Ketiga gadis yang kepo nya keterlaluan, mengikuti Lena dan Leni menuju ruang guru, setelah percakapan mereka di kantin bersama Arka. Lebih tepatnya Lian dan Avra yang terus memperhatikan duo L tersebut, sedangkan Elmor hanya mengikuti dari belakang.
'Memang sulit, berteman dengan manusia yang tingkat keingin tahuannya berlebihan,' batin Elmor membuang nafas sabar.
Setelah Lena dan Leni selesai memberikan surat yang dititipkan Arka pada wali kelas, mereka ingin kembali menuju kelas, karena sebentar lagi bel pelajaran ketiga mau dimulai. Baru saja melangkahkan kaki keluar dari ruang guru, duo L sudah dihadang oleh duo kepo, Lian dan Avra.
"Bentar-bentar," cegah Lian memegang pundak Leni, yang diikuti Avra memegang pundak Lena.
Elmor hanya memperhatikan dua teman dan dua adik kelasnya itu. Ia bersandar pada tembok samping pintu ruang guru melipat kedua tangannya di dada.
"Kenapa ya, Kak?" tanya Lena mewakili pertanyaan dari Leni yang sudah berkeringat dingin, karena yang menghadangnya seorang Eliana Antartica Wijaya. Keponakan dari pemilik SMA Sagara, yang dikenal karena Olimpiade bahasanya, dan juga sebagai pembuat onar sekolah tanpa bullying.
Lian tidak pernah melakukan bullying, hanya saja dirinya yang menolong para murid yang di-bully, dengan caranya sendiri.
Entah menendang bak sampah pada si pem-bully, menendang tulang kering yang melakukan bullying, bahkan mencukur rambut si pem-bully hingga pitak, yang mengakibatkan sang Bunda mengganti rugi untuk membelikan rambut palsu pada anak yang sudah dicukur rambutnya oleh Lian.
"Mau nanya bentar, santuy, jangan keringetan," ucap Lian sambil menarik lengan Leni pelan, agar sedikit menjauh dari ruang guru.
"Kasian anak orang, Li," tutur Avra dengan kekehan, melihat tingkah Leni yang berusaha untuk tenang.
"Gua, gak ngapa-ngapain, yah," bela Lian pada diri sendiri.
"Cepat!" perintah Elmor dengan wajah yang seperti biasanya, datar. Tolonglah, Elmor sudah capek berdiri, ditambah lagi bacotan Lian dan Avra yang tidak ada hentinya.
"Bentar Moraaa. Jadi gini, Leno."
"Lena-Leni, woy!" tegur Avra dengan pukulan pelannya mengenai bahu kanan Lian.
"Sama aja, ada L nya," dalih Lian sambil mengusap bahu yang dipukul Avra.
"Lama lo anjuy. Tadi surat, isinya apa?" Avra mengambil alih percakapan Lian. Kalau tidak sekarang, bisa keluar taring Elmor nunggu, pikir Avra.
"Katanya Kak Arka, Dani ijin," jawab Lena.
"Lha, ijin kenawhy, dia?" tanya Lian, merasa heran dengan adik kelasnya yang numpang lahir di Australia itu.
"Kata Kak Arka again, Dani sakit."
***
Sebelum pulang sekolah, para warga SMA Sagara mendapat pemberitahuan bahwa, ujian kenaikan kelas tahun ini dipercepat karena ada masalah yang kepala sekolah sendiri tidak memberitahu. Ujian akan dilaksanakan lusa, yang mengakibatkan para bujang SMAS menjerit karena kurangnya waktu belajar.
Yah, namanya juga hidup. Mau tidak mau, suka tidak suka, mereka harus belajar ekstra untuk tahun ini. Terlebih lagi, Lian dan Elmor yang dengan ambisi mereka untuk mendapat posisi tiga besar juara umum lagi seperti tahun lalu, yang ditempati Elmor diposisi pertama dan Lian diposisi kedua, yang ketiga siapa lagi kalau bukan kapten basket yang tidak berani mengungkapkan perasaannya, Raynanda.
Avra yang sudah memiliki gairah untuk bersaing tahun ini, ia bertekad untuk masuk dikelas yang ber-notabene unggulan, yaitu kelas A.
Dani, yang entah tahu atau tidak, dengan adanya pemberitahuan ini. Bahkan chat grup Lian dengan user "Kumpulan Cecan" setelah dirinya dan Avra menghadang Lena-Leni tadi, belum dibaca oleh gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love Of Concert
ФанфикEmpat gadis yang berasal dari SMA Sagara ini cukup dikenal di ruang lingkup sekolah, terkenal karena menjadi siswi yang pecicilan, terkenal karena menyukai kpop, terkenal karena menjadi bahan bullyan kakak kelas dan lain sebagainya. Mereka bukanlah...