni cewe"
Mata Azril menatap kaki sampai ujung rambut tubuh Fitria.Mimin bakal manggil ni cewe Andini, kalo kalian bebas mau manggil cewe itu apa.
Kedua bola mata Rizki berbinar saat ia melihat kecantikan Andini yg sedang tersenyum hangat.
"Selingkuhan terbaik"
Tampang buaya Dimaz mulai muncul saat ia menatap wajah Andini.
Rizki menggelengkan kepala, mengusir pikiran bodoh yg ada di kepalanya saat ini. "Borgol si Dimaz" Tatapannya kini tertuju pada wajah Dimaz yg berada di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Badboy & Innocent Girl 2
Teen Fiction"Ternyata takdir ga seindah yg gw pikirin. gw pikir kita bakal lulus kuliah, nikah terus hidup bahagia. tapi ternyata perjalanannya ga semudah itu" Rizki Ramdani, remaja berumur 19 tahun yg mempunyai sikap dingin, acuh, keras kepala dan juga mesum...