15

3.6K 370 30
                                    

Mark masih berada dirumah sakit, bahkan keadaannya bisa dibilang tidak membaik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark masih berada dirumah sakit, bahkan keadaannya bisa dibilang tidak membaik. Setelah makan satu piring buah potong dan dua botol jus waktu itu, malamnya seluruhnya kembali Mark keluarkan, seakan lambungnya menolak makanan-makanan itu. Kini, Mark masih terbaring lemah di kasur pesakitannya, masih berusaha perlahan makan bubur yang diberikan oleh rumah sakit dan semangkuk cream sup buatan bunda Yeonjun. Beberapa hari ini juga Yeonjun selalu datang menjenguk Mark, tentu atas seijin Mark.

"Masih ngga enak perutnya?" tanya Dejun yang duduk didekat kasur Mark sambil menatap perlakuan Yeonjun pada Mark, terlihat sekali bahwa Yeonjun begitu menyukai Mark. Dejun itu bisa menilai seseorang, karena kini matanya menilisik Yeonjun dengan seksama, baik dari perlakuan maupun binar mata Yeonjun yang terlihat jelas menatap penuh puja dan cinta pada Mark, seakan-akan tak ditutup-tutupi. Suapan demi suapan Mark terima dari Yeonjun, tepat disuapan kelima Mark menyingkirkan sendok yang sudah disodorkan Yeonjun kedepan mulutnya.

"Perut gue rasanya kayak mesin cuci, muter mulu makanannya." jawab Mark pada Dejun sambil kembali menyandarkan dirinya pada kasurnya. Yeonjun dan Dejun saling tatap dan menghela nafas berat bersamaan, bisa dibilang Mark selalu berhenti di suapan kelima dari semua makanan yang dimakannya belakangan ini.

Hari ini, Mark dijaga oleh Dejun, Hendery dan Lucas, yang secara tiba-tiba juga Yeonjun datang untuk menjenguk. Bukan tak sayang anak, kedua orang tua Mark juga masih dirumah sang nenek yang juga tak kunjung sembuh karena tahu cucu pertamanya juga tak kunjung sembuh. Sedangkan kedua adik Mark, Haechan dan Jisung sedang kuliah dan juga sekolah, membuat ketiga sahabatnya akhirnya menjadi sukarelawan untuk menjaga sulung keluarga Baswara ini.

"Mark, maaf gue lancang, cuma mau nanya Jeno beneran belum jenguk lu selama seminggu ini?" tanya Yeonjun pelan sambil meletakkan tempat makan yang dibawanya dari rumah, sediki takut jika Mark marah padanya karena membahas Jeno. Mark menghela nafasnya dan menggeleng sebagai jawaban.

"Dia udah lupa kali kalo ada gue dihidupnya." jawab Mark yang terdengar sangat menyakitkan dipendengaran ketiga temannya dan Yeonjun, membuat keempatnya saling lempar tatap dengan air muka yang tidak bisa diartikan. Hendery dan Lucas saling tatap, cukup kasihan dengan Mark, bukan hanya sakit fisik yang dideritanya, namun juga sakit hati.

Hening.

Tidak ada satupun dari kelimanya kembali membuka suara, hanya suara televisi yang menjadi latar suara kelimanya. Lucas meletakkan sekaleng soda miliknya di atas sebuah meja kecil yang ada disana dengan semangat, menciptakan bunyi yang cukup membuat keempat lelaki lainnya terkejut dan menatapnya dengan tatapan bertanya, sedangkan yang ditatap hanya menunjukkan cengiran bodohnya.

"Mark, gue tegaskan kalo gue setuju sama ide Jisung!" ucap Lucas tiba-tiba dengan semangat yang membuat Mark membulatkan matanya terkejut dan Yeonjun yang tersenyum kecil.

"HAAA?!" kaget Dejun dan juga Hendery bersamaan, karena waktu itu Lucas yang paling tidak setuju dengan ide adik bontot Mark, bahkan rayuan Haechan padanyapun tak mempan.

Tanpa Status. | Markno [1/2] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang