"Berikan tanda tutup di pintu butik kita, Tya," ucap Kirana sembari mengurut pelipisnya dengan frustasi.
Tya tentu saja segera berlari untuk mengerjakan perintah sang bos. Sementara para pekerja baru, diam-diam masuk ke dalam ruang istirahat yang memang disediakan untuk para pekerja. Sekarang Kirana memang sudah menambah pekerja baru, yang akan membantu dirinya dan Tya mengatur butik dan membantu pengerjaan pesanan yang memang membludak setelah kabar pernikahan Kirana dan Kaivan tersebar. Gintari Butik menjadi butik yang benar-benar menjadi pusat mode kalangan sosialita ibu kota.
Namanya menjadi semakin dikenal oleh orang-orang dan menarik begitu banyak klien begitu dibuka setelah Kirana kembali bekerja. Semua orang berebut untuk bertemu dengan Kirana dan mendapatkan karya terbaik dari Kirana. Mereka juga datang tidak dengan tangan kosong. Mereka jelas-jelas ingin menunjukan bahwa mereka ingin menjalin hubungan baik dengan Kirana. Kirana menghela napas. Sayangnya, semua itu merasa tidak merasa nyaman.
Mengapa? Karena rasanya sangat menyesakkan karena sebagian besar klien yang datang ternyata berusaha untuk mengorek informasi mengenai hubungannya dengan Kaivan. Seakan-akan mereka semua datang bukan untuk melihat atau mendapatkan karya terbaik dari Kirana, tetapi lebih tertarik untuk mendengar mengenai hubungannya dengan Kaivan yang jelas sangat mengejutkan bagi banyak orang. Tentu saja semua orang tidak menyangka jika kekasih yangs elama ini Kaivan sembunyikan, adalah seorang desainer muda, Kirana Putri Gintari.
Tya kembali ke ruang kerja bosnya dan menyajikan teh hangat yang ia harap bisa menenangkan sang bos. Tya tentu saja mengetahui apa yang membuat Kirana seperti ini. Ia adalah salah seorang dari segelintir orang yang mengetahui masalah bahwa Kirana menjadi pengantin pengganti bagi Kaivan. Pasti hal itu sangat membuat Kirana tertekan. Berada dalam hubungan seperti itu pasti tidak terasa nyaman. Namun, memutuskan hubungan ini begitu saja juga bukan hal yang tepat. Karena nama yang sudah Kirana bangun sejak bertahun-tahun yang lalu akan hancur begitu saja karena hal tersebut. Kirana benar-benar berada dalam dilema.
"Bu, apa kita perlu menutup butik untuk hari ini?" tanya Tya.
Kirana menggeleng. "Kita baru saja buka, setelah sekian lama libur. Ada banyak pesanan yang sudah kita terima dan harus segera diselesaikan. Untuk sementara, kita beraktivitas seperti biasa, tetapi tetap pasang pengumuman bahwa butik tutup. Kita tidak akan menerima pesanan apa pun, sebelum semua pesanan yang sudah kita terima kita selesaikan," ucap Kirana memberikan pengarahan mendadak pada Tya.
"Baik, Bu. Saya mengerti," jawab Tya sigap.
"Kau bisa kembali," ucap Kirana.
Tya pun undur diri, dan barulah Kirana menghela napas panjang. Merasa benar-benar lelah, padahal ini belum sampai setengah dari hari yang ia lewati. Kirana merasa jika ia tidak bisa berada dalam situasi ini seterusnya. Karena pada akhirnya ia yang akan dirugikan karena situasi yan tidak nyaman ini. Kirana jelas harus segera menyelesaikan situasi yang tidak nyaman ini dengan Kaivan. Gadis itu meraih ponselnya dan menghubungi Kaivan.
Belum juga Kirana mengatakan apa pun, Kaivan sudah lebih menyahut dengan berkata, "Seperinya istriku sudah sangat merindukanku, kini ia bahkan menghubungiku."
Kirana memejamkan matanya demi meredam kemarahannya sebelum berkata, "Datanglah ke butik. Ada hal yang harus aku bicarakan denganmu."
Setelah mengatakan hal itu, Kirana memutuskan sambungan telepon begitu saja membuat Kaivan tidak sempat mengatakan apa pun. Kirana sendiri langsung menuliskan poin-poin yang akan ia bicarakan pada Kaivan nanti, agar dirinya tidak lupa walaupuna tengah sangat emosi. Apa pun yang terjadi, Kirana harus berhasil membuat Kaivan menghentikan permainan yang sangat tidak menyenangkan ini.
"Ya, aku harus membuat permainan ini berakhir. Sandiwara ini terlalu berlebihan untukku," ucap Kirana sebelum kembali menghela napas panjang. Merasakan beban yang terasa begitu menyesakkan baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pengantin Pengganti
Romance[Karena mengandung unsur DEWASA maka SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE. FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Biar nyaman bacanya😄] Di usianya yang mencapai dua puluh lima tahun, Kirana belum memikirkan pernikahan. Ia masih sibuk sebagai seorang desainer yang tengah n...