Arvin menghela nafas panjang. Ini adalah hari dimana ia menginjakan kakinya ke sekolah barunya. Negara Indonesia. Tempat kelahirannya yang sama sekali tidak ia rindukan karena waktu kecil negara itu yang membuatnya berpisah dengan keluarganya. Arvin termenung melihat Alvin dan Arlina yang berjalan di belakang.
“Kalian kenapa masih disitu? Ayok jalan!” sentak Arvin geram.
Memang sedari kemarin Arvin tidak suka kepada kedua saudaranya karena menatap Arvin sinis. Mungkin karena sikap Arvin yang sangar membuat mereka menundukkan kepalanya takut. Hanya Alvin yang enggan menyapanya.
“Lo duluan aja. Kita mau ke perpustakaan dulu,” ketus Alvin cuek.
“Eh kalian nggak boleh tinggalin gue, inget ya. Gue disini cuma sendiri. Nggak ada yang gue kenal kecuali kalian,” ujar Arvin menatap kedua saudaranya sinis.
“Kakak duluan aja. Ntar kalau kakak ketemu ruang guru, kakak masuk kesana. Nanti juga gurunya bakal bawa kakak ke kelas kakak,” ucap Arlina berjalan ke arah Arvin.
Laki-laki itu menatap adik bungsunya datar. Jujur saja ia sangat rindu kepada adik bungsunya itu, namun mengingat kejadian dimana Arlina menakut-nakutinya dengan hewan membuat Arvin mengurungkan niatnya.
“Ya udah sana, gue duluan,” ketus Arvin berjalan santai meninggalkan Arlina dan Alvin yang menatapnya tajam.
Setelah Arvin tidak terlihat lagi. Arlina menundukkan kepalanya. “Gue kangen kak Arvin, tapi kenapa kak Arvin jutek banget ya?”
Alvin mengusap kepala adiknya lembut. “Udah lah, ngapain juga kita pikirin Arvin, nggak guna tau ngga, Dek. Mending sekarang kita ke perpustakaan, ngambil buku yang kemaren kita baca.”
Arlina menatap kakaknya sekilas. Tak lama kemudian Arlina menganggukkan kepalanya mengikuti langkah kaki Alvin menuju perpustakaan.
Sedangkan di arah lain Arvin berjalan menyusuri karidor sekolah tanpa menanggapi ocehan para murid-murid yang memanggilnya. Malahan ada juga yang mengira kalau dirinya adalah Arvan.
Itu kak Arvan bukan si?
Anjir kenapa si Arvan jadi kayak badboy gitu yah?
Rambut Arvan kok jadi keren gitu, aneh!
Arvan makin ganteng kalau kancing atasnya dibuka.
Gila-gila! Sejak kapan Arvan pake tato!
Arvin menyipitkan matanya. Tatapan tajam nan dingin itu mampu membuat para mulut-mulut mereka bungkam. Saat Arvin ingin melangkah. Tiba-tiba ada seseorang yang menghalangi jalannya.
“Hah! Ini beneran Arvan?! Anjirr gila! Kapan gaya lo kayak gini Van ha-ha-ha!”
Arvin menaikan satu alisnya bingung. Kenapa dengan laki-laki yang berada di hadapannya ini? Arvin menggelengkan kepalanya lalu melanjutkan langkahnya. Namun berhenti kembali saat tasnya di tarik oleh laki-laki itu. Berani sekali dia.
“NGAPAIN LO TARIK-TARIK GUE BANGSAT!” bentak Arvin membuat laki-laki itu mematung.
Terlihat dia sangat kaget karena mendengar teriakan dari Arvin. “A-ar, lo kenapa bentak gue?”
Arvin mendengus sebal. Ia menatap laki-laki itu tajam nan dingin. “Apa?” tanyanya galak.
Laki-laki itu menggeleng. “Lo jangan natap gue gitu dong, gue takut anjir! Mata lo kayak mau keluar itu,” ucapnya bergidik ngeri.
Arvin menatap laki-laki itu datar. “Siapa sih lo?!”
Laki-laki itu mengerjap-ngerjapkan matanya kaget. Ia mengucek-ngucekan matanya menatap Arvin cengo. “Anjir! Lo kagak kenal gue Van? Gue Malik! Lo kagak kenal astaga, baru lahir lo kemuka bumi ini? Gue temen sebangku lo bangsul!”
![](https://img.wattpad.com/cover/264500586-288-k229183.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARVIN [SELESAI]
TeenfikceArvin Fatnon Mixcel. Tidak pernah ia bayangkan jika harus menjalani hidup serumit itu. Pada usianya yang terbilang masih muda itu harus bertunangan bahkan menikah dengan Sandra, yang notabenenya pacar kakaknya. Arvan menitipkan Sandra kepadanya buka...