chapter 8

951 139 3
                                    

         HAPPY READING🌹  

" Hei dik rumahmu dimana,?.aku akan mengatarmu sampai rumah, bagaimana pun kakimu seperti ini karena aku tanpa sengaja menginjak nya. " Tanya ku.

" Hmm. " Jawab nya singkat.

Tesss..

Tiba tiba saja ada air yang mengalir di pundakku,

" Hei dik apakah kau tidur, tetapi jangan lah mengilari bajuku."

" Tidak,, aku tidak tidur. " Sahutnya.

" Jika kau ingin tidur, tidur saja, tetapi beritahu dulu dimana rumahmu. "Aku berhenti sebentar.

Krikk krikkk, hening tidak ada yang menyaut namun selang beberapa detik.

"Turunkan aku. "

Aku pun berjongkok dan ia turun dengan sendiri nya.lalu Aku berdiri dan merilekskan tubuhku.

Kulihat anak kecil itu terus menunduk. " Ada apa. " Tanyaku.

Kruyukkkk....

"Owhh hahhaha rupanya kau lapar, tunggu sebentar. " Aku pun mengambil makanan didalam tasku. "Ayo, kita makan bersama sama. " Aku mengajaknya duduk dibawah pohon besar didepan ku.

Kita pun makan, karena memang sudah waktu nya makan siang,
Kulihat anak itu memakan begitu lahap seperti orang yang tidak makan selama seminggu. Jika dipikir dipikir aku sedaritadi terus memanggilnya dengan sebutan dek, tanpa tahu namanya.

" Ekhemm,nama kakak seola, dan siapa namamu. " Tanyaku, lalu aku  memakan kembali sandwich yang kubawa.

Anak kecil itupun memegang tudung dikepalanya lalu membukannya,

Sreett...

dan kulihat surainnya itu,ia memiliki surai berwarna putih dan manik merahnya yang indah seperti bunga mawar, bahkan menurut ku lebih indah dari bunga mawar itu sendiri.

" Lucian, namaku Lucian. " Ucapnya yang menampakan beberapa gigi taring kecil.

Tiba tiba saja aku tersedak sandwich yang kumakan.

" Ohok.. Ohookk.. A..apa lucian. " Pekikku.

Lantas lucian memberikanku air,lalu mengusap ngusap punggung ku dengan tangan mungilnya.

" Apakah kakak baik baik saja, makanya kalo makan pelan pelan saja. " Ucap lucian dengan bibir yang dimajukan.

Saat itu juga pikiranku melayang kemana kemana. Bagaimana mungkin aku bisa secepat itu bisa bertemu dengan lucian dan lagipula dicerita, bagian aku bertemu dengan lucian,hanya saat lucian membunuhku, Ternyata memang benar jalan ceritanya sudah berubah.

Tiba tiba saja lucian mengoyang goyangkan bahuku seraya menyadarkanku dari lamunan. " Kak seola, kakak seola sadarlah, kakak jangan mati dulu. Kakak masih harus tanggung jawab menggedongku. " Teriak lucian dan masih terus mengoyang goyangkan bahuku.

Ehh buset nih anak orang cuman ngelamun di kira mati,"lucian bisa kah berhenti mengoyang goyangkan bahuku. " Tatapku datar.

Lucian pun berhenti dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Seola berdiri dari duduk nya dan menepuk menepuk roknya karena ia duduk dirumput tanpa beralasan apa pun.

Seola menjulurkan tanganya seraya untuk membantu lucian berdiri, lalu setelah itu seola kembali berjongkok. " Naiklah, kau ikut dengaku saja, aku tahu rumahmu dimana." Aku terus menunggu nya menaiki punggung ku.

Namun lagi lagi lucian ragu ragu. " Apakah kakak mau menculikku. "

" Haihh, tidak untuk apa aku menculik anak tidak sopan seperti mu, jadi cepat lah naik. " Seola yang masih berjongkok.

Aku tidak menyangka ternyata lucian kecil begitu cerewet dan merepotkan sama halnya seperti lucianna.

" Kakak sedang apa, bukankah kakak tau dimana rumahku. " Lucian berjalan melewati seola yang masih berjongkok.

" Hei, dasar anak ini bukankah kakimu masih sakit. " Seola berdiri dan menjajari jalanya dengan lucian.

" Bagaimana caranya kakimu bisa sembuh secepat itu. "

" Hmm.. Biasalahh. " Lucian pun tersenyum.


         🌹🌹🌹

NORMAL POV

Seola dan Lucian berjalan ber iringan di sebuah perdesaan yang menuju istana Antares. Tetapi disamping itu seola mengajak Lucian melewati jalan pintas yaitu melewati gang sepi.

Seola dan lucian pun memasuki gang sepi itu, seola yang memimpin. Namun tanpa diduga didalam gang sepi itu ternyata sarangnya para preman.

" Hei apa yang sedang dilakukan anak kecil ditempat seperti ini, apakah kalian tersesat, hehheheh. " Seringai seorang lelaki berbadan besar, yang menghalangi jalan seola dan lucian.

Seketika seola dan lucian sudah dikelilingi oleh para preman berbadan besar mereka ada 5 orang.

Oh tidak bagaimana ini, seharusnya aku tidak usah lewat gang ini seola kenapa kau bodoh sekali. Jika seperti ini mana mungkin aku bisa melindungi lucian, melindungi diriku saja tidak bisa.

Lalu tiba tiba saja salah satu dari preman itu mengakat kerah baju lucian layaknya mengakat anak kucing. Sedang kan lucian hanya menatapnya sinis tetapi ia seperti nya tetap stay cool.

Berbeda  dengan diriku yang sudah panik bahkan jantungku berdegup sangat cepat.

" Hahaha, lihatlah anak kecil bermata merah ini.dia sungguh berani menatapku dengan muka masamnya itu. " Dia membalikan tubuh lucian kehadapan preman yang lainnya.

" Hei kalian lepaskan dia, awas saja kalau kalian sampai melukainnya. " Sargasku dengan menodongkan sebuah balok.

Tetapi kenapa balok ini begitu berat mana mungkin aku bisa memukul mereka. jika aku tidak bisa menjaga keseimbangan saat memegang balok ini.

" Ahhahahah, mereka berdua ini sungat lucu. " Preman itu menarik balok yang kupegang secara paksa, hingga membuat tanganku tergores dan memgeluarkan darah.

Seola meringis kesakitan. " Kak seola. " Lucian berteriak kulihat ia merogoh sakunya dan ternyata lucian memgeluarkan pisau kecil dari sakunya itu lalu lucian mengarahkan pisau itu ke tangan preman itu, tanpa ragu ragu lucian langsung menusukannya ke tangan si preman.

Sontak preman itu langsung melemparkan lucian, hingga tubuh lucian membentur tembok. Aku berlari ke arah lucian dan membantu nya berdiri . Preman itu mendekat kearahku dan lucian , ia siap mengarahkan tinjunya.Bersamaan saat itu lucian mendorong tubuhku.

BUKKK....

Tinjunya hanya mengenai tembok hingga hancur, aku tidak bisa membayangkan bagaimana kalau tinjunya itu mengenai wajahku.
4 orang teman yang menyasikannya hanya tertawa melihat teman nya kalah melawan seorang gadis dan anak kecil.

Setelah mendengar ejekan teman teman nya ia semakin marah dan mengincar lucian. Namun tanpa disangka lucian dapat melawan preman itu dengan lincah, lucian terus menghindari tinju preman itu.

saat preman itu sudah lengah dan kewalahan , lucian dapat membuat celah dan melawan nya menggunakan pisau yang ia ngenggam,

Sreett... Srettt.. Srettt...

" Enyalah kalian semua. " Lucian terus mengores tubuh preman itu dengan pisaunnya.

Seola menutup matanya ia tidak sanggup melihat nya. Terdengar sekali ditelinga seola suara teriakan dari preman preman itu, mereka benar benar kalah dari seorang lucian.



To be continued

Terimakasih sudah membaca

Reincarnation on seola Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang