"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, maaf jika ini mengganggumu." Aku mengernyitkan dahi, heran. Katanya Haechan yang akan memberitahu, tapi mengapa Desya yang berada di sini?
"Ada apa?" Coba hitung, sudah berapa kali aku mengatakan dua kata itu? Aku saja sampai bosan mengatakannya, padahal jika Desya ingin to the point pun silakan saja, bahkan aku menginginkannya.
Halo!Maaf, ya, beberapa bab dalam cerita ini dihapus untuk kepentingan penerbit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Dream [SUDAH TERBIT]
FantasySudah terbit di Sinar Pena Amala [Fantasy-Fanfiction] [Sudah tamat] Setelah membaca buku cerita dengan ending yang menggantung, aku dihantui oleh mimpi tentang dunia lain. Aku mengira, ini semua hanya bunga tidurku. Namun, aku salah. Ternyata ini a...