17. Ambulan

211 25 5
                                    

Terima Kasih buat kalian yg masih stay sama cerita ini.

Kalo kalian penasaran terus pengen cerita ini cepat update, silahkan ramaikan kolom komentar part sebelumnya.

_____________

Part kali ini di buka dengan di perlihatkannya Rizki yg sedang bersiap-siap untuk pergi ke markas.

"Kakak mau kemana?" tanya Rara kebingungan melihat Rizki yg sedang terburu-buru.

"The Elite balas dendam, gw harus cepet-cepet ke markas" jawab Rizki yg sedang bergegas memakai jaket dan sepatu.

"Kakak jangan ke sana! bahaya!" cegah Rara saat Rizki hendak mengambil helm. "Temen-temen gw ada di sana" sanggah Rizki dengan nada cukup tinggi.

"Iya Rara tau, tapi kakak jangan ikutan ke sana! perasaan Rara ga enak kalo kakak ikutan ke sana!" sentak Rara berjalan ke arah pintu lalu menutup pintu itu rapat-rapat.

"Ini bukan masalah sepele. kalo gw telat dateng ke sana, temen-temen gw bisa dalam bahaya!" kata Rizki sembari berjalan menghampiri Rara dan membuka paksa pintu.

"Kuncinya mana? gw ga punya waktu buat debat sama lo"

"Kakak bisa ga si sekali aja dengerin omongan Rara!"

"Raa... kali ini taruhannya nyawa"

"Ya mangkanya itu Rara ga mau kakak kenapa-kenapa! pikirin juga keselamatan kakak sendiri!"

"Gw ga mungkin ngebiarin temen-temen gw mati-matian ngejaga markas sedangkan gw diem di rumah kaya gini"

"Engga! pokonya Rara ga ngizinin kakak buat pergi kemana-mana!"

"Lo mau temen gw mati di markas?!"

"Lo mau gw hidup sendirian sedangkan mereka mati konyol di bunuh sama The Elite?!"

"Gw bisa jaga diri gw sendiri.-..."

Plakkk....

"Kakak lagi sakit! Rara ga mau kehilangan kakak!" tangisan Rara pecah sesaat setelah menampar pipi Rizki barusan.

Rizki terdiam dengan tatapan kosong saat tamparan dan tangisan Rara pecah secara bersamaan. "Gw janji gw ---ga bakal kenapa-kenapa" kata Rizki sembari mendekap Rara ke dalam pelukannya.

"Kakak harus janji kakak bakal pulang" pinta Rara sembari mengusap air mata dan memberikan kunci rumah.

"Gw janji gw bakal pulang"

Sementara di sisi lain....

Para pasukan Saepul terlihat sedang dalam perjalanan menuju markas White Devils. Kini mereka telah siap dengan rencana yg sangat matang. Menurut mereka.

Mereka semua beriringan memadati jalan dengan tongkat baseball di tangan masing-masing.

Selain itu beberapa dari mereka juga ada yg membawa senjata tajam jenis pisau. Ga tau jenisnya apa yg pasti bukan pisau dapur. Dan sisanya membawa beberapa botol jirigen bensin.

Jumlah mereka tak terhitung, sekitar ratusan atau bahkan lebih.

"Malam ini kita kabar markas White Devils!"

"Kita abisin semuanya!"

"Ratain markas White Devils!"

"Hiyaaaa!"

Kita kembali ke sisi Rizki....

Kini pria itu sedang dalam perjalanan, matanya terus memperhatikan sisi kiri dan juga kanan jalan yg terlihat sangat padat. Mencari keberadaan musuh yg mungkin ada di sekelilingnya.

[END]Badboy & Innocent Girl 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang