01. Pertemuan Pertama

283 35 35
                                    

Kenapa sebagian orang menilai sesuatu hanya berdasarkan imajinasi mereka sendiri? Atau bahkan hanya berdasarkan salah satu sisi yang terlihat? Ada yang mengatakan lebih baik menyukai hal lain daripada menyukai K-Pop yang hanya akan merugikan. Tetapi, tidak dengan gadis yang sedang asik menikmati sarapannya saat ini seraya mendengarkan semua ocehan dari sang Bunda.

"Udah, ya, Bunda. Jangan marah terus, nanti pulang sekolah Lian bawa menantu untuk Bunda." Lian dengan santainya memakai tas yang hanya dijinjing di bahu kanannya.

"Enak aja bawa menantu, emang ada yang mau sama kamu? Kamu bisanya cuma pergi ke konser terus pulang teriak-teriak gak jelas, di dalam kamar kerjaannya cuma nonton cowok tapi mukanya kayak cewek. Pusing Bunda sama kamu, Li. Kamu itu putri Bunda satu-satunya. Jadi Bunda minta tolong sama kamu Li, rubah hobi kamu yang aneh itu," keluh Bunda yang tak habis pikir dengan sikap putri semata wayangnya.

Lian sebenarnya ingin marah pada bundanya, soal hobi yang disebut 'aneh' oleh Bundanya itu. Namun, ia tahan emosinya. Walaupun Lian gadis yang bar-bar diluar sana, tapi tidak berlaku saat dia berada di rumah.

Hey, ayolah. Kenapa semua orang menganggap menyukai Idol asal Korea Selatan itu aneh? Kenapa semua orang selalu ingin membenci mereka? Kenapa semua orang menganggap semua itu tak berguna? Lian tak bisa menemukan semua jawaban itu, termasuk Bundanya yang selalu melarangnya menyukai Idol tersebut. Di satu sisi bunda melarang Lian sangat keras, tapi di sisi lain Lian bisa mendapatkan dukungan Ayahnya.

"Yakin, Bunda gak mau menantu? Menantu yang ini kaya, loh, Bunda. Ganteng, baik, pokoknya best-lah." Lian memajukan ibu jarinya ke hadapan wajah bunda.

"Heh, kamu ini! Sekolah yang rajin. Soal menantu, nanti Bunda jodohin sama Souza," ujar Bunda dengan menepis tangan Lian dari hadapannya. Lian ini benar-benar tidak waras, suka sekali membuat Bunda darah tinggi.

"Males ah, Bun. Souza itu cuma sahabat Lian Bunda, gak lebih dari itu. Lian mau nikah sama Om boleh, ya, Bun?" tanyanya dengan membuat puppy eyes agar Bundanya luluh dan mengizinkannya menikah.

"Gak! Kamu masih muda, malah mau sama Om-om. Omnya emang siapa, sih?" Nah 'kan, si Bunda malah kepo sama si Om.

"Dih, Bunda. Tadi aja marah-marah, sekarang malah kepo sama Om calon suami Lian," rajuk Lian melipatkan kedua tangannya di dada dan membuang mukanya.

"Jawab Bunda, Li. Kamu nikah mau sama Om, tapi ini Omnya siapa dulu? Jangan bilang Om-om yang depan rumah kita lagi, si Duda. Hadeuh Li, jangan! Mending kamu jomblo Li daripada sama si Duda yang itu." bunda menarik lengan Lian agar dia duduk terlebih dahulu di kursinya tadi.

"Sama Om Jaehyun Bun, boleh, 'kan? Oke Bun makasih atas jawabannya. Lian berangkat, ya. Annyeong (halo/dadah) Bunda, borahae (aku cinta kamu)." Lian berlari keluar rumah untuk menghindari amukan dari sang bunda tercinta. Bunda hanya dibuat plongo atas apa yang dilakukan Lian. Bunda hanya bisa sabar, menghadapi sikap Lian yang masih kekanak-kanakan.

***

Eliana Antartica Wijaya, sering dipanggil Lian. Gadis yang berambut sebahu dan berponi. Lian sering di- bully, kenapa di- bully? Karena Lian selalu datang ke konser Idol, selalu membeli album Idol-nya, dan pernak-pernik K-Pop lainnya. Fangirl lain benci kepada Lian. Mereka menganggap Lian hanya bisa mengandalkan uang dari orang tuanya untuk membeli itu semua, padahal semuanya zonk. Walau Lian tidak bekerja, setiap kali ia membantu sang Ayah, pasti Ayah akan memberinya uang jajan yang lebih dan Lian memanfaatkan itu dengan menabungnya. Ayah sangat memanjakan Lian, karena dia putri satu-satunya yang Ayah miliki.

Lian turun dari ojek online dan memberikan uang sekaligus mengembalikan helmnya. Terpampang lah nama sekolah Lian dengan jelas, 'SMA Sagara'. Lian memasuki sekolah yang penuh suara riuh yang berasal dari aula. Lian melangkah menuju aula sekolahnya, mendapati dua orang gadis yang sedang cekcok.

Fall In Love Of ConcertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang