Chap 09

14 8 10
                                    

"Kamu ingat dengan Evan, Adam?"

Pertanyaan dari sang Ayah mengalihkan perhatian Adam yang sibuk dengan pemikirannya sendiri. Lelaki yang sedang duduk di atas kursi roda dengan ayahnya yang duduk di sofa sudut kamarnya membuatnya bisa dengan jelas mendengar suara Johan.

Karena hari ini hari kamis, maka dengan begitu Johan mengambil waktu cuti untuk menemani sang anak seperti apa yang selalu ia lakukan. Johan cukup mengerti kalau anaknya itu pasti membutuhkan semangat darinya, karena itu lah Johan menghabiskan waktu bersama dengan Adam meski hanya dalam waktu sehari saja.

"Ya, aku masih ingat" balas Adam.

Johan tersenyum simpul "Evan akan ayah pekerjakan sebagai asisten pribadimu" katanya.

Adam mengernyit "Kenapa harus Evan?" Tanya lelaki itu.

"Karena Evan butuh uang untuk biaya pengobatan ibunya. Ayah ingin meminjamkan uang pada Evan namun Evan menolak dan mengatakan kalau ia takut jika suatu saat nanti tidak bisa melunasi utangnya, tapi ayah juga sudah mengatakan kepadanya kalau ayah ikhlas memberikan uang itu namun Evan tetap saja tidak menerima. Karena itu lah, ayah menawarkan pekerjaan ini untuk Evan" jelas Johan.

Adam menghela napas "Terserah ayah saja"

"Kamu tidak usah khawatir Adam, Awa dan Evan ayah pekerjakan karena ayah tahu mereka itu berniat baik menjaga kamu"

"Lalu kenapa ayah mempekerjakan orang-orang yang tidak berguna sebelum mereka?" Tanya Adam berhasil membuat Johan bungkam.

"Ayah mempekerjakan orang-orang itu karena ayah pikir mereka bisa di percayai, tapi ternyata tidak. Mereka bahkan berpura-pura baik di hadapan ayah tapi memperlakukan kamu layaknya barang yang tidak berguna" kata Johan pelan.

Mengingat bagaimana orang-orang yang pernah ia pekerjakan sebagai perawat Adam membuatnya ingin memaki orang-orang itu lagi. Bayangkan saja, Johan selalu membayar orang-orang itu dengan suka rela, tapi ia tidak sadar kalau ternyata orang-orang tersebut tidak menjalani perintah darinya yang menyuruh untuk menjaga Adam.

Ada banyak pekerja yang tidak menjalani perintah, seperti tidak memberi makan Adam, memaki-maki Adam dengan ejekan mereka, dan bahkan sampai memfitnah Adam melakukan hal tak senonoh pada mereka. Persis seperti gadis-gadis yang pernah bekerja sebagai perawat Adam. Mereka mengatakan kalau Adam ingin melecehkan mereka, tapi coba kalian pikir apakah itu pantas di katakan oleh seorang perawat? Apakah ia lupa kalau orang yang ia rawat itu memiliki keterbatasan fisik, lumpuh dan buta. Lalu bagaimana cara Adam melecehkan mereka? Dasar sampah! / maki Author 😡.

●●●●●

"Siapa sih yang pasang batu di jalanan?" Gerutu Rara ketika dirinya dan Awa berhasil memarkir motor scoopy yang sempat terjatuh itu di pinggir jalan yang sepi.

Awalnya, mereka santai-santai saja selama perjalanan menuju warung mbak Sumi si penjual terlaris dekat alun-alun kota. Namun, entah angin dari mana tiba-tiba saja ban depan motor milik Rara tanpa sengaja menginjak sebuah batu yang bisa di katakan cukup besar sehingga keseimbangan motor itu tidak bisa lagi Rara imbangi yang mengakibatkan mereka terjatuh.

"Haha... makanya kalau lo mau bawa motor bismillah dulu kek, lah lo sendiri? Malah nyelonong di gas-in ya jadinya mah gini kan, jatoh!" Ujar Awa kesal sembari mendudukkan dirinya di trotoar jalan sepi itu.

Rara mendengkus sembari memperhatikan sana sini "Anjir lah nih jalanan sepi bat dah, lagian gue juga gak terlalu merhatiin jalan sih!" Sentak Rara menatap horor jalanan tersebut.

Awa memutar bola matanya malas kemudian melirik motor yang terparkir di belakangnya. Seketika mata Awa melotot lebar melihat sesuatu pada motor tersebut.

Will Not Erase YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang