Awa menghela napas sebentar kemudian membuka pintu bernuansa putih di depannya. Sial, jantungnya lagi-lagi berdetak ketika melihat Adam tengah bersandar di kepala ranjang sembari menutup mata. Awa tahu kalau Adam pasti tidak sedang tertidur. Mengambil napas sejenak sembari melangkah mendekati ranjang tersebut bersama dengan nampan yang kedua tangannya pegang.
"Hmm... Kak Adam" panggil Awa pelan.
Adam membuka matanya, meski ia tidak bisa melihat Awa tapi ia tahu kalau gadis itu sekarang berdiri di sampingnya.
"Aku bawa makanan yang sudah Bi Minah siapin. Gimana kalau kak Adam makan dulu?" Kata Awa yang langsung saja di tanggapi Adam dengan memperbaiki posisi duduknya.
Awa tersenyum sembari meletakkan nampan berisi piring dengan makanan serta air dalam gelas bening itu ke atas meja samping ranjang. Kemudian ia bergerak menduduki sebuah kursi yang sudah ia posisikan tepat di samping Adam.
"Aku mau nanya, kak Adam seharian ini ngapain aja?" Tanya Awa mulai berbasa-basi. Soalnya ia paling tidak suka dengan yang namanya canggung.
"Nggak ngapa-ngapain" balas Adam sembari menerima suapan yang Awa berikan.
Awa mengangguk mengerti. Melihat Adam yang makan dengan lahap dan menerima suapannya entah kenapa membuatnya merasa sedang terbang sekarang. Adam itu baik meski kadang judes dan jutek menanggapinya. Awa tahu kalau Adam itu butuh perhatian makanya ia berada di sini. Awa juga tahu kalau Adam kini sudah berusaha menerima kehadirannya di sisi cowok itu. Meski ia belum tahu, seperti apa perasaan Adam padanya.
Butuh sekitar lima menit hingga makanan yang Adam makan kini sudah habis. Awa kembali meletakkan piring kosong itu ke atas nampan makanan kemudian memberikan segelas air minum pada Adam yang langsung saja di teguk setengah oleh lelaki itu tentu saja berkat bantuan darinya.
"Ini masih jam lima sore, kak Adam mau tidur apa gimana?" Tanya Awa.
"Gue baru aja habis makan dan lo bilang gue mau tidur?" Balas Adam mendengus kecil.
Awa gelagapan "Bu-bukan begitu. Kan aku nanya aja, siapa tau kan kak Adam langsung mau baring" balas Awa.
"Lo mau gue kembung?"
Awa mendengkus. Kehabisan kata-kata dia "aku kan cuma nanya"
Adam hanya bergumam namun dalam hati ia tertawa, lucu juga mengerjai gadis di sampingnya. sementara Awa membantu meletakkan selimut Adam hingga sebatas perut atletis cowok itu.
"Kak Adam aku boleh nanya sesuatu nggak?" Tanya Awa sembari menatap Adam dalam.
Adam mengangguk "Hm"
"Kak Adam pernah pacaran?" Tanya Awa entah sadar atau tidak membuat Adam sedikit terdiam.
"Kenapa lo nanya gitu?" Adam bertanya balik.
"Ya mungkin aja kak Adam pernah pacaran. Soalnya siapa sih yang gak mau sama kak Adam, udah ganteng... tajir.... pintar.... baik lagi" ucap Awa tanpa sadar tersenyum malu-malu.
Sejenak Adam merenung "Kenapa lo cuma sebutin kelebihan gue?" Adam tersenyum pahit "Padahal gue masih punya kekurangan"
Awa balik terdiam. Ia menatap Adam sendu yang saat ini tengah menatap ke depan kosong. Entah serangan dari mana pula ia menggenggam tangan Adam yang bebas di depannya. Awa menggam tangan itu dengan kedua tangan mungilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will Not Erase You
Roman pour Adolescents(Revisi Setelah Tamat) Follow dulu dong sebelum baca hehe.... -Will Not Erase You- "Bolehkah aku berharap lebih untukmu yang sudah sangat mengharapkanku? Akankah kita bersatu, setelah perbedaan yang memisahkan? Bisakah kamu mengerti, untuk diriku...