B'B DANGERS!

72 29 14
                                    

Seperti biasa. Sepulang sekolah anak geng B'B DANGERS tidak langsung pulang ke rumah masing-masing. Mereka menyempatkan diri untuk mengunjungi club kesayangannya terlebih dulu.

Entahlah, bagi mereka satu hari saja tidak mengunjungi club Yuli rasanya begitu hampa. Seperti ada kejanggalan dalam hidup mereka.

Sesampainya di club kesebelasan anak remaja itu langsung melangkahkan kakinya menuju pintu utama. Ngomong-ngomong para anak REVICKS tidak ikut lantaran ada urusan yang harus di selesaikan.

"Buset capek banget." Keluh Manda sambil mengipasi wajahnya menggunakan tangan.

"Lebay ... lebay." Celetuk Angel.

"Eh tapi seriusan ini hari panas banget woe!" Cerocos Wahda yang juga berada di samping manda sambil mengibas-ngibaskan kerah bajunya.

Ulfah berdecak. "Heh Juminten, lo nyari apa sih? Buruan buka pintunya woe lah cangkeul aing teh cangkeul, nyaho cangkeul teu?!" Protesnya.

"Hah? Cangkul? Puah lo mau gali kubur?" Tanya Mei bingung.

Syifa memutar bola mata malas. "Nyari cangkul kok gali kubur? Kuli macul woe!" Sewot Syfa.

Ulfah menatap kedua sahabatnya horror. "Cangkeul, cangkeul. Bukan cangkul! Telinga lo pada minta di ruqiyah emang."

Dhita menghela napas. " Ck, kalian pada kenapa sih? Ribut mulu perasaan, heran," ucap Dita.

"Tau tuh, belum pernah ngerasain dicekek sama kunti ya? Cekek Ni." Titah Sari.

Anni yang tidak tahu apa-apa membulatkan matanya. " Gue lagi yang kena?" Ucap Anni sambil menunjuk dirinya tak habis pikir.

Nita yang sudah muak dengan semua ini berjalan mundur ke belakang beberapa langkah.

"Mak Nita mau ke mana?" Tanya Mei sedikit berteriak lantaran jarak di antara mereka sudah cukup jauh.

Wahda mengangkat bahunya acuh. "Entah." Sahutnya.

Setelah dirasa jaraknya sudah lumayan cukup untuk dirinya berlagak, Nita menghentikan langkahnya. Ia menarik napas dalam-dalam lalu bersiap mengambil ancang-ancang.

" T-tunggu, perasaan gue gak enak," ujar Ulfah sambil menelan ludah.

" Kok bulu kuduk gue jadi merinding ya?" Ucap Syifa.

Nita meletakan tas ranselnya ke tanah lalu bersiap untuk berlari. Gadis itu mengeluarkan seluruh energinya. "MINGGIR!" teriak Nita di sela-sela larinya.

Semua sahabatnya memelototkan mata kagum, lalu mundur beberapa langkah dari area tersebut.

Nita melompat ke udara dengan sebelah kaki yang ia pajukan ke depan ala-ala kristiano Ronaldo menendang bola dengan gaya slow motion.

"SUPRI STOOOP!" teriak Yuli namun Nita tidak menggubris nya.

BRAK!

GUBRAK!

Setelah melakukan aksinya akhirnya Nita mendarat dengan sangat tidak estetik, gadis itu tersungkur, terkapar di atas lantai. Pintu berwarna hitam dengan logo tengkorak bersayap memakai mahkota itu terpental, copot dari engselnya.

Semua temannya meringis melihat nasib Nita yang sangat malang. "Mak Nita!" Teriak mereka bersamaan, kecuali Yuli.

Yuli menutup mulutnya menggunakan kedua tangan. "Astaga pintunya!" Teriaknya histeris. Yuli mulai terisak. "Pintunya ... mahal, hiks."

Dhita menggeplak kepala Yuli dari belakang. "Heh dungu! Pintu doang bisa dibeli, liat tuh si Supri encok."

" Tapi gue setuju sama si Juminten sih, ini pintu mahal banget. Tuh liat ada emas dua puluh empat karatnya," ucap Manda sambil mengamati corak di pintu tersebut.

𝐁'𝐁 𝐃𝐀𝐍𝐆𝐄𝐑𝐒! {END!}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang