7. Sepatu

254 31 4
                                    

"Kakak ga mau belanja?" Rara menghentikan langkahnya saat berada di depan toko jaket khusus pria. Rizki melirik ke arah toko itu seperkian detik, ia menatap jaket hitam polos yg terlihat sangat simple. "Mau yg itu?" Rara melangkah memasuki toko sembari tersenyum, ia meminta pelayan menurunkan jaket  tersebut yg tergantung di dinding.

Rizki menghela nafas pendek lalu ikut melangkah masuk menghampiri gadis itu. "Jaket gw udah banyak di rumah" kata Rizki sembari mengelus pucuk rambut Rara. "Yaudah nambah satu ga papa kan?" balas Rara sembari menerima jaket yg di maksud dari pelayan toko.

"Cobain, kayanya cocok deh" saran Rara sembari menempelkan jaket itu di dada Rizki. Tanpa menjawab Rizki langsung mengambil alih jaket itu dan mencobanya di ruang ganti. "Cocok?" tanya Rizki saat sudah keluar mengenakan jaket tadi.

Rara mengangguk kecil lalu mengajak Rizki untuk mampir ke toko sebelah yg merupakan toko sepatu. "Tolong di siapin ya mba" pesan Rara pada pelayan toko sebelum pergi ke toko sebelah. "Mau apa lagi?" Rizki yg tidak suka repot langsung menghentikan langkahnya yg di tuntun Rara.

Rara menghampiri sepasang sepatu Vantela yg berada di pajang dalam sebuah kotak kaca. "Ini bagus buat ke kampus" komentar Rara menunjuk sepatu itu. "Ambil yg ukuran 42 abis itu cabut, kita cari makan gw laper" kata Rizki berjalan menghampiri gadis itu lalu memberikan kartu Atm-nya.

Setelah selesai membeli sepatu mereka berdua kembali ke toko sebelah untuk mengambil jaket hitam tadi, lalu pergi mencari tempat makan.

Rara berhenti mendadak membuat tubuh mereka terbentur. "Kenapa?" Rara menunjuk meja tengah sebuah restoran. Tatapan Rizki langsung mengarah ke meja yg di tunjuk Rara. "Andini?" gumam Rizki sebelum mengandeng tangan Rara untuk pergi dari restoran itu.

Setelah berkeliling sejenak akhirnya mereka memutuskan untuk singgah di restoran yg berada di sudut mall. "Kakak mau pesen apa?" Rara memperhatikan daftar menu. "Samain aja" jawab Rizki sembari merogoh kantung jaket putihnya mengeluarkan sebungkus rokok lalu menyulutnya.

"Permisi, mba" Rara mengangkat tangan memanggil pelayan resto. "Iya mba, mau pesan apa?" tanya pelayan yg langsung menghampiri meja mereka berdua.

"Ikan bakar pedes 2, minumnya jus alpukat sama stroberi ya mba"

"Baik, di tunggu ya mba"

Setelah memesan makanan Rara mendapat telepon dari sahabat lamanya yg kebetulan berada di tempat itu.

"Hallo?" Rara mengangkat telepon itu sembari melirik Rizki yg memasang wajah curiga. "Siapa?"

"April" jawab Rara tersenyum hangat seraya kembali memanggil orang yg sedang menelponnya. "Hallo, April?"

"Rara! lo dimana! lo lagi di mall kota kan? gw juga ada di sini, tadi gw liat lo sama kak Noy di lantai 2" kata Aprilia dengan penuh semangat. "April juga lagi di sini? Rara sama kak Noy lagi di restoran... Bistro" ada jeda sesaat ketika Rara menyebutkan nama restoran itu.

"April ke sana ya" kata April sebelum telepon itu terputus. "Iya, Rara tunggu ya April" balas Rara sembari menutup panggilan tersebut.

"Aprilia temen SMA lo?" tanya Rizki saat Rara baru memasukkan ponselnya ke tas. "Iya, Rara kangen banget sama April"

Detik selanjutnya pelayan datang membawa makanan pesanan mereka berdua. "Silahkan" kata pelayan seraya menyusun rapih piring-piring makanan tersebut. "Makasih mba" balas Rara yg langsung di angguki oleh pelayan tersebut.

Saat sudah meletakkan ponsel dan hendak menyantap makanan tiba-tiba ponsel milik Rizki berdering. "Siapa?" tanya Rara seraya menyantap ikan bakar kesukaannya. "Anak dakjal" kata Rizki seraya berdiri mengangkat telepon tersebut.

[END]Badboy & Innocent Girl 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang