09. Latihan Basket SMAS #2

62 13 8
                                    

Pagi yang cerah, secerah wajah gadis yang hampir saja telat bangun. Tenang, hari ini dia tidak malas seperti pagi sebelumnya. Karena, hari ini ia akan melakukan latihan basket untuk turnamen lusa.

Lian berlari menuju meja makan, untuk mendatangi sang bunda tercinta.

"Selamat sore, bundahara Lian yang belum tua," sapa Lian mencium pipi kanan bunda.

Bunda sangat hapal, panggilan Lian pada dirinya. Kalau Lian sedang minta uang, dia pasti manggil bundahara. Dikira bendahara kelas apa? Mungkin saat ini, otak Lian belum penuh dengan nyawa yang waras. Makanya, dia lupa waktu.

Lian tidak mau, menyebut bundanya masih muda. Pasti nanti bunda akan menyombongkan diri, punya anak gadis tapi masih terlihat muda. Padahal kenyataannya memang benar, Lian saja yang tidak mau kalah saing sama bunda.

"Album?" ujar bunda to the poin, setelah meneguk air putihnya.

Yap, bunda sangat tau apa yang ingin Lian beli. Tapi, untuk saat ini Lian tidak mau beli album. Dia lebih tertarik, nongkrong di cafe sepulang sekolah ini. Bersama Avra dan Dani.

"Emang bunda mau kasih, kalo Lian minta untuk beli album?" tanya Lian antusias, tidak bisanya bunda bicara album begini.

"Gak. Untuk makanan aja, kalo mau album uang sendiri!" jelas bunda.

Bunda mengeluarkan uang berwarna merah, dua lembar dan langsung diberikan pada Lian. Lian pun, dengan senang hati menerima.

"Terima cash, bunda. Nanti kalo Lian mau album, Lian minta sama om Jaehyun black card aja. Biar bisa beli banyak sekalian. Lian berangkat, bye bunda." Lian berlari keluar rumah, tidak lupa menyalimi tangan wanita yang sudah merawatnya sejak kecil.

Bunda terbiasa dengan kelakuan Lian yang suka berlari. Tapi, saat olah raga lari, malah dia yang malas untuk berlari.

***

Mobil Lian memasuki area parkir SMAS. Saat mobil berhenti, terdengar kalimat ikonik dari girl group Korea Selatan, Black Pink.

"Black pink, in your area!" Lian bersemangat didalam mobilnya, meneriakkan kalimat ikonik Black Pink tersebut sebelum keluar mobil.

Padahal mau bel masuk, masih aja santuy nih anak. Lian keluar dari mobil, dengan tas menyampir disebelah lengan kirinya.

"Lian, in your area!" teriak Lian sekali lagi, saat memasuki koridor menuju kelasnya.

Semua siswa dan siswi SMAS, sudah terbiasa dengan teriakan Lian. Makanya, mereka bersikap biasa saja.  Lian menyusuri koridor yang sudah ramai, karena sebentar lagi bel masuk akan berkumandang seantero SMAS.

"Husen!" teriak Lian pada salah satu siswa, yang sedang membawa tumpukan buku.

Merasa terpanggil, Husen berbalik menatap Lian dengan sebal. Tidak tau apa ini buku udah tebal banyak lagi yang harus diangkut. Lian setengah berlari menghampiri Husen.

"Heh! Gue disini kakel yah. Jadi, lo panggil gue, ka-kak!" protes Husen saat Lian sampai dihadapannya.

Husen kelas XII.A (dua belas), otomatis dia adalah kakak kelas Lian. Husen termasuk anggota OSIS, tapi dia tidak lagi ikut dalam kegiatan. Karena, kelas dua belas difokuskan untuk ujian dan lainnya.

"Sejak kapan, gua adek lo?" tanya Lian sambil melipat kedua tangannya didada.

Husen berfikir, kenapa ada tetangga sekaligus adik kelas macam Lian? Apa takdirnya buruk di dunia ini, sehingga bisa dipertemukan dengan Lian?

Fall In Love Of ConcertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang