Deadline bertenggat besok pagi memaksaku lembur malam ini. Jemariku tengah bermain di atas keyboard labtop. Tiba-tiba ada yang menggangguku. Sehelai kertas melayang dan jatuh tepat di atas mejaku. Aku membaca tulisan di kertas putih itu; 'Kamu tidak sendirian di sini'.
Aku mengamati sekeliling. Tentu saja tak seorang pun terlihat di sana selain diriku. Waktu saja sudah hampir tengah malam. Mengerikan memang, namun aku baru saja teringat teman-teman kantorku yang iseng, di mana kemarin malam mereka memberikan kejutan ulang tahun untuk salah satu temanku yang lain dengan menggunakan kejutan bersifat horor.
"Gue tau kalian lagi ngerjain gue. Keluar aja. Ulang tahun gue nggak butuh sureprize norak kayak gini!" seruku mengecam. Kebetulan jam 12 nanti umurku beranjak ke 27 tahun.
Detik berlalu hampir menjemput menit. Tak ada yang menyahut. Justru sebuah kertas kembali melayang ke arah mejaku. Aku melihatnya terbang dari meja temanku. Tak seorang pun di sana. Hanya sebuah karton di atas meja itu.
Lantas kubaca tulisan di kertas yang kedua tersebut; 'Temanmu yang tidak bisa kamu lihat sedang menemanimu saat ini'.
"Lo pada mikir gue nggak tau?! Mending keluar deh, nggak mempan cara norak kayak gini." Aku bermonolog emosi. Lama tak ada sahutan, bulu tengkukku pun tiba-tiba merinding.
Mataku kembali beredar menyusuri remang-remang ruangan tempatku berada. Tak ada wujud manusia yang bisa kutemukan di sekeliling. Sebenarnya itu membuatku mulai bergidik ngeri. Namun, aku mencoba untuk tetap positif.
"Nggak ada hantu yang nyata." Aku menguatkan iman.
Ketika hendak kembali berfokus pada layar labtop, sehelai kertas kembali melayang, datang dari arah yang sama seperti sebelumnya.
'Manusia memang egois. Selalu menganggap hanya dirinyalah satu-satunya makhluk yang layak berada di dunia ini'. Barusan kubaca tulisan dalam kertas yang ketiga. Seluruh romaku semakin merinding.
Tapi tetap, aku masih saja mencoba positif. Aku memberanikan diri mendekati meja temanku itu. Pelan-pelan aku mengamati atas meja, hingga mataku menjangkau sehelai kertas di balik karton. Di hadapanku kini, nampak lima jari tanpa bagian tubuh lain sedang menggerakkan pena di atas kertas itu, menuliskan kalimat; 'Aku di sini, mengamatimu dari tadi'.
Seketika aku terdiam dengan bulir-bulir keringat dingin mengucur di dahi. Aku memucat tak bergerak. Aku mematung dalam ketakutan. Teringatlah cerita temanku siang tadi, tentang kejadian belasan tahun lalu, yang mana saat itu seorang karyawan perempuan mencuri barang mahal bos terdahulu di kantorku.
Kekesalan bos tersebut terhadap karyawannya memicu jiwa psikopat sang boss. Laki-laki itu kini sudah dijebloskan ke balik terali besi. Ia mendekam di sana karena sisi psikopat menuntunnya memotong jemari karyawan yang mencuri tersebut. Tak hanya itu, ia pun memperkosa dan membunuh sang gadis.
VOTE
⟱
KAMU SEDANG MEMBACA
HITAM
HorrorBerisi kumpulan one-shot story bergenre horor, thriller, kriminal, misteri. Copyright © 2021 FLORIFICTION. All Rights Reserved