***
Atas titah sang ibu, Nilam menghampiri Vino, adiknya yang sedang berlarian di lapangan basket pekarangan rumah, tepatnya rumah yang baru mereka tempati sejak tiga hari lalu.
Ketika tiba di lapangan basket, sontak Nilam mematung dan terperangah. Betapa tidak? Nilam melihat Vino tak hanya sekedar berlarian. Dalam larinya, bocah berumur enam tahun itu nampak tertawa lepas sambil sesekali melirik belakang, seolah sedang bermain kejar-kejaran dengan seseorang.
Detik berganti beberapa kali, Nilam lantas menanyakan siapa yang sedang bersama Vino, tapi adiknya itu malah tak menggubris dan tetap berlari dengan tawa riangnya.
Hingga beberapa saat kemudian, Vino akhirnya berhenti berlari, dan berdiri sekitar satu meter di sebelah kiri depan Nilam.
Vino menoleh belakang, lalu katanya, "Nggak apa-apa, kok. Itu kakak aku, namanya Nilam."
"Kamu ngomong sama siapa?" tanya Nilam bingung, mengingat di hadapannya tak seorang pun terlihat.
"Temen baru aku, Kak, namanya Kery."
Nilam bergidik ngeri dengan dahi yang dikerutkan. "Kery?"
"Iya, Kak." Vino menunjuk genangan air yang tak jauh di hadapan kakaknya. "Tuh!"
Mata Nilam mengikuti petunjuk sang adik. Sontak kedua kaki Nilam bergetar lemas ketika melihat sesosok anak kecil dari pantulan genangan air, anak kecil yang separuh wajahnya hancur berlumuran darah dan tengah berdiri menatap datar ke arahnya.
VOTE
⟱
KAMU SEDANG MEMBACA
HITAM
HorrorBerisi kumpulan one-shot story bergenre horor, thriller, kriminal, misteri. Copyright © 2021 FLORIFICTION. All Rights Reserved