Chap 12

9 8 3
                                    

"Ada apa nih?" Tanya Kiki ketika ia dan Wiwi sudah berada di tempat Awa berdiri dan lainnya.

Wiwi melirik Guntur yang terdiam menatap Awa. Sementara Rara masih saja geram pada Atiah yang saat ini sudah berdecak kesal.

"Ck, kita pergi aja Tur, males gue di sini" Atiah menarik tangan Guntur untuk menjauh dari kerumunan itu.

Guntur yang sedari tadi memperhatikan Awa pun lantas hanya bisa mengangguk dan mengikuti Atiah yang sudah menariknya pergi. Awa menatap kepergian kedua orang itu kemudian menatap Wiwi yang juga sedari tadi memandang Guntur.

Seketika, senyum sinis terbit di bibir Awa "Kayaknya ada yang lagi haredang nih" ujar gadis itu.

Rara menoleh, gadis yang sedari tadi dongkol dengan Atiah itu sontak menatap bingung Awa "Siapa?" Tanya nya.

"Tuh..." kode Awa menggunakan dagunya menunjuk Wiwi.

Kiki dan Rara saling tatap sambil menahan tawa kala mereka melihat Wiwi masih saja menatap kepergian Guntur dan Atiah.

"Udah Wi..... nggak usah cemburu" ujar Kiki yang memang sudah tahu kalau Wiwi cemburu melihat kedekatan Atiah dan Guntur.

Mungkin di antara mereka, hanya Kiki saja yang peka terhadap sikap teman-temannya. Dari awal, Kiki sudah mengetahui kalau Wiwi menyukai Guntur hanya dari bagaimana cara pandang gadis itu. Kiki bahkan tahu kalau Guntur dan Atiah sepupuan yang pastinya menambah rasa cemburu Wiwi ketika menatap kedekatan kedua remaja itu.

Wiwi berdehem, berusaha menghilangkan rasa gugupnya.

"Si-siapa.... juga coba yang cemburu" elaknya.

Rara tertawa "Aelahh.... lo cemburu sama Cewek modelan kayak gitu hanya karena dekat dengan Guntur? Ck, kagak ada untungnya tau nggak. Lagian, kalau lo beneran suka sama Guntur mending udahan aja Wi, cowok kayak Guntur gak pantas bersandar sama cewek berharga tinggi seperti lo" katanya.

Wiwi terdiam, tidak mampu berbicara lagi. Jika temannya itu sudah mengatakan hal serupa, berarti temannya itu tidak mendukung keputusannya yang memang pada dasarnya menyukai Guntur. Wiwi sendiri tidak begitu sadar kalau perasaannya kian bertumbuh hanya saat ia menatap Guntur.

Wiwi tahu, kalau Guntur tidak akan pernah bisa menatapnya. Guntur menyukai Awa dan dekat dengan Atiah. Tapi tetap saja, cinta nya ini, tidak mudah ia hilangkan.

Kiki memandang Wiwi prihatin. Begitu pun dengan Awa yang hanya bisa diam dengan perasaan bersalahnya. Ia kini sadar bagaimana perasaan Wiwi pada Guntur. Awa bertekad, akan menjauhi Guntur sebisa mungkin dan membuat lelaki itu menyukai temannya.

"Dah lah.... mending sekarang kita pulang, nyokap gue udah nelpon katanya adek gue mau di beliin es krim" ucap Kiki menatap ketiga temannya. Berusaha mengalihkan pikiran mereka yang mengarah pada permasalahan cinta Wiwi.

●●●●●

Awa terbangun dari tidurnya berkat suara nyaring yang begitu melengking dari jam weker miliknya. Dengan mata yang masih sayup-sayup melihat, ia meraih ponselnya yang masih saja mengeluarkan suara penyanyi berkelas papan atas (Duncan Laurence) yang membawakan lagu Arcade. Lagu hits jaman sekarang.

Awa sangat suka dengan lagu tersebut. meski pun arti dari lagu itu cukup membingungkan namun ia tetap saja mendengarkannya setiap ia ingin tidur, seakan lagu itu lah yang membuatnya berlari ke alam mimpi indahnya.

Berjalan tertatih menuju kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya. Kurang lebih setengah jam Awa sudah keluar dari pintu kamar mandi itu. Karena jam yang masih menunjukkan pukul 06.12 WIB, membuat Awa memiliki waktu cukup lama untuk bermandi cantik.

Will Not Erase YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang