Happy reading...
Typo bertebaran...
...
Hidup Kim Doyoung itu sempurna. Suami kaya yang perhatian pada keluarganya, sahabat baik yang selalu menyemangati, dan tiga malaikat lucu yang mewarnai hari hari nya. Sempurna, bukan? Membuat orang orang menjadi iri.
Namun itu dulu, sebelum sebuah kenyataan pahit menyadarkannya dari hidup indahnya.
Kim Doyoung manusia paling beruntung, namun juga paling tragis dalam panggung hidupnya.
Ingin Doyoung pergi, terlalu sakit menahan luka sendiri. Mungkin bisikan iblis tuk bunuh diri adalah ide paling brilian saat ini.
Ya, Kim Doyoung ingin berpulang ke pangkuan sang kuasa, dunia terlalu tak adil pada dirinya.
Andai ini sebuah arena pertarungan, Kim Doyoung pasti sudah berlumuran darah nya sendiri. Tiap malam hanyalah sapaan pada sang pencipta yang Doyoung senandungkan, berharap besok dia tak lagi melihat busuknya dunia ini.
"Papa,"
Doyoung menoleh, mendapati Jeno di depan pintu kamarnya. Buru buru Doyoung menghapus air mata yang sedari tadi keluar dari mata indahnya.
"Ya?" Tanya Doyoung parau.
Jeno berjalan menghampiri Doyoung, duduk bersimpuh di depan Doyoung. "Papa, Jeno ikut."
Doyoung mencoba tersenyum manis seperti biasanya. "Ikut kemana?"
"I,i--ikut pergi ke surga dengan papa. Hiks." Ucap Jeno sambil menahan tangis.
Jeno tau ini sudah berakhir, rumah hangat miliknya kini menjadi sedingin kutub. Dan Jeno tau semua penyebabnya. Jeno tak ingin egois hanya untuk melihat papa nya sengsara karena harus bertahan di rumah ini.
"Jen--Jeno kenapa bicara seperti itu?" Isak Doyoung sembari memeluk tubuh anaknya.
"Jeno. Akan ikut kemana pun papa pergi, sekalipun itu harus kembali pada sang pencipta. Jeno ikut!" Tekad kuat Jeno.
Doyoung tak kuasa menahan tangisnya, diusapnya surai hitam Jeno. Dia tak bisa bertahan lagi, tapi jika dia pergi siapa yang akan mengurus ketiga malaikatnya. Doyoung harus kuat untuk anak anak nya.
Mereka berdua menangis, tanpa menyadari dua sosok lainnya menatap mereka dengan air mata yang sudah ikut meleleh.
"Papa, Jaemin juga ikut!" Teriak anak berwajah manis yang kini sudah berlari menubruk Doyoung.
Hancur sudah pertahanan Doyoung, niat nya untuk bertemu sang pencipta harus ia tunda karena rengekan pilu kedua anak kembarnya.
"Papa, Mark, Mark ju--juga ingin ikut." Ucap Mark anak pertamanya sambil meremas ujung bajunya.
Doyoung tersenyum sendu, dia tak bisa membawa Mark. Melihat wajah nya saja Doyoung ingin menjerit histeris.
"Tidak Mark, kau tetap tinggal." Lirih Doyoung dimana masih di dengar Mark.
Mark menggeleng ribut seketika."Tidak! Aku ikut papa."
"Mark,"
"Tidak! MESKI MARK BUKAN ANAK KANDUNG PAPA, MARK TETAP ANAK SULUNG PAPA! JADI MARK AKAN TETAP IKUT PAPA!"
Mendengar teriakan Mark, Doyoung tersenyum pilu. Benar, Mark bukan anak kandungnya, tapi tetap sajakan Mark anak Doyoung karena sudah sedari kecil dia mengurus Mark.
Akhirnya Doyoung mengangguk. Merentangkan tangan mengajak, Mark untuk masuk kedalam dekapannya.
Tanpa banyak berpikir, Mark langsung berlari menerjang Doyoung.
"Mark, kau akan menyesal nanti." Bisik Doyoung.
Mark menggeleng, dalam benaknya dia sudah menetukan pilihan, jadi dia tak akan menyesal memilih Doyoung papanya. Karena Doyoung adalah malaikat Mark.
...
Hehe, yang kemarin salah publis, ini baru yang betul.
Di pikir pikir hutang ia jadi banyak ya, hahaha
Tapi book ini mungkin cuma dikit per chap nya cuma narasi trus di kasih dialog dikit.
Btw book ini hasil duet ia dengan (lupa nama wp orangnya)
Mau lanjut?
Vote komen jangan lupa
Salam manis
IAKUMA_CHAN🐻
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side [JaeDo] ✔
FanfictionDaddy berubah, dan kami benci itu. Benci karena membuat papa menangis. #Jaedo IAKUMA_CHAN🐻