chapter 3

1.6K 191 6
                                    

HAPPY READING 🍁

2 jam berlalu. Terlihat seola yang sedang duduk di sofa kamar nya lucianna. dengan memakan kudapan dihadapannya, yang seharusnya dimakan oleh lucianna saat ia bangun nanti. -_- ( tidak sopan bukan)

Hoammm...

" Huhhh.. Kenapa dia tidak sadar sadar, ini sudah 2 jam aku terus menjaganya seperti ini, bahkan disaat menjaganya saja aku di suruh berdiri, aku bisa duduk seperti sekarang karena hanya ada aku sendiri. " Kesal seola.

Seola tidak bisa membayangkan bagaimana bisa ia berdiri selama 2 jam.bagaimana jika lucianna tidak sadar selama seminggu ia akan di suruh menjaganya sambil berdiri , di kira patung kali yeee...

Seola terus memerhatikan lucianna . Seola sangat kagum dengan kecantikan lucianna , bagaimana tidak terpesona dengan kecantikannya ,lucianna memiliki kulit putih pucat dan surai perak nya yang terlihat cocok sekali dengan kulit pucat nya itu.

Lalu bulu mata yang begitu lentik saat terpejam seperti itu, dan surai nya yang keriting namun sedikit lurus, persis seperti yang dijelaskan dalam novel yang seola baca.

" Pasti rambut keriting nya itu, seperti rambut ibunya. " Gumam seola.

" Bagaimana kau tau, jika lambut keliting ku ini,sepelti lambut ibuku. " Ucap lucianna yang tiba tiba bangun lalu tanpa sengaja, mendengar ucapan seola.

Sontak seola membulatkan matanya karena ia terkejut lucianna tiba tiba bangun . Seola pun seketika langsung berdiri dan berlari kearah lucianna dan membawakannya segelas air.

" Ahh, Tuan putri sudah sadar,. " Gugup seola, sembari memberikan Lucianna air.

Lucianna pun mengambil air itu dan meminumnya, lalu memberikannya ke seola, seola pun mengambil gelas kosong itu.

" Siapa kau, Kenapa kau belpakaian aneh sepelti itu. " Tanya lucianna.

" Ah,, sa.. Saya seola tuan put.. " -_-

Belum sempat seola melanjutkan ucapan nya. lucianna sudah memotong nya dengan pertanyaan lagi.

" Lalu, dimana aku.? , kamal siapa ini kenapa begitu mewah?, dan lagi kenapa kau terus memanggilku tuan putli,? Hahhh tunggu kenapa tubuhku menjadi sepelti anak kecil begini.? " Pekik lucianna, yang membuat seola melongo kebingungan melihat tingkah lucianna.

Ada apa ini kenapa dia seperti itu, apakah dia lupa ingatan karena kecelakaan tadi. Pikir seola

" Ahh.. Emm umm.. Apakah tuan putri sungguh tidak ingat, atau tidak tau nama tuan putri sendiri. " Tanya seola dan menggaruk tekuknya yang tidak gatal.

" Ahh.. Nama tentu saja namm.. " -_-

" Ohh.. Astaga baiklah tuan putri, seperti nya tuan putri Sungguhan lupa ingatan.. Hikss maaf kan saya tuan putri yang tidak pekaan ini. " Potong seola.

" Tunggu sebentar tuan putri saya akan memanggilkan tabib yang tadi, untuk mengobati tuan putri lagi. " Ucap seola.

Lalu seola pun keluar , sebelum itu seola memerintahkan seorang pengawal untuk menjaga didepan kamar nya lucianna agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.

******

Setelah beberapa menit kemuadian, seola kembali dengan tabib istana yang bernama jojon. Ketika seola berada didepan pintu kamar lucianna seola mendengar suara teriakan dari dalam.

Akhhhh...

Brakkk..

Seola pun bergegas masuk, seola melihat lucianna yang sedang tertidur dilantai .

" Ada apa ini, kenapa ia tidur dilantai jika seperti itu untuk apa Ada kasur. " Ucap seola, tanpa membedakan mana orang yang sedang pingsan dan mana yang tertidur.

Tabib yang bernama jojon itu hanya menatap datar kearah seola. Ia tidak habis pikir apa yang Ada dipikiran pelayan bernama seola itu.

" Huhh... Baiklah ini sudah yang kedua kali nya aku mengendong nya. " Ocehh seola.

Jojon pun greget melihat seola yang terus mengoceh dan mengeluh, bukankah sebagai seorang pelayan itu memang tugasnya, melayani majikannya.

" Biar saya saja yang mengendong nya. " Akhirnya jojon pun turun tangan, agar semuanya cepat karena ini sangat buang buang waktu.

-_-

Setelah jojon merebahkan tubuh mungil lucianna di ranjang, jojon pun memeriksannya dan membenarkan perban di kepala lucianna.

" Bagaimana Jon. " Tanya ku singkat

" Hmm..sepertinya Tuan putri lucianna.memang Mengalami lupa
ingatan, karena di bagian kepala nya mengalami benturan yang dalam dan keras. Tapi ini sedikit janggal, biasanya... " Ucap jojon, dengan mengantung kalimatnya.

Sebelum melanjutkan kalimatnya jojon menghembuskan nafasnya.

Fyuhhh..

Sementara aku terus menunggu lanjutan dari ucapannya jojon.

" Biasanya , kenapa jon?." Tanya ku pada jojon, karena jojon sungguh membuatku penasaran dengan kalimatnya yang mengantung itu.

" Ahh, Ahahahaha, tidak, biasanya tidak apa apa. " Jawab jojon dengan senyum ramah namun mencurigakan.

Aku pun menatap datar jojon.

" Huhhh.. Lagi lagi aku harus menunggunya sadar. " Pasrah seola, lalu duduk di sofa .

Sementara jojon terus memerhatikan lucianna dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak.

Hmm ini sedikit aneh biasanya jika seseorang terbentur suatu benda yang sangat keras bahkan sampai mengeluarkan darahnya terus menerus, kemungkinan besar orang itu tidak akan selamat, karena kekurangan darahnya. Tetapi bagaimana bisa Tuan putri lucianna selamat bahkan ia tidak mengalami kelumpuhan atau semacamnya dan dia hanya mengalami lupa ingatan.

Terlebih lagi dia masih anak kecil berumur 5 tahun , sangat kecil kemungkinan nya untuk selamat.

Fyuhhh

Baiklah jika takdir sudah berkata lain aku tidak bisa apa apa.Jojon ada apa dengan dirimu seharusnya kau bersyukur Tuan putri lucianna selamat. Pikir jojon.

Pada saat itu Jojon tidak sadar ia terlalu lama hanyut dalam pikirannya. Jojon terus diperhatikan oleh seola.


To be continued

Terimakasih sudah membaca

Reincarnation on seola Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang