°••Happy reading••°
Setelah empat bulan berlalu...
Andresa menjalani kehidupan sebagai pegawai minimarket dari pukul empat sore sampai pukul 10 malam. Selain itu, setiap pagi dia menghantarkan pesanan bunga dan juga pesanan susu sapi murni ke rumah-rumah warga. Hal itu dilakukannya dari pukul enam pagi sampai pukul sembilan pagi.
Hidup Andresa sudah jauh lebih baik dan tercukupi. Usia kandungan sudah menginjak 7 bulan dan tentu saja perutnya sudah besar. Pekerjaannya membuat Andresa terpaksa mengayuh sepeda untuk menjangkau jarak tempuh yang cukup jauh, demi menghemat ongkos. Kalau ditanya apa Andresa tidak takut mengayuh sepeda sembari membawa kandungan yang sudah besar? Jawabannya adalah takut, tapi mau bagaimana lagi.
Pagi ini Andresa lebih cepat menghantarkan pesanan susu dan pesanan bunga ke rumah pelanggan, tangannya melirik ke jam tangan mungil pemberian Jimin, jam menunjukkan pukul 08.25 Am.
"Ah, hari ini selesai lebih cepat," gumam Andresa, pantatnya mendarat pada bangku taman yang terletak di pinggir kolam.
Sesekali kakinya yang menggantung bergerak ke kiri dan ke kanan untuk menyeruakkan rasa lelahnya karena dari pagi buta dia sudah bekerja.
Tatkala wajahnya tampak berpikir sesuatu. "Baju bayi sudah, sepatu mungil juga sudah, peralatan makan sudah. Apa lagi ya? Ehmm.... keranjang bayi sudah...kasur sudah...gendongan sudah...-"
"Apa tidak cape mengayuh sepeda butut itu dengan keadaan perut besar?" tanya Joy pada Andresa.
"Sangat cape, tapi sehat," jawab Andresa menoleh pada Joy.
"Uangmu sudah cukup sampai kau melahirkan nanti, pesanan bungamu juga semakin hari semakin banyak. Aku rasa berhentilah kerja di minimarket itu lagi. Biarkan dirimu beristirahat."
"Ah...aku rasa juga begitu, nanti aku pikirkan lagi."
"Kemarin aku dapat kabar, katanya daerah tanah lapang yang ada di dekat rumah kita akan dibangun sebuah butik yang cukup besar."
"Wah benarkah? Pasti setelah jadi mereka akan merekrut karyawan di sana."
"Aku akan mencoba melamar kesana."
"Siapa pemilik butik itu?" tanya Andresa yang sudah siap berdiri untuk menuntun sepedanya pulang.
"Dia dari pusat kota, nyonya Momo. Tadi aku bertemu suaminya yang sangat tampan, dia sendiri yang turun tangan melihat progres pembangunan gedungnya, sungguh suami idaman yang sayang istri."
DEG
jantung Andresa seperti hendak berhenti mendengarnya. Sudah hampir empat bulan dirinya tidur nyenyak, namun tuhan bertindak untuk memberinya cobaan lagi.Tangannya tergontai menggantung begitu saja membuat Joy menatap keheranan.
"Ada apa?" tanya Joy memegang pundak Andresa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Paradise - JHS [✔]
ФанфикSUDAH END [COMPLETE] Jika cinta hanya menggenggam dua pilihan, hidup dan mati. Maka aku akan memilih mati. Mati membawa cinta karna cinta yang hidup hanya akan membuatku sengsara - Kim Andresa. Mungkin, saat ini aku bodoh. Memilih meninggalkan dari...