18. Kebimbangan Jimin dan keyakinan Andresa

71 9 0
                                    

°•• Happy reading ••°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°•• Happy reading ••°

"Aku bilang, pulang." Peringat Andresa pada laki-laki yang sudah menghabiskan dua botol minuman berakohol dan sekarang juga tengah meneguk minuman itu untuk yang ke tiga botol.

"Aku akan pulang nanti, kau tidur duluan saja, katakan pada princess bahwa Appa Jimin mencintainya," balas Jimin yang masih dalam keadaan sadar.

"Apa yang kau lakukan? Kau bermain dengan wanita disana? Lalu aku siapa bagimu? Kau bilang akan menikahiku, Jimin."

Jimin tersenyum kecut mendengar penuturan Andresa. Tangan kanannya bergerak mengambil pergelangan tangan gadis yang ada di bawah sana, dia memberi kode agar gadis itu naik ke atas pangkuanya. "Benar, aku akan menikahimu. Aku hanya bermain-main di sini untuk memuaskan hawa nafsuku. Aku mencintaimu Andresa...."

"Cih..." desis Andresa tak terima. "Kenapa kau tidak melakukannya bersamaku saja? Kenapa melakukannya dengan wanita lain?"

Gadis yang bersama Jimin menidurkan kepalanya di dada Jimin. Sesekali jari telunjuknya mengusap bibir Jimin dan Jimin hanya menikmati saja. "Aku bermain kasar padamu, aku takut aku akan menyakitimu dan princess kita...kau lagi hamil, aku tidak sanggup meminta padamu, kau pasti kelelahan. Lagi pula....untuk apa kau khawatir. Kau kan hanya mencintai Hoseok, bukan aku. Jadi jangan berpura-pura seperti itu, aku sadar diri dan aku tidak ingin memaksamu untuk melakukan itu denganmu."

Andresa menahan napasnya dalam-dalam. "Apa kau bodoh!? Aku menunggumu sampai larut malam, apa kau tidak sadar? Jika aku tidak mencintaimu maka aku tidak akan marah padamu seperti sekarang. Apa kau sadar? Kau melukaiku sekarang. Aku marah dan aku tidak suka jika calon suamiku bermain dengan wanita lain. Puas, kau?"

Jimin menurunkan gadis keriting itu dari pangkuannya. "Andresa...jangan berbohong, aku tidak suka."

Andresa berkacak pinggang sekarang. "Bagaimana aku berbohong, Jimin? Aku benar-benar marah sekarang! Aku mencintaimu! Aku mencintaimu! Apa itu tidak puas terdengar di telingamu? Apa kau tega bercinta dengan gadis lain dan membiarkan rasa sakit terus menggerogoti hatiku?"

Hati Jimin menghangat, gadisnya mengomeli dirinya sekarang, sungguh Jimin melebarkan senyumannya sekarang. Jimin berdiri dari duduknya dan memperbaiki resleting celananya yang telah berbuka. "Apa kau ingin aku pulang sekarang?"

Dari seberang sana Andresa menganggukkan kepalanya. "Tentu saja. Princess juga merindukan Ayahnya. Kakinya terus menendang memberiku kode bahwa dia ingin Ayahnya segera pulang."

"Benarkah?"

"Benar sayangku. Awas saja jika juniormu menyentuh mahkota lain selain mahkotaku, akan aku bantai gadis itu. Juniormu hanya milikku, Jimin."

Ah, baiklah. Andresa membuat Jimin melayang dan senyum-senyum sendiri. Sudahlah~~ Jimin sudah luluh, jangan menambah ucapan lagi Andresa, atau kau akan benar-benar melihat Jimin yang meleleh dan pingsan di tempat. "Aku pulang....hehe."

The Paradise - JHS [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang