S1. Hati yang terobati

534 100 11
                                    

LOVE STORY KURAPIKA KURUTA
Chap. 7

Fanfiction.
Author : Kaname (Ken)
Genre : Romance, Action, Comedy
Anime : HunterxHunter
(Yoshihiro Togashi)
Characters : Kurapika, Gon, Killua, Leorio, Yuko, Nenek Emi, (...) +++
Background/Latar : sebuah desa terpencil di sebuah pulau dengan rimbun nya pepohonan.

.
.
.
.
.


Kurapika menyadari akan satu hal, Yuko seorang gadis kecil yang berada di hadapan nya ini, benar-benar bagaikan cahaya yang membasuh segala kegelapan yang menyelimuti dirinya.

Walau Kurapika tak berbicara, tapi ia tau, ia mendengar, dan ia merasakan tiap perhatian yang Yuko berikan padanya.

Selimut yang tiap malam dililitkan ketubuhnya, usapan lembut pada keningnya saat ia terlelap, hidangan makanan yang disiapkan oleh nenek Emi dan Yuko tiap pagi, siang dan malam untuk dirinya. Ucapan lembut yang terngiang di telinganya, usapan tangan yang halus menyentuh pipinya.

Kurapika merasakan itu tiap saat selama 6 bulan, memang tidak mengobati hancurnya hati dan jiwanya.
Tapi ini sangat membuatnya lebih tenang, perasaan ini, kehangatan pelukan, sentuhan lembut, ucapan yang menenangkan jiwa. Kurapika menyukainya, semua yang ia rasakan saat ini benar-benar ia sangat menyukainya. Ia berharap, semua perhatian ini tidak akan pernah hilang.

"Kurapika, aku sangat menyayangi mu." Yuko memeluk Kurapika dengan penuh kasih sayang.
Kurapika melepas pelukan Yuko, sontak membuat Yuko terkejut. "Kurapika?"

Kurapika meraih tangan kanan Yuko dan meletakan nya dipipi kirinya, "Terimakasih Yuko, terimakasih atas semua yang kamu berikan padaku." Ucapnya, dengan tatapan mata yang berlinang.
"Kurapika, tidak perlu berterimakasih." Yuko menyeka air mata Kurapika yang mengalir dipipinya.

"Tidak, aku harus mengatakan nya. Selama 6 bulan aku hanya diam, tidak pernah berbicara apa pun pada mu dan nenek Emi, maafkan aku." Kurapika merasa bersalah, depresinya membuatnya acuh.
"Tidak, aku dan Nenek tidak pernah memaksa mu untuk berbicara, aku dan Nenek mengerti apa yang saat ini kamu rasakan Kurapika. Jangan hiraukan kami, yang terpenting bagi kami, kamu merasa nyaman tinggal dengan ku dan Nenek." Jelasnya.

Kurapika menunduk terisak sedih, tangan kirinya masih menggenggam tangan kanan Yuko.

Yuko mengusap dengan lembut kening Kurapika hingga menyentuh halusnya rambut pirang miliknya. "Tidak apa, menangislah sepuasmu, agar semua kesedihan mu hilang walau hanya sesaat. Dan jangan takut aku akan tetap disisimu, karena sekarang kita adalah keluarga." Yuko terus berusaha menenangkan hati Kurapika.

Kurapika mengangkat kepalanya, dan melihat wajah Yuko, "Terimakasih." Ucapnya sendu.
Yuko tersenyum, "Iya."
Yuko mendekatkan keningnya di kening Kurapika, "Mulai sekarang katakan apa pun jika kamu butuh sesuatu, pasti aku dan Nenek akan segera membantu mu." Ucapnya.
Suara dan tatapan Yuko yang lembut, kali ini benar-benar membuat Kurapika terhanyut dalam ketenangan jiwa.

Kurapika tersenyum, dan ini adalah pertama kali Kurapika tersenyum kembali setelah 6 bulan ia depresi. Yuko sangat senang, setidaknya Kurapika sudah bisa tersenyum walau hanya sekejap.

***

Hari pun terus berganti ...

1 Minggu ini Kurapika semakin dekat dengan Yuko, kemana pun Yuko pergi Kurapika selalu disisinya seakan-akan ia tidak pernah mau sedetik saja tidak melihat Yuko.

Nenek Emi merasa senang Kurapika sudah mulai lebih sering tersenyum, dan lebih terbuka pada Yuko. Awalnya nenek Emi cemas jika Kurapika akan depresi berkelanjutan, tapi ternyata ia salah. Kasih sayang Yuko membuat Kurapika berubah.

***

Di taman bunga siang itu ...

Yuko sedang membuatkan sebuah mahkota bunga dengan lilitan tangkai lunak.
"Sedang apa?" Tanya Kurapika, ia baru saja datang dan menghampiri Yuko yang tengah asik sendiri ditengah-tengah bunga yang bermekaran.
"Sedang membuat mahkota." Jawabnya lembut.
"Mahkota?" Kurapika memperhatikan bentuk bunga yang Yuko buat.
"Iya, tunggu sebentar ya sedikit lagi selesai." Ucapnya, Yuko nampak bersemangat sekali.

Tak lama kemudian, mahkota bunga pun telah selesai Yuko buat. "Taraaa, selesai." Ia menunjukan nya pada Kurapika.
"Cantik." Ujarnya, Kurapika memperhatikan detail bentuk mahkota buatan Yuko tersebut.
"Hehe, sekarang akan aku pakaikan pada mu." Yuko meletakan mahkota itu tepat diatas kepala Kurapika.

Kurapika terkejut, "Untuk ku?"
"Ya tentu saja, aku sengaja membuatkan nya untuk mu. Ku rasa kamu sangat cantik bila mengenakan nya." Ucapnya, Yuko sangat terpukau melihat Kurapika, mahkota bunga itu benar-benar cocok untuknya.
"Tapi aku laki-laki." Kurapika merasa malu mendapat ucapan itu dari Yuko.
"Hihihi, kamu laki-laki tercantik yang pernah ku temui." Yuko merasa dirinya tidak memiliki wajah secantik Kurapika.

"Jahat, aku juga ingin terlihat tampan." Kurapika memalingkan wajahnya dari pandangan Yuko, Yuko pun tertawa kecil saat melihat ekspresi Kurapika yang seperti itu.
"Hahahaha ..." Yuko merasa senang dan tampa fikir panjang ia langsung memeluk Kurapika dengan erat, sontak Kurapika terkejut.
"Manis sekali Kurapika, kamu bisa ngambek juga hahahaha .." Yuko benar-benar sangat senang melihat Kurapika yang sekarang, nampak berbeda saat awal ia mengenalnya.

Kurapika pun tersenyum, dan membalas pelukan Yuko. "Terimakasih Yuko."

***

1 tahun telah berlalu semenjak, Kurapika tinggal dirumah nenek Emi. Kedekatan Kurapika dengan Yuko benar-benar membuat nenek Emi senang, Kurapika sudah mulai nampak ceria, dan senang bercanda dengan Yuko. Hari-hari mereka pun mereka habiskan dengan kebersamaan.

Bahkan mereka lebih senang tidur berdua, nenek padahal sudah larang untuk mereka tidak tidur bersama, tapi selama mereka masih kecil tidak apa-apa. Menurut nenek Emi.
Lagi pula Yuko sepertinya menganggap Kurapika seperti kakak kandungnya sendiri.

***

Pada siang itu ...

Kurapika dan Yuko pergi ke kota untuk menjual hasil panen buah apel pada pedagang buah disana. Selama diperjalanan Kurapika termenung Yuko pun menyadarinya.
"Ada apa Kurapika?" Tanyanya.

Kurapika melirik kearah keramaian orang-orang kota.
"Aku benci orang kota." Cetusnya.
Yuko yang paham dan mengerti maksud Kurapika, dengan segera menggenggam tangan Kurapika, "Tenang tetaplah bersama ku."

Yuko menarik Kurapika hingga ke pedagang buah apel, "Siang paman Tom." Sapa Yuko, pada seorang pria yang usianya terlihat baru saja mencapai 37 tahun.
"Wah Yuko, hari ini kamu membawa banyak apel rupanya." Jawab pria itu.
"Iya hehe, aku sangat senang kebun Nenek sedang subur." Ucapnya, Yuko melepas ranjang buahnya dan meletakan nya dibawah untuk di hitung oleh paman Tom.
Kurapika pun ikut menurunkan keranjang buah yang ia bawa dan meletakan nya disamping ranjang buah milik Yuko.

"Siapa anak laki-laki ini Yuko? Apa teman mu?" Tanya paman Tom.
"Dia keluarga ku." Jawab Yuko dengan tersenyum ceria.

Disaat Yuko sedang berbicara dengan pedagang apel, Kurapika tak sengaja mendengar percakapan kedua pria dewasa. Percakapan mereka menarik perhatian Kurapika dan ia pun mengikuti kedua pria tersebut.

"Jadi kamu akan ikut dengan ku ke pendaftaran ujian Hunter?" Ucap seorang pria botak berbadan kekar.
"Tentu, siapa yang tidak tertarik menjadi Hunter kan. Semua orang berbondong-bondong ingin menjadi Hunter." Jawab pria bertubuh kurus dengan rambut keriting layaknya sayur brokoli.

Kurapika yang teringat ucapan Ayahnya tentang seorang Hunter memutuskan untuk bertanya pada kedua pria dewasa tersebut.

"Permisi paman, maaf mengganggu pembicaraan kalian paman. Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian tentang Hunter, kalau boleh aku tau. Apa itu Hunter paman? Dan kenapa paman ingin sekali menjadi Hunter?" Cetus Kurapika yang tiba-tiba menyela pembicaraan kedua pria itu.

Kedua pria itu terkejut dan melirik Kurapika yang tingginya hanya setengah tubuh mereka.

"Eh?"

To be continue ...


Note : Jika kalian suka dengan Fanfic ini silahkan Vote dan tinggalkan komentar 👉🏻👈🏻🥺
(Agar aku makin semangat menulis)

𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑺𝒕𝒐𝒓𝒚 𝐊𝐮𝐫𝐚𝐩𝐢𝐤𝐚 𝐊𝐮𝐫𝐮𝐭𝐚 - 𝐇𝐗𝐇 (𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang