37. Cemburu Pada Haechan

29 7 8
                                    

"Haelah woy, gak asik bener sedih-sedih begini. Mending kita seneng-seneng, 'kan bentar lagi, si Mora gak ada," tutur Lian yang tidak senang dengan suasana seperti ini.

Sebenarnya didalam hati seorang Lian juga merasakan kesedihan. Bagaimana tidak, Elmor gadis yang membantu dirinya agar bisa mengungkapkan kejahatan dari Clara, akan pergi untuk waktu yang lama di negeri orang.

Hanya saja, Lian malu untuk mengungkapkan rasa sedihnya. Yang ada nanti, malah diejek Dani dan Avra, kalau dirinya menangis tersedu-sedu.

"Lo kira Elmor sekarat!" protes Avra, yang berubah menjadi sangar. Padahal, baru saja ia bertutur lembut pada Dani.

"Bukan begitu Prak! Lo mahh, emosi mulu kerjaannya. Santai dong, sandal doang Swallow tapi kelakuan kagak pernah slow."

"Sandal gue Ardiles, bukan Swallow!"

Avra memukul lengan kiri Lian dengan kencang, sehingga menimbulkan suara yang cukup nyaring. Sedangkan Lian hanya bisa mengelus, menikmati rasa sakit yang terjadi. Salah siapa yang membuat seorang gadis berambut pirang itu marah, Avra kalau udah kesel semuanya dipukul.

"Gue sih, Gucci ya," imbuh Dani dengan sedikit menyombongkan merk sandal yang ia gunakan sehari-hari.

"Heh! Gua yang dari dulu Adidas lovers biasa aja, tuh."

Ketiga gadis di ruangan ini tepatnya kamar milik Dani, sudah menyebutkan merk sandal kebanggaan mereka, hanya tersisa satu gadis yang belum membuka suaranya. Lian, Avra, dan Dani menatap Elmor secara bersamaan, ingin mengetahui merk sandal apa yang paling disenangi gadis kulkas itu.

Elmor membuang nafasnya perlahan, ini salah satu resiko berteman dengan mereka bertiga.

"Hmm–"

Belum selesai Elmor bicara, hanya sempat mengeluarkan dehemannya saja, Lian langsung bersungut, "Hah? Apaan Mor? Kagak ada gile, merk sandal 'hm', halu ye?"

"Saya belum selesai," untuk kedua kalinya Elmor menghela nafas sabar. Jika bukan sepupu, sudah Elmor tendang Lian ke Korea Utara.

"Sabaran napa!" ketus Avra plus pukulan agak kencangnya di bahu kanan Lian.

"Iye-iye! Jadi, merk sandal lo, apaan Mor?"

"Lupa." Elmor turun dari kasur Dani, untuk mengambil sendalnya yang berada disisi kiri tempat tidur.

"Mora yang cerdas aja lupa, gimana Aprak ye, Dan" kata Lian menghadap Dani.

Lian adalah definisi dari perempuan yang terus mengundang WAR. Tidak bisa membuat keadaan tenang sebentar saja. Selalu ingin membuat orang lain emosi.

"Pikun gue mah, puas lo?!"

Dani hanya tersenyum dengan sedikit terkekeh, menikmati keributan kedua kakak kelasnya ini. Saat keberangkatan Elmor, beserta kelulusan Lian dan Avra nanti, ini yang akan dirindukan olehnya, suasana ribut yang selalu tercipta setiap kali mereka berkumpul.

Lian, kakak kelas yang selalu menyusahkan orang lain, terlebih lagi menyusahkan Avra dan Elmor. Avra yang selalu meladeni tingkah Lian. Dan Elmor yang diam-diam perhatian namun sekali ia berbicara lawan akan langsung terdiam dengan ke-savage-an nya.

Elmor kembali pada duduknya dan langsung menyodorkan sandal miliknya dihadapan Lian. Betapa terkejutnya mereka, kalau merk sandal yang Elmor gunakan adalah Walter Steiger.

"Seriusan Mor, lo pake ini merk buat diinjek doang? Kalo Aprak sih, udah dipajang kagak dipake," sungut Lian yang selalu saja mengundang emosi Avra.

Fall In Love Of ConcertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang