5 tahun kemudian.
Sudah lima tahun berlalu, kini Fita hidup sendirian di Milan. Adapun kakak tirinya berkunjung, hanya sekedar mampir saja, lalu pulang ke rumahnya kembali. Lima tahun ini Fita habiskan untuk belajar dan berkerja, kesibukannya setiap harinya mulai menumpuk, apalagi sekarang ia sudah menjadi aktris terkenal di Milan.
“Tias, a-aku sudah lama mencintaimu, apa kamu mau menjadi pendamping hidupku,” ucap seorang lelaki tampan berjongkok di hadapan perempuan cantik nan anggun itu dengan tatapan penuh cinta.
Perempuan tersebut membekap mulutnya, lalu menganggukkan kepalanya. Terlihat laki-laki itu tersenyum senang, lalu mereka saling bertatapan lama. Sampai akhirnya laki-laki itu menarik tengkuk leher perempuan itu, berniat untuk menciumnya.
“Kat! Kat!” seru sutradara menggelengkan kepalanya.
“Ayolah Fita, kamu jangan tegang gitu dong. Disini pemeran Tias tidak tegang seperti ini,” ujar sutradara tersebut membuat Fita terdiam sejenak.
“Oke, kita ulang lagi,” ucap Fita santai.
Lalu mereka pun mengulang beraktingnya. Dan ya, hasil kedua lebih memuaskan dari hasil yang pertama karena Fita mulai meresapi pemeran Tias di film tersebut.
Fita menghela nafas panjang lalu duduk di kursi untuk beristirahat sejenak. Fita melirik ke arah menagernya yang sedang menata rambut Fita yang acak-acakan.
“El, apa tugasku sudah selesai? Rasanya aku ingin mengambil cuti selama sebulan atau dua bulan, aku ingin pulang ke Indonesia untuk menemui keluarga angkatku, apa bisa?” tanya Fita melihat kuku-kuku jarinya yang indah itu.
Eliana yang menjadi menejer Fita pun menoleh ke arahnya. “Banyak banget, mana kamu belum shooting film sama Mas Gilang lagi. Ini kan film layar lebar yang akan kamu peranin.”
Fita menghela nafas gusar. “Batalkan saja shooting film ketiga. Aku sangat lelah akhir-akhir ini, kamu pasti paham tentang kondisiku yang tidak stabil.”
Eliana terdiam sejenak. Fita yang melihat itupun hanya menghela nafas berat, lalu ia mengajak managernya untuk pulang karena shooting nya sudah selesai.
Saat Fita melangkah, tiba-tiba ada seseorang yang menahan tangannya. “Tunggu!”
Fita menoleh ke arah sumber suara. “Ada apa?”
“Ekhem, apa kau marah? Maaf tadi aku menciumu lebih dari lima detik, maafkan aku Fit. Aku tadi terbawa suasana,” ucap Azhar aktor terkenal sekaligus pasangan Fita yang berperan sebagai Nando di film layar lebar.
Fita mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia sudah terbiasa mendapatkan ciuman lama dari para aktor-aktor lainnya. Dan Fita hanya konsisten dalam menjalani perannya sebagai pasangan. Dan tentunya Fita tidak melibatkan perasaan.
“Tidak apa-apa, aku memakluminya.”
Fita mulai berjalan. Namun tangannya kembali ditahan oleh Azhar. “Emm Fit, apa kamu akan pulang ke Indonesia?”
Fita terdiam sesaat. “Mungkin. Kenapa kamu menanyakan soal itu?”
Azhar tersenyum samar. “Kalau begitu siap-siap besok. Kebetulan aku juga ingin pulang ke Indonesia untuk menemui keluargaku. Emmm kau pasti membutuhkanku untuk menjawab pertanyaan media.”
Fita menaikan satu alisnya. Tetapi benar juga apa kata Azhar, dia memang perlu seseorang untuk menjawab pertanyaan para netizen diluaran sana. Ia tidak mau gosip tahun lalu tersebar Kembali, dan itu membuat reputasi Fita menjadi hancur dalam sekejap.
“Oke, aku akan pulang bersamamu.”
“Ya sudah, sampai bertemu besok pagi, Tias you beautiful.” Goda Azhar mencolek dagu Fita gemas.
Fita menggeram kesal. “Kita tidak sedang berating, jangan coba-coba memancingku Azhar!”
“Why?”
*******
Arvin meremas artikel yang sedang ia pegang dengan kuat. Entah kenapa hatinya terasa sakit melihat wanita yang masih dia cintai berdampingan dengan seorang aktor terkenal. Ya, Arvin memang masih mencintai Fita. Dan mungkin rasa itu tidak akan pernah hilang sampai kapanpun.
“Di duga, Fita Fatnon Mixcel sedang menjalin hubungan khusus dengan Edgar Davids Santoni. Dan film princess lantonas Fita malu-malu mengakui hal tersebut, nyatanya memang Edgar sudah menyukainya jauh dari film itu dibangun.” Suara pembawa berita membuat Arvin semakin muak dengan kenyataan pahit itu.
Dengan segera Arvin menutup televisinya dan mendudukkan tubuhnya di kursi panjangnya. Robi yang melihat itupun hanya menggelengkan kepalanya.
“Harusnya lo lupain Fita. Ayolah Vin, lo udah punya Sandra. Bahkan dia udah ngandung anak lo, masa iya sih lo masih cinta sama orang lain, sedangkan bini lo? Dia makan hati terus,” ketus Robi kesal dengan rekan kerjanya itu.
Arvin memang sudah menikah tiga tahun yang lalu, bahkan Arvin sudah mempunyai benih di dalam kandungan Sandra. Tetapi perlu diketahui, Arvin sama sekali tidak menginginkan mereka. Arvin menganggap Sandra hanyalah titipan Arvan. Lagipula Arvin menghamili Sandra dalam keadaan mabuk. Bukan karena cinta ataupun memuaskan nafsunya.
Di dalam benak Arvin hanya ada Fita, dan Sandra. Dia hanyalah istri sekaligus boneka titipan kakaknya yang harus Arvin jaga. Dalam tiga tahun ini Arvin sama sekali tidak melaksanakan kewajibannya sebagai suami, begitupun dengan Sandra yang hanya bisa menerima takdir.
“Bacot. Gue mau pulang!” Arvin membanting pintu ruangannya membuat Robi mengelus-elus dadanya sabar.
“Lama-lama gue kasihan sama Sandra, Arvin sama sekali nggak lihat Sandra sekalipun, yang ada dipikirannya hanya Fita, Fita, dan Fita,” gumam Robi menatap punggung Arvin yang kian menjauh dari pandangannya.
Sesampainya di rumahnya, Arvin langsung melempar tas kerjanya di ranjang tempat tidurnya. Ia menoleh mendapati Sandra yang tengah mengelus-elus perut buncitnya.
Arvin tidak peduli dengan mereka. Yang ada dipikirannya saat ini adalah Fita, kapan perempuan itu akan kembali? Dan mengenai gosip itu? Arvin tidak bisa membayangkan bagaimana sakit hatinya dia setelah tau kalau Fita mempunyai pasangan di lokasi shooting seperti gosip yang beredar.
“Mas ... Kamu udah pulang,” ucap Sandra tersenyum getir. Tangannya hendak membuka dasi yang melekat dileher pria itu, namun dengan cepat Arvin menahannya.
“Jangan sentuh aku Sand! Kamu nggak lupa kan kalau aku dan kamu hanya sebatas teman. Dan ingat satu hal, kamu milik Arvan!” Tegas Arvin membuka dasinya sendiri dengan kasar.
Sandra menganggukkan kepalanya. Hampir setiap hari Sandra mendengar ucapan itu, dan Sandra memakluminya karena memang Arvin tidak menerimanya sebagai sang istri. Arvin hanya menganggap Sandra sebagai titipan Arvan, tidak lebih.
“Mas ... Sampai kapan kamu berperilaku dingin seperti ini? Apa kamu nggak mau menjalani pernikahan ini dengan baik. Maksudku, aku ingin menjadi istri yang sesungguhnya. Melayani suami dan tidur di sebelah suaminya,” ucap Sandra pelan.
“Jangan bermimpi Sandra, sampai kapanpun aku tidak mau menjalani pernikahan sialan ini. Kamu tau kan aku menjadi suamimu saja karena paksaan dari Bunda dan Ayah. Jangan terlalu berharap,” ucap Arvin menatap Sandra sinis.
Sedangkan Sandra menghela nafasnya gusar. “Lalu sampai kapan kamu bersikap seperti ini?”
“Sampai aku bercerai denganmu!”
Deg.
Tidak ... Ini tidak boleh terjadi.
===================================
Bersambung....
![](https://img.wattpad.com/cover/264500586-288-k229183.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARVIN [SELESAI]
Novela JuvenilArvin Fatnon Mixcel. Tidak pernah ia bayangkan jika harus menjalani hidup serumit itu. Pada usianya yang terbilang masih muda itu harus bertunangan bahkan menikah dengan Sandra, yang notabenenya pacar kakaknya. Arvan menitipkan Sandra kepadanya buka...