Setelah 1 minggu lebih 2 hari, akhirnya Mark diijinkan pulang oleh pihak rumah sakit, tentu setelah pengecekan menyeluruh untuk kesehatan Mark. Hari ini Mark dijemput kedua sepupunya yang kebetulan memang dititipi oleh kedua orangtua Mark untuk menjaga Mark, karena kedua orangtua Mark terpaksa untuk berangkat urusan bisnis.
"Makasih ya mas Yu sama mas Way udah mau jemput gue." ucap Mark setelah masuk kedalam mobil milik Yuta dan duduk dikursi penumpang belakang.
"Santai dek, lagipula kita berdua pas libur kerja. Ya walaupun Taeyong cuti sih." jawab Yuta setelah dirasa semua beres dan bergegas menghidupkan mesin mobilnya, melaju meninggalkan pekarangan rumah sakit.
"Mana enak gue ijin sebentar doang kalo dititipin sama tante sama om suruh jagain Mark? Mana bisa Yuta!" jawab Taeyong sambil menyetil pelan kening Yuta yang sedang fokus menyetir, sedangkan sang korban hanya menatap kesal kearah sang kembaran yang lebih tua 5 menit darinya.
"Ngga papa mas Way, kan gue dirumah ada Jisung sama Haechan. Temen-temen gue juga pasti bakal nemenin gue." jawab Mark santai sambil sedikit tertawa melihat sepupu kembarnya.
"Mark, selain tante khawatir kalo lu ngedrop lagi, tante juga khawatir kalo lu bakal berantem sama pacarnya si Jeno. Lu masih belum pulih total." ucap Yuta yang berhasil membuat Mark diam mematung, karena memang benar adanya seperti itu keinginan hatinya.
Taeyong dan Yuta saling melempar tatap, diamnya Mark membuat mereka tahu bahwa itu benar-benar yang akan dilakuan Mark, mengingat dari apa yang Haechan dan Jisung ceritakan. Taeyong dan Yuta mengehela nafas mereka bersamaan, cukup ikut pusing dengan kerumitan perasaan adik sepupunya ini. Taeyong sedikit memiringkan duduknya agar bisa menengok ke arah kursi penumpang belakang menatap Mark yang termenung.
"Mark, gue tanya nih. Lu sesayang apa sih sama Jeno?" tanya Taeyong tiba-tiba, berusaha mencari jawaban dari kerumitan hubungan dan perasaan sepupunya. Mark mendongak dan menatap Taeyong dengan senyum yang mengembang, pikirannya membayangkan segala tingkah Jeno dan senyum manis Jeno.
"Ngga bisa gue ungkapin dengan kata-kata mas Way, intinya Jeno itu sumber bahagianya gue, kalo ngga ada Jeno ya gue rasanya kayak hampa." jawab Mark santai sambil menatap Taeyong dengan binar antusias, terlihat jika Mark benar-benar menyayangi Jeno.
"Terus sekarang gue nanya nih, waktu Jeno dideketin pacarnya sekarang, waktu Jeno ngasih tanda ngejauh dari lu, lu ada usaha buat deketin Jeno dan nanya maksud Jeno ngga? Maksud gue, lu ada usaha ngga bikin Jeno sadar kalo lu selama ini ada dideket dia?" tanya Yuta santai sambil masih fokus dengan jalanan pagi menjelang siang yang cukup padat.
Diam.
Mark sama sekali tak mampu menjawab dan diam mematung. Pertanyaan Yuta seakan beribu pedang menghujam jantungnya tepat ditengah. Mark benar-benar kalut dengan pikirannya dan pertanyaan Yuta barusan, jadi selama ini dirinya yang menjauh dan pesimis dengan hubungannya dan Jeno? Jadi, selama ini dirinya yang salah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Status. | Markno [1/2] ✔️
Fanfiction[ Season 1 ] Terkadang ada sebuah batasan yang sengaja dibuat dan sengaja juga ingin dihancurkan. Ketika berada disebuah kebimbangan rasa untuk memiliki lebih atau hanya sebatas bersama. Warn! Boyslove | Campus Life | Lokal AU | All Fake Sosmed | Sh...