10. Tiang Bendera

285 32 23
                                    

Kriiiinggggg....
Bel istirahat pertama berbunyi.

Rara dan Putri kini sudah berada di depan kelas, menunggu kedatangan Rizki. Saat pria itu berjalan keluar, detak jantung Rara berhenti berdetak seperkian detik. Raut wajah Rizki yg tak biasanya ia lihat langsung menyadarkan gadis itu akan kesalahannya kemarin.

"Ka-..." belum sempat Rara menyapa Rizki sudah berjalan melintasi mereka tanpa melirik sedikitpun. "Lo yg sabar ya, harus tetep semangat!" kata Putri yg tidak tega melihat ekspresi Rara.

"Kayanya jangan ganggu dia dulu deh, kasih abang waktu buat sendiri ya" kata Putri sebelum mereka pergi menuju kantin. "Iya kak"

"Eh, si cabul lagi berantem sama ceweknya?" tanya Andini pada Dimaz yg berada tak jauh dari bangkunya. "Iya, kenapa? hayo, suka ya lo sama Kinoy" tuduh Dimaz dengan tatapan menyipit penuh curiga.

"Engga! orang gw cuman nanya" eles Andini buang muka. "Kalo lo suka sama Kinoy, mending lo kubur perasaan itu sebelum terlambat" sambar Sebastian yg berada di belakang Andini.

"Apa sih, orang gw cuman nanya" ketus Andini sebelum pergi keluar kelas. "Kayanya bakal ada cinta segiempat deh" kata Azril sembari menatap kepergian Andini.

"Ngaco lo, sejak kapan Kinoy punya keturunan buaya si Dimaz" ucap Sebastian sembari menepuk pundak Azril lalu bergegas ke kantin. "Kenapa jadi ke gw woy!" umpat Dimaz tak terima.

"Udah ayo ke kantin buaya"

"Anak anjing!"

"Anak buaya!"

"Bertumbuk!"

Saat sudah di kantin dan duduk di meja biasa, Rizki datang dan langsung menatap Rara dengan raut wajah dingin. "Kakak" suara lemas Rara penuh rasa bersalah.

Rizki langsung memalingkan pandangannya dari Rara. Ia mencegat seorang pria lalu langsung pergi begitu saja dari tempat itu.

Saat Rara hendak mengejar Putri menghentikan langkahnya. "Kasih waktu buat abang" kata Putri dengan senyuman hangat. "Iya, tenang aja Kinoy bukan tipe orang yg ngambeknya lama" sambung Amel membuat perasaan Rara sedikit tenang.

"Eh btw si Rangga masih idup?" tanya Sebastian sembari melirik Rangga yg baru saja tiba bersama gengnya. "Iya, ko dia masih idup?" sambung Tio.

"Gw ga terima kalo dia masih idup, apa lagi masih cengengesan kaya ga ada beban apa-apa" kata Dimaz berdiri dengan kepalan tangan yg erat. "Dimaz! apaan si lo, jangan bikin masalah ini jadi panjang deh" cegah Putri menarik Dimaz kembali duduk.

"Dia udah bikin Rara sama Kinoy berantem, terus kita diem aja gitu?" Dimaz bertanya dengan nada suara tinggi. "Oy.. kenapa tuh? ngomongin gw ya lo pada" sahut Rangga dengan ekspresi menyebalkan membuat Dimaz semakin naik darah.

"Emang harus ada yg ngebunuh dia" kata Dimaz yg langsung menghampiri lalu menghajar Rangga. "Dimaz!"

"Dasar brengsek! lo pikir gw bakal diem aja atas semua yg lo lakuin kemaren?! hah!" maki Dimaz sembari menghajar Rangga habis-habisan. "Kalian ngapain diem aja! pisahin dong!" seru Putri membuat Azril dan yg lainnya berdiri.

"Kayanya Dimaz bener deh Put, sampah kaya dia emang harus di kasih pelajaran" kata Tio yg langsung di angguki oleh yg lainnya. "Ya tapikan dia bisa di keroyok-.. tuh kan Dimaz di keroyok! cepetan bantuin!" Putri semakin panik saat anggota geng The Elit mengeroyok Dimaz.

"Mati lo semua anjing!" Dimaz terus menghajar orang-orang yg mencoba mengeroyoknya. "Kita kirim mereka ke neraka!"

Sementara itu saat pria yg di suruh Rizki sudah pergi dari kantin, Andini secara diam-diam membuntuti pria itu.

[END]Badboy & Innocent Girl 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang