"Lo dari mana aja sih Wa, untung aja pak Dadang belum juga masuk, kalau iya pak Dadang udah masuk dari tadi, gue mampusin lo!" Omel Kiki ketika Awa baru saja memasuki kelas dengan menghentak-hentakkan kakinya.
"Kenapa lagi sih ekspresi lo itu?" Tanya Kiki bingung dengan raut wajah Awa yang nampak begitu kesal.
"Gue kesel tau Ki"
"Hah? Kesal sama siapa coba" balas Kiki bertanya-tanya.
Awa manyun sembari menunjuk Rafli yang tengah duduk di bangku milik cowok itu sendiri "Gue kesal sama mantan lo itu" tunjuknya pada Rafli.
Kiki mengernyitkan dahi namun tetap mengikuti arah telunjuk Awa.
"Anjir! Sejak kapan gue jadi mantanan sama Bangsawan coba?!" Semprot Kiki saat itu juga.
Awa balas menatap Kiki bingung "Hah? Yang nunjuk Bangsawan siapa? Orang gue nya nunjuk si Rafli"
"Heh? Bener? Kampret! Gue kirain lo nunjuk si Bangsa-bangsa itu" kata Kiki membuat Awa terkekeh kecil.
Bangsawan-teman kelasnya memang duduk di bangku tepat depan Rafli, makanya Kiki berpikir kalau Awa tengah menunjuk Bangsawan.
"Bedewe kenapa lo bisa kesal sama Rafli sih? Dia jahilin lo lagi?" Tanya Kiki yang memang tahu seperti apa mantan pacarnya itu.
Yah, Rafli dan Kiki memang pernah berpacaran tepatnya saat mereka masih berada di kelas 10, saat itu Rafli yang bernotabene sebagai ketua band di ekskul seni musik langsung saja menyatakan perasaannya pada gadis itu dengan alasan menyukai Kiki pada pandangan pertama. Tapi karena Rafli yang pernah kepergok jalan sama cewek lain membuat Kiki memutuskan hubungan pada cowok itu, padahal Rafli ingin menjelaskan kebenarannya, hanya saja Kiki sudah terlanjur kecewa dan mengatakan kata putus tanpa memikirkan dampaknya. Iya! Kiki masih mencintai Rafli, sayangnya Rafli terlihat sudah tidak peduli lagi padanya.
"Iyaaaaa....! Masa ikat rambut gue di ambil sama dia! Dulu tempat pensil gue yang di ambil sekarang ikat rambut gue, kan kesel tau Ki" rengek Awa memegang tangan Kiki yang berada di atas meja belakang bangkunya.
"Aelah... udah, gak usah peduliin dia. Emang reseh tuh cowok!" Balas Kiki tidak sesuai dengan hatinya yang merasa sakit mendengar kalau Rafli masih saja menjahili Awa, bukannya hal itu berarti kalau Rafli peduli pada Awa?
"Iya juga sih.... tapi kan...."
"Udah Wa! Mending sekarang kita panggil si Rara sama Wiwi, gak tau tuh dua bocah kemana. Gue udah kirim pesan katanya mereka lagi di jalan. Terus gue nanya di jalan mana, terus mau kemana juga. Eh, tiba-tiba dia gak aktif" jelas Kiki.
Awa mendengkus "Kayaknya mereka masih di toilet deh"
"Lah? Dari mana lo tau?"
"Tadi Rara sama Wiwi sendiri yang bilang ke gue sebelum Rafli cari masalah sama gue, Rara bilang kalau nanti pak Dadang masuk gue bilang aja kalau mereka lagi izin ke toilet"
"Kampret lo Wa! Ngapa gak bilang dari tadi sih?"
"Kan gue gak tau beb" kata Awa nyengir yang hanya di tanggapi dengusan oleh Kiki.
"Oh iya Ki, lo tau nggak Atiah itu siapa?" Tanya Awa mengalihkan topik pembicaraan.
"Hah? Atiah? Gue pernah dengar namanya sih tapi orangnya gue gak tau yang mana" jawab Kiki.
Awa menganggukkan kepalanya mengerti.
"Emangnya kenapa lo nanya kayak gitu?"
Awa menyengir "Tadi kak Afifah bilang ke gue kalau gue itu benalu di hubungannya Guntur sama Atiah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Will Not Erase You
Teen Fiction(Revisi Setelah Tamat) Follow dulu dong sebelum baca hehe.... -Will Not Erase You- "Bolehkah aku berharap lebih untukmu yang sudah sangat mengharapkanku? Akankah kita bersatu, setelah perbedaan yang memisahkan? Bisakah kamu mengerti, untuk diriku...