Sudah 3 hari Mark berada dirumah sakit, bisa dibilang kondisinya naik turun, tidak stabil. Bahkan sudah 3 hari juga Jeno tidak datang menjenguk Mark, cukup membuat Mark berfikir bahwa efek Soobin sangat berdampak besar bagi Jeno, membuat Jeno lupa bahwa masih ada dirinya.
Selama 3 hari juga beberapa tetangga terdekatnya juga sering menjenguknya, bahkan teman-teman yang mengenalnya dan beberapa adik kelasnya juga, tapi Jeno tidak. Perhatian yang Mark terima memang melimpah, tapi seperti ada yang kurang jika Jeno belum menjenguknya, serasa kosong dan hampa.
Hari ini hanya Jisung dan Haechan yang menjaga Mark, menunggu kembar tiga sahabat Mark sedang dalam perjalanan katanya. Seharusnya hari Sabtu ini kedua orangtuanya juga menemani Mark, tapi papa dan mamanya harus ketempat neneknya karena sang nenek jatuh sakit saat mendengar kabar Mark masuk rumah sakit, wajar Mark adalah cucu pertama dari keluarga papanya. Diantara kedua adiknya, Haechan dan Jisung, Mark memang yang terlalu sering keluar masuk rumah sakit karena tifus, terlampau sering hingga membuat orang terdekatnya hapal.
"Bang, makan buah ya? Jangan karena ngga ada semangka lu ngga makan buah." ucap Haechan sambil membuka plastik dari piring buah yang diberikan rumah sakit dan mendudukkan dirinya didekat ranjang pesakitan Mark.
"Bukan gue ngga mau, ngga ada rasanya mbul beneran." ucap Mark lirih, indra perasanya seperti tidak berfungsi kali ini. Haechan menghela nafasnya lelah, begitupula Jisung yang duduk di sofa terdekat, baru kali ini pemulihan Mark sangat lambat.
"Beneran ngga ada rasa bang? Coba dulu sepotong bang." rayu Jisung sambil mendekatkan dirinya disisi lain ranjang pesakitan Mark, diikuti anggukkan pelan oleh Haechan yang sudah menyodorkan satu potong melon dihadapan Mark. Mark menghela nafasnya, mengangguk pelan, menyetujui perintah si bungsu sambil menerima suapan potongan melon dari Haechan.
Suapan demi suapan Mark terima, berakhir dengan piring buah yang bersih tanpa adanya potongan buah lagi. Haechan dan Jisung tersenyum, rekor terbaik Mark selama 3 hari ini, satu piring buah yang berhasil habis dengan cukup bersih. Mark menghela nafasnya, entah perutnya terasa tak enak dan sangat mual.
"Bang, ditahan. Selama beberapa hari ini baru satu piring buah ini yang berhasil masuk ke perut abang." ucap Haechan sambil menggenggam tangan Mark, berusaha membuat Mark tenang dan tidak berfikir untuk kembali mengeluarkan makanannya yang kedua dihari ini.
"Bang, minum air hangat gimana? Nonton tv? Mabar? Apa mau nonton film? Dibuat seneng-seneng biar lupa sama mualnya." tambah Jisung sambil mendekatkan dirinya pada Mark, mengelus tangan Mark yang tertusuk jarum infus. Mark memejamkan matanya sambil menggeleng pelan, menjawab ucapan si bungsu. Haechan dan Jisung saling tatap, sedikit prihatin dengan kakak sulungnya.
Kemarin saat pertama datang kerumah sakit, Mark hanya didiagnosa tifus dan jika pemulihannya cepat Mark akan segera pulang. Tapi, dua hari lalu saat sang dokter mengecek keadaan Mark, sang dokter mendiagnosa Mark juga terkena tukak lambung, penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau penggunaan obat tertentu secara berlebihan yang membuat ulu hatinya sakit dan membuatnya mual dengan sensasi panas di ulu hati. Itulah mengapa Jisung dan Haechan lega saat Mark berhasil menghabiskan satu piring potongan buah, karena dua hari lalu semua makanan tidak dapat diterima lambungnya, bahkan obat sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Status. | Markno [1/2] ✔️
Fanfiction[ Season 1 ] Terkadang ada sebuah batasan yang sengaja dibuat dan sengaja juga ingin dihancurkan. Ketika berada disebuah kebimbangan rasa untuk memiliki lebih atau hanya sebatas bersama. Warn! Boyslove | Campus Life | Lokal AU | All Fake Sosmed | Sh...