💠 10 💠

2.4K 172 3
                                    

Arvin terbangun dari tidurnya karena menyadari ada seseorang yang menepuk-nepuk pipinya. Arvin juga merasakan bibirnya juga basah, entah itu air minum atau air ludah dari seseorang.

Saat kesadaran Arvin sudah terkumpul penuh. Ia kaget melihat Sandra yang sudah berada di atas perutnya. Apa-apaan ini? Berhati yang tadi dirasakan Arvin bukan mimpi, tetapi kenyataan. Karena sekarang sudah jelas Sandra berada di dalam pangkuannya.

“L-lo!”

Tangan Arvin yang tadinya melayang ke udara pun ia kepal kuat-kuat. Hampir saja Arvin menampar wajah kekasih kakaknya itu. Arvin segera bangkit dari tidurnya memeluk Sandra dengan erat.

“Kenapa kesini?” tanya Arvin to the poin.

Sandra yang tadinya memejamkan matanya pun  membuka matanya secara perlahan. Tangannya yang tadi diam pun Sandra alungkan ke leher pacarnya.

“Bangunin kamu lah, emang mau apa lagi? Aku mau ajak kamu joging, yuk. Mumpung kita libur,” ucap Sandra bersemangat.

Arvin menatap Sandra datar. Ia kembali menjatuhkan tubuhnya di ranjang. “Jangan sekarang Sand, aku masih mau tidur.”

Sandra mengerucutkan bibirnya kesal. “Issttt ayok Van. Kamu harus joging sama aku, biar sehat tambah kuat. Ayok!”

Arvin menghiraukan teriakan Sandra. Ia semakin nyaman dengan tidurnya. Sandra yang teramat kesal pun mendekatkan wajahnya ke arah Arvin. Mencium kedua matanya dan mencium bibir Arvin sekilas.

“Bangun nggak! Kalau kamu tetep mau tidur, aku nggak mau lagi sama kamu, aku nggak akan main lagi sama kamu, aku nggak--------.”

Cup.

“Berisik!” bentak Arvin mencium bibir Sandra sekilas. Lalu ia pun mengangkat tubuh Sandra agar menghindar dari pangkuannya.

“Tunggu dibawah. Aku mandi dulu,” ketus Arvin cuek.

Sandra bersorak senang. Kemudian ia pun beranjak dari duduknya meninggalkan kamar Arvin dan berjalan menemani Dira yang tengah memasak di dapur.

“Hay Sand. Arvan nya udah bangun belum?” tanya Dira basa-basi.

Sandra mengangguk. “Udah kok. Tadi dia mau mandi dulu, jadi aku kesini deh.”

Dira menghentikan aktivitasnya. “Sand, apa kamu merasa aneh sama Arvan? Maksud Bunda, apa kamu nyaman bersama Arvan yang sekarang.”

Sandra menaikan satu alisnya bingung. Kenapa Dira menanyakan itu kepada Sandra? Sudah pasti Sandra sangat bahagia dan senang. “Aku seneng kok Arvan balik lagi, apalagi sekarang dia suka merhatiin aku.”

Dira terdiam sesaat. Menatap manik mata Sandra yang tengah bahagia, Dira tersenyum kecut kalau membayangkan rahasia mereka terbongkar nanti. Apa Sandra masih bisa tersenyum seperti itu?

“Bun, Bunda kenapa?” tanya Sandra melambai-lambaikan tangannya menyadari Dira hanya diam sedari tadi.

“Aauhhhh, Bunda nggak papa. Cuma kepikiran aja kalau kalian nanti menikah, apa kalian------”

“PAGI BUNDA! PAGI SAYANG!” teriak Arvin menuruni tangga.

Arvin menghampiri Dira yang tengah tersenyum ke arahnya. Arvin mencium pipi Bundanya dan beralih kepada Sandra yang menundukkan kepalanya.

“Hey, kenapa kalian saling diam? Ayok makan. Bun ayo dong, aku udah laper banget ini. Arlina sama Alvin mana lagi?” tanya Arvin mencairkan suasana.

“Gue disini kak,” celetuk Arlina yang baru saja bergabung di meja makannya.

Alvin pun keluar dari kamarnya yang berada di atas. “Widih pagi-pagi begini udah ada yang nempelin tuh,” sindir Alvin kepada adiknya, Arvin.

Arvin menatap Alvin tajam. Sedangkan yang ditatap malah cengengesan tanpa dosa. Dira menghela nafas panjang, ia pun ikut duduk di meja makan sambil melirik ke arah Arvin dan Sandra yang saling diam.

“Kamu mau kemana Sand? Kok pake baju olahraga?” tanya Arlina memasukan sepotong roti ke dalam mulutnya.

Sandra menoleh ke arah Arlina. “Mau joging,” jawabnya santai. Arvin menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Sandra.

“Mau joging? Tanpa gue? Wahh sialan lo, gue juga mau kali joging bareng kalian,” ketus Arlina bersemangat.

Arvin menatap Arlina sinis. “Dihh ngapain pake ikut-ikutan segala. Udah di rumah aja, main noh sama Alvin. Nggak usah ikut gue sama Sandra.”

“Lah, ngapa larang-larang. Suka-suka gue lah, mau ikut atau nggak pun itu urusan gue buka elo wlee,” Ejek Arlina menjulurkan lidahnya ke depan.

Arvin mendengus sebal. Sedangkan Sandra menundukkan kepalanya sambil menahan tawanya agar tidak pecah di hadapan Arvin.

******

Arvan duduk ditepi ranjangnya dengan tubuh bergetar. Entah sampai kapan Arvan akan merasakan sakit seperti itu, tapi sungguh Arvan ingin sekali segera sembuh, lalu menemui keluarganya serta orang yang sangat dia cintai. Sandra, hanya gadis itu yang membuatnya tergila-gila sampai saat ini.

“Arvan, udah waktunya makan, kenapa kamu belum memakan makanan kamu juga?” tanya Flo, dokter yang mengurus Arvan sejak Arvan masih koma.

Arvan menatap Flo datar. “Tidak, rasanya sangat aneh. Dan hambar.”

Flo tersenyum, lalu duduk di sebelah Arvan. “Tidak hambar kok, cuma emang rasanya kayak gitu.”

Arvan tak bergeming. Ia hanya menatap ke arah jendela yang menampilkan matahari yang begitu cerah. Flo menghela nafas panjang, ia mengambil mangkuk makanan yang berisi bubur itu, lalu mengaduknya sampai bumbunya menyatu.

“Makan Ar, dengan begini kamu akan cepat sembuh dan bisa pulang ke Indonesia,” ucap Flo yang mampu membuat Arvan menoleh ke arahnya.

“Sini,” ketus Arvan merebut paksa mangkuk bubur yang berada di tangan Flo.

Arvan memakan bubur itu sambil membayangkan wajah Sandra yang tertawa dengannya. Sedangkan Flo menatap Arvan penuh kebahagiaan.

Sesudah makan, Arvan segera membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya tanpa melihat ke arah Flo yang menatapnya miris. Flo sudah lama menyukai Arvan, namun lelaki itu tidak pernah meliriknya sama sekali.

“Selamat tidur Ar, semoga mimpi indah,” gumam Flo menyelimuti tubuh Arvan hingga sebatas dada.

Setelah dipastikan Arvan tertidur pulas. Baru Flo keluar dari kamar lelaki itu sambil membawa mangkuk kotor bekas bubur tadi. Lama berpura-pura tidur akhirnya Arvan pun bangun kembali. Ia memegangi selimut yang melekat di tubuhnya.

“Lo nggak akan bisa ngegantiin posisi Sandra dihati gue Flo. Karena Sandra sama Flo beda jauh,” gumam Arvan menatap pintu rumah sakit dengan tatapan sayu.

Kapan gue bisa sembuh, kapan gue bisa ketemu Sandra? Apa Arvin jaga Sandra? Atau dia siksa Aghhhh mana mungkin Arvin nyiksa titipan gue-- batin Arvan.

-----------------------------------------------------------------------

Jangan lupa vote🙂

ARVIN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang