Chap 20

17 6 10
                                    

⚠WARNING⚠

⚠Part ini mengandung banyak kata-kata kasar, harap kebijakannya dalam memilih bacaan⚠

●●●●●

Awa merasakan sesak yang teramat dalam ketika melihat air mata Adam jatuh membasahi pipi lelaki itu. Dengan cepat, Awa berdiri di hadapan Adam membawa lelaki itu ke dalam pelukannya.

"Kak, kakak boleh peluk aku, aku bisa menjadi penyemangat kak Adam untuk saat ini" kata Awa tersenyum kecil.

Adam yang memang benar membutuhkan sandaran langsung melingkarkan tangannya pada perut gadis itu. Air matanya kembali jatuh, Adam menangis dalam pelukan gadis yang ia sayang. Setegar-tegarnya seorang cowok, mereka juga bisa menangis. Seperti itu lah Adam. Meski pun terlihat tegas dan cuek dari luar, tapi ia juga bisa menjadi lemah dan rapuh di dalam.

Awa mengelus rambut Adam. Tanpa sadar, air matanya ikut meluruh. Awa tidak tahu, kalau luka Adam lebih dalam dari pada keadaannya saat ini. Kenapa juga Adam menyimpan semua kenangan buruk itu sendiri? Ini yang Awa mau, menjadi orang pertama yang bisa mendengar keluhan dari Adam.

Mungkin itu menurutnya, tapi tanpa mereka sadar, ada sepasang mata dan telinga yang melihat adegan itu dan mendengar semua pembicaraan mereka. Orang itu terdiam dengan sorot matanya yang tak terbaca. Kemudian melangkah pergi, meninggalkan taman dengan pikiran yang belum sepenuhnya bisa menerima kenyataan itu.

"Sudah mendingan kak?" Tanya Awa menangkup kedua pipi Adam.

Adam mengangguk, sementara Awa langsung menghela lega.

"Lain kali, kalau kak Adam punya masalah, kak Adam boleh jadiin aku tempat curhat. Lagian, aku orangnya nggak bocoran kok. Aku nggak bakal umbar masalah kak Adam pada orang lain. Cukup aku saja yang membantu kak Adam menampungnya" ucap Awa membuat Adam tersenyum tipis.

"Kamu kenapa baik sih Wa?"

"Lah? Kenapa emang?"

"Aku jadi gak ikhlas kamu sama yang lain"

Bukannya blushing, Awa malah tertawa kencang "Apa sih kak, heran deh pake gombal melulu kalau ngomong" decaknya.

"Bukan begitu Wa, emang benar kok aku gak ikhlas" balas Adam.

"Lah? Iya sih wajar kalau kak Adam gak ikhlas, aku kan orangnya ngangening terus bawaannya bikin orang-orang pada sayang. Makanya kak Adam aja sampe gak ikhlas kalau aku sama yang lain" kekeh Awa berusaha terlihat biasa saja. Padahal mah jantung udah mau meledak tuh di dalam.

Adam terkekeh "hem... emang ngangening"

Pake nyahut aja ni cogan satu. Udah final nih kalau jantung Awa di ganti besok sama versi yang baru. Yang limited adition yah bund.

●●●●●

"Kak Adam, aku boleh nanya nggak?"

Awa kembali mengeluarkan suaranya. Mereka kini berada di kamar Adam dengan lelaki itu yang masih saja duduk santai di atas kursi rodanya.

"Nanya apa?"

"Kak Adam bisa bahasa asing gak selain indonesia sama inggris?" Tanya Gadis itu.

Adam mengangguk pelan "Bisa"

Seketika mata Awa langsung berbinar setelah mendengar jawaban Adam.

"Serius? Bahasa apa?"

"Bahasa hewan"

Wajah Awa langsung berubah datar. Berdecak kesal sembari memutar bola matanya malas.

"Gak bercanda kak, aku serius nih nanya!! Ih..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Will Not Erase YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang