26. Cowok Suka Ngatur

32 10 0
                                    

Setelah melaksanakan Ujian selama beberapa hari, tibalah saatnya dimana pembagian raport bagi seluruh murid SMA Sagara dilaksanakan. Hal yang ditunggu bagi seluruh orang tua, karena dengan itu mereka bisa mengetahui nilai serta perkembangan sang buah hati.

Dani, Avra, Elmor, serta Lian kini terlihat sedang berkumpul di roof top sekolah. Menikmati semilir angin, seraya menunggu selesainya rapat pembagian rapot antara guru dan orang tua mereka.

"Li!" panggil Avra sembari melempar kulit kacang pada rambut Lian yang berdiri di samping pembatas balkon, "... lo kenapa, sih? Tumben diem."

Lian yang merasa terganggu pun sedikit menoleh. Kembali menatap depan lalu menghela napas, "Gua gakmamah, Prak!"

Alis Avra bertaut, dia melirik ke arah Dani yang tengah memejamkan mata, "Psstt ... Dan, Dani!"

Kelopak mata Dani sedikit terbuka, menandakan bahwa gadis itu menunggu ucapan Avra selanjutnya.

"Lian kenapa?" bisik Avra tepat di telinga kanan Dani. Sedangkan, Dani yang tidak mengetahui apapun hanya mengangkat bahunya.

Avra mendengkus kesal. Dia merampas kasar botol air yang semula digenggam Dani kemudian meneguknya hingga tandas.
Membuat gadis boncel itu merenggut kesal, "Enak banget, main srobot aja! Minum gue–"

"Diem! Gue lagi kesel sama kalian berdua, diajak ngomong gak nyaut! Kalian itu kenapa, sih?!"

"Siapa?" tanya Elmor melepas airpods dari kedua telinganya. Samar-samar dia tadi mendengar gerutuan Avra.

"Noh, si Lian sama Dani! Eneg gue disuguhin muka datar mereka, cantik nggak makin jelek yang ada!" Avra meremas erat bungkus snack-nya untuk menyalurkan rasa geram.

Sejenak, Elmor menatap Lian yang kini juga melihatnya dengan sorot sendu. Elmor paham, pasti Lian masih belum bisa menampakkan bahwa dia baik-baik saja setelah kejadian kemarin. Manusiawi.

"Ada masalah, mungkin?" jawab Elmor sekenanya.

"Kalau ada masalah, ya, bilang aja! Jangan dipendem sendirian, katanya temen!" sindir Avra ketus. Jengah atas perubahan sikap 'teman-temannya'.

"Gak semua hal bisa diceritain, Kak! Setiap orang butuh privasi."

Avra seketika tersentak mendengar nasihat Dani. Ternyata benar juga, ada kalanya mereka memang harus memendam masalah seorang diri. Ah, kenapa dia tadi justru marah-marah? Avra, gila, Avra gila!

Lian membalik arah tubuhnya lalu duduk di samping Dani, menghirup banyak oksigen lalu menghembuskan perlahan. "Gua lagi mikirin Om Jaehyun, dia kapan, ya ngelamar gua? Gua kurang apa coba. Cantik, menarik, glowing, tapi Om Jae masih aja gak dateng-dateng!"

Avra tahu, itu bohong. Tak mungkin seorang Lian bersedih hati hanya karena itu. Mustahil sekali. Niat hati ingin bertanya lebih jauh namun rasa sungkan masih menyelimuti.

Sedangkan Elmor justru tersenyum kecut, ternyata gadis bar-bar itu pandai menyembunyikan masalah. Sangat berbeda dengan ekspektasinya selama ini.

"G-gue balik duluan deh, bye!" pamit Avra gugup. Sebelum akhirnya melangkah pergi menjauhi area roof top. Meninggalkan Lian serta Dani yang dibuat bingung atas sikapnya.

Setelah sampai di lantai satu, Avra memelankan langkahnya. Dalam hati, dia masih bertanya-tanya mengapa semua temannya berubah. Apa dia punya salah? Tapi seingatnya, tidak ada.

"Avra!"

Langkah Avra terhenti saat seseorang dari arah belakang memanggil, dia menoleh kemudian tersenyum saat menyadari bahwa itu adalah suara Ibunya Lio—Tantenya.

Fall In Love Of ConcertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang